Salah satu media dalam menyampaikan ajaran adalah melalui seni musik. Musik merupakan sarana penggambaran ekspresi manusia yang dikemas dalam nada dan irama. Ekspresi tersebut bisa terserap dari, nilai- nilai filosofis, etika, kebebasan, perasaan, pemikiran, yang tidak lepas dari kehidupan sehari- hari manusia dalam memenuhi kebutuhan estetisnya. Islam sendiri tidak membatasi dengan keras keberadaan musik, seperti yang dijelaskan oleh Yusuf Qardhawi dalam salah satu bukunya Halal dan Haram, karena musik juga salah satu bentuk hiburan, yang menghibur jiwa dan menyenangkan hati (Masyitoh: 2021)
Belakangan musik sudah beredar melalui platform digital, di sertai berbagai genre, pop, jazz, campursari, k- pop, dangdut, dan rock n roll. Rock N Roll merupakan musik yang memiliki nada dan instrumen yang energik. Dasar dari musik rock adalah musik rock and roll yang lahir di Amerika pada akhir tahun 1940an, namun bentuk asli dari musik rock and roll adalah musik rock yang memadukan unsur RandB, blues, jazz, serta musik folk dan gospel yang apatis. (Saputro: 2019)
Perkembangan Musik Rock di Indonesia
Musik rock masuk ke Indonesia pada tahun 1950-an melalui film Rock Around the Clock dan lagu-lagu karya Elvis Presley. Awalnya musik rock diterima dan berkembang di masyarakat Indonesia, khususnya di kalangan generasi muda, namun hal ini berubah pada masa demokrasi terpimpin. Musik rock sedang diputar bagian dari imperialisme budaya. Pernyataan tentang Imperialisme Budaya Demikian disampaikan Bung Karno dalam pidatonya di Manipol Usdek tanggal 17 Agustus 1959, yang diputuskan oleh komite penasihat yang lebih tinggi pada bulan September 1959 sebagai pedoman kebijakan negara.
Pada zaman itu musik rock dianggap ancaman bagi kebudayaan nasional, karena dianggap buruk mengancam mental bangsa Indonesia.Keputusan Presiden Nomor 11 Tahun 1963 memang musik rock menghadapi tantangan nyata. Pemerintah mengambil langkah tegas, melarang impor lagu-lagu Barat oleh The Beatles, The Rolling Stones, Elvis Presley dan grup musik lainnya serta pemusnahan massal piringan hitam. (Saputro: 2019)
Pada akhir tahun 1980-an, musik rock menjadi populer di Indonesia, mengarah ke junk metal. Band dengan gaya musik yang lebih ekstrim dibandingkan heavy metal adalah Slayer, Metallica, Exodus, Megadeth, Kreator, Sodom, Anthrax dan Sepultura. Band Slank juga hadir di tengah gempuran musik junk metal tanah air. Berasal dari Red Evil, grup ini kemudian berganti nama menjadi Slank karena musik yang mereka mainkan tidak pernah mirip dengan grup penyanyi aslinya dan penampilan mereka sering disebut bahasa gaul. Namun dalam perkembangannya, Slank banyak membawakan lagu-lagu yang mengandung kritik sosial. (Simanjuntak: 2021)
Berislam dan Bermusik Rock
Penilaian satanic, kebebasan, liar, itu adalah ungkapan masyarakat yang menangkap cover dari peminat rock saja. Bukan sebagai penilaian konten atau isi yang ada. Yang terdapat berbagai nilai- nilai yang ada. Musik dan doa mempunyai hubungan yang erat. Musik memungkinkan orang untuk mengungkapkan apa yang tidak dapat diungkapkan dengan kata-kata. Keluhan atau tawa dalam kehidupan sehari-hari bisa berarti lebih dari sekedar kata-kata yang menggambarkan perasaan itu ada di hati dan pikiran orang-orang. Musik menyentuh emosi manusia sedemikian rupa sehingga komunikasinya benar-benar terasa bahkan ada yang mengantarkan jiwanya kepada Tuhan. (Dewa: 2014)
Beberapa lirik lagu dalam rock juga terselip nilai- nilai dakwah, seperti lirik lagu “Dear God” dari lirik “I found you, something told me to stay”. Yang bercerita kerinduan cinta seseorang, terhadap kekasih yang bisa dihayati, manusia atau Tuhan. Ada lagi seperti lirik musik rock Tipe- X dengan “Judul Kamu Nggak Sendirian”, begini liriknya “Percayalah padaku meski di gelap malam Kamu nggak sendirian”, seperti mengisahkan bahwa dalam kesendirian pun kita tidak pernah sendiri, pasti ada Tuhan yang mendampingi. Seperti dalil Qur’an dalam surat At- Taubah ayat 40. Yang sama maknanya dengan lagu tersebut.
Muslim Rock N Roll merupakan muslim yang memiliki gairah menikmati musik rock yang penuh energik, sebagai bentuk representasi, bahwa hidup harus dijalani dengan perjuangan dan semangat. Musik religi sebenarnya bukan musik identitas tapi musik kontekstual, yang mana Musik religi adalah hiburan yang menyenangkan karena mendekatkan kita dengan Sang Pencipta. Kekuatan musik religi terdapat pada lirik atau syair, karena memiliki makna yang lebih mendalam. Maka bermusik rock bila membangkitkan semangat kita melakukan ajaran nya tidak mengapa. (Masyitoh: 2021)
Baju punk, rambut gimbal, celana robek, hanyalah cover dari penikmat musik rock. Bukan inti dari bermusik dan Inti dari berislam adalah melihat konteks perilaku di antara norma sosial yang ada. Serta diiringi kepekaan sosial terhadap bersosial di masyarakat. Menikmati Musik rock dan mengaktualisasikan lirik yang ada dipandang sebagai salah satu media alternatif dalam berdakwah karena musik telah menjadi bagian integral dalam aktivitas masyarakat dan musik telah semakin meluas yang dapat didengarkan oleh siapa saja, dimana saja, dan kapan saja. Sekian.