Dua orang berbaju putih duduk di kanan-kiri mimbar. Begitu bilal selesai azan, keduanya bangkit dari duduk, saling bersitatap. Keduanya mulai ragu, giliran dia yang jadi imam ataukah bukan?
Keduanya sama-sama berdiri, tapi mereka lalu ragu kembali, apakah hari ini Jumat Pon atau Legi. Keduanya sama-sama melangkah satu kali, mendekati mimbar.
Apa yang terjadi? Bayangkan saja sendiri!
Pengalaman berikutnya. Seorang imam Jumat yang baru pertama kali diangkat, menyelesaikan salat. Hadirin sudah bubar. Dia melihat amplop putih kecil di balik sajadah.
Sejurus kemudian, ia mengambilnya dan memasukkan ke kantong baju. Ia keluar menuju kamar kecil untuk pipis, tentu sembari mengobati rasa penasaran, ingin tahu berapa isi amplonya. “Wuih, seket ewu, Rek!” katanya. Maksudnya 50 ribu.
Begitu ia kembali, orang-orang yang masih tetap di masjid menatapnya seraya tersenyum. Rupanya, bunyi cucuran dan kecipak air, serta suara dia barusan, terdengar di seluruh ruangan karena sang imam lupa melepas mikrofon nirkabel-nya yang masih aktif ketika tadi hendak keluar.
Kisah selanjutnya tentang bacaan surat Al-Quran saat salat Jumat.
Seorang imam mendadak lupa saat membaca surah setelah al-Fatihah. Rakaat pertama sudah aman. Al-Ghasyiyah dibaca dengan
lancar dan khidmat.
Rakaat kedua dimulai. Pada ayat keduabelas entah ketigabelas Surah Al-A’la. Namun, mendadak ia lupa. Ia mencoba mengulang dari ayat kesepuluh, tetap lupa.
Jamaah sudah mengingatkan, tapi ia benar-benar lupa. Tiba-tiba terlintas di dalam pikiraannya kejadian tadi pagi: saat mau menyalakan mobil tapi dinamo starternya tidak ngangkat karena strum akinya lemah. Wah, celaka, aki lemah terbawa-bawa ke dalam saalat.
Akhirnya, sang imam membaca lagi dari depan, tapi ganti surah Al-Kausar, yang sangat pendek itu.
***
INI BUKAN PENGALAMAN SAYA. Perlu saya utarakan supaya ndak ada yang berkomentar “jangan-jangan ini pengalaman pribadi”.