Dalam pertemuan dengan sejumlah ulama di Indonesia, tiba-tiba Gus Dur mengambil mikrophon dan bercerita tentang masa mudanya ketika sedang berkunjung ke Maroko, “Suatu ketika saya membaca kitab Akhlak karya Professor Ahmad Amin Guru Besar Universitas Al-Mishriyah Kairo di sebuah masjid kecil di Maroko.” kata Gus Dur.
“Karena terhanyut oleh isi kitab tersebut, saya menangis. Tak tertahankan. Saya menangis sangat keras sekali.”
Karena tangisannya sangat keras, banyak orang yang mendengar tangisan Gus Dur muda.
“Bahkan karena saking kerasnya, saya diusir oleh takmir masjid di Maroko.”
Gus Dur tidak menjelaskan apa isi kitab yang membuat beliau menangis. Gus Dur Hanya menjelaskan bahwa kitab Akhlak itulah yang mengubah hidupnya. Bahkan kitab itu pula yang memberikan motivasi Gus Dur sehingga menjadi presiden.
“Kitab akhlak inilah yang dapat mengubah hidup saya. Kalau tidak membaca kitab ini, mungkin saya tidak sampai jadi presiden. Kalau saya tidak membaca buku itu, mungkin saya tidak jadi Presiden,”
Buku tersebut bukan hanya memberikan motivasi untuk menjadi presiden. Gus Dur bahkan mengatakan bahwa kitab akhlak yang dibacanya bisa memberikan solusi persoalan bangsa. Meskipun sekali lagi Gus Dur tidak menyebutkan contohnya.
“Inilah buku yang akan menyelesaikan persoalan bangsa Indonesia dan mengubah nasib anda! Agaknya ini tepat, mengingat berbagai dinamika dan perkembangan yang akan Indonesia hadapi, kini dan ke depan.”
Kisah ini ditulis di sampul terakhir kitab Akhlak karya Ahmad Amin yang sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh Hasan Aminudin dan diterbitkan penerbit Quantum Media Surabaya pada tahun 2012. (RM)