Belakangan warga media sosial sempat gaduh dan saling beradu argumen terkait kata ‘Anjay’ hingga menjadi trending topic di seluruh platform media digital. Hal ini dipicu oleh keterangan salah satu anggota Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) yang memaklumatkan penghentian mengucap kata ‘Anjay’ karena bernilai negatif. Apakah benar demikian?
Kata “Anjay” kalau dipandang dari penggunaannya sebagai umpatan memang bernilai negatif karena asal katanya ditarik dari kata ‘Anjing’. Seperti bahasa ‘Jijay’ yang merupakan pelesetan dari kata ‘Jijik’, atau kata ‘Lebay’ yang merupakan pelesetan dari kata ‘Lebih’ dalam arti melebih-lebihkan. Artinya kata ‘Anjay’ jika bersifat hinaan, umpatan, atau apapun yang bernada negatif maka bisa dinilai buruk.
Tetapi jangan lupa, di Indonesia terutama masyarakat Muslim-nya, kata ‘Anjay’ bahkan dipakai sebagai nama anak perempuan. Tak jarang kita temui anak yang bernama ‘Anjayna’ karena maknanya positif. Kata ‘Anjay’ di sini tidak sama dengan yang disebutkan di atas, pengambilan akar katanya dari Sumber Agama langsung, Al-Qur’an Al-Karim.
Tak bisa dipungkiri, Bahasa Arab sebagaimana disebut—Jawwad Ali— memiliki sejumlah 12.305.052 kosakata. Tak ayal, Bahasa Arab dikukuhkan sebagai bahasa dengan kosakata terbanyak dalam sejarah umat manusia. Tak heran, kita akan menemukan banyak sekali kata dalam bahasa Indonesia disadur dari akar kata Bahasa Arab. Salah satunya kata ‘Anjay’.
Bila kita telusuri, kata ‘Anjay’ (أَنْجَى ) dalam bahasa Arab, ia berasal dari akar kata Fi’il Tsulasi Mujarrad (نَجَى يَنْجُو نَجْوًا ) yang bermakna selamat. Kata ‘Anjay’ (أَنْجَى ) mengikuti wazan (اَفْعَلَ) dengan faidah (لِلتَّعْدِيَّة) memuta’addikan fi’il lazim, sehingga bermakna menyelamatkan.
Ada setidaknya 9 kalimat ‘Anjay’ yang tercatat di dalam Al-Qur’an. Sebagai berikut:
وَاَنْجَيْنَا مُوْسٰى وَمَنْ مَّعَهٗٓ اَجْمَعِيْنَ
“Dan Kami selamatkan Musa dan orang-orang yang bersamanya.” (QS. Asy-Syu’ara: 65)
وَأَنْجَيْنَا الَّذِينَ آمَنُوا وَكَانُوا يَتَّقُونَ
“Dan telah Kami selamatkan orang-orang yang beriman dan mereka itu selalu bertakwa.” (QS. An-Naml: 53)
وَإِذْ فَرَقْنَا بِكُمُ الْبَحْرَ فَأَنْجَيْنَاكُمْ وَأَغْرَقْنَا آلَ فِرْعَوْنَ
“Dan (ingatlah) ketika Kami membelah laut untukmu, sehingga kamu dapat Kami selamatkan dan Kami tenggelamkan (Fir‘aun dan) pengikut-pengikut Fir‘aun, sedang kamu menyaksikan.” (QS. Al-Baqarah: 50)
فَكَذَّبُوهُ فَأَنْجَيْنَاهُ وَالَّذِينَ مَعَهُ فِي الْفُلْكِ
“Maka mereka mendustakannya (Nuh). Lalu Kami selamatkan dia dan orang-orang yang bersamanya di dalam kapal. Kami tenggelamkan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami. Sesungguhnya mereka adalah kaum yang buta (mata hatinya).” (QS. Al-A’raf: 64)
فَأَنْجَيْنَاهُ وَالَّذِينَ مَعَهُ بِرَحْمَةٍ مِنَّا
“Maka Kami selamatkan dia (Hud) dan orang-orang yang bersamanya dengan rahmat Kami dan Kami musnahkan sampai ke akar-akarnya orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami. Mereka bukanlah orang-orang beriman.” (QS. Al-A’raf: 72)
فَأَنْجَيْنَاهُ وَأَهْلَهُ إِلَّا امْرَأَتَهُ كَانَتْ مِنَ الْغَابِرِينَ
“Kemudian Kami selamatkan dia dan pengikutnya, kecuali istrinya. Dia (istrinya) termasuk orang-orang yang tertinggal.” (QS. Al-A’raf: 83)
وَإِذْ أَنْجَيْنَاكُمْ مِنْ آلِ فِرْعَوْنَ يَسُومُونَكُمْ سُوءَ الْعَذَابِ …
“Dan (ingatlah wahai Bani Israil) ketika Kami menyelamatkan kamu dari (Fir‘aun) dan kaumnya, yang menyiksa kamu dengan siksaan yang sangat berat…” (QS. Al-A’raf: 141)
فَلَمَّا نَسُوا مَا ذُكِّرُوا بِهِ أَنْجَيْنَا الَّذِينَ يَنْهَوْنَ عَنِ السُّوءِ
“Maka setelah mereka melupakan apa yang diperingatkan kepada mereka, Kami selamatkan orang-orang yang melarang orang berbuat jahat.” (QS. Al-A’raf: 165)
لَئِنْ أَنْجَيْتَنَا مِنْ هَٰذِهِ لَنَكُونَنَّ مِنَ الشَّاكِرِينَ
“…Sekiranya Engkau menyelamatkan kami dari (bahaya) ini, pasti kami termasuk orang-orang yang bersyukur.” (QS. Yunus: 22)
Secara global, dari paparan ayat-ayat di atas, kata ‘Anjayna’ bermakna ‘Kami Menyelamatkan’ konteksnya Allah menyelamatkan kaum beriman dari teror dan ancaman orang-orang kafir. Allah Maha Penyelamat. Dengan kata lain, sebagai umat yang beriman kita tak perlu galau jika mengalami kesulitan hidup, apa pun bentuknya.
Artinya solusi terbaik adalah dengan mengingat kata ‘Anjay’ di dalam al-Qur’an, yakni segera memohon pertolongan kepada Allah. Sebab, Allahlah yang Maha Penolong. Apalagi cuma sekadar menyelamatkan manusia macam kita yang hina-dina ini terjerumus ke lubang neraka, maka ‘Anjayna’ urusan yang teramat kecil bagi luasnya pertolongan Allah.
Akhirnya, kalau kita ngomong ‘Anjay’ kembalikanlah artinya ke al-Qur’an, insya Allah akan tercatat sebagai pahala. Dengan satu syarat, niat kita untuk merenungi kisah-kisah para Nabi yang diselamatkan Allah dan memuliakan ayat-ayat-Nya. Wallahhu a’lam.