Kholili Kholil
Penulis Kolom

Alumni Pesantren Lirboyo-Kediri. Saat ini mengajar di Pesantren Cangaan Pasuruan, Jawa Timur.

Tiga Sahabat Nabi yang Usianya Panjang

Wafatnya Kiai Maimoen Zubair di usia mendekati satu abad, mengingatkan saya pada tiga Sahabat Nabi yang juga wafat di usia lanjut sekali.  Berikut  ini adalah biografi beberapa sahabat Nabi saw yang diberi panjang umur.

Salman al-Farisi

Sahabat satu ini sangat masyhur. Selain karena berasal dari Persia, ia dikenal karena jasanya yang besar dalam Perang Khandaq (parit). Dzahabi menyebut bahwa ada satu pendapat yang berkata bahwa umur Salman mencapai dua ratus tahun. Namun setelah Dzahabi meneliti lebih lanjut, ia akhirnya menyimpulkan bahwa Salman meninggal pada kisaran usia 90-an tahun.

Kisah pencarian Salman pada agama Islam cukup panjang dan lumayan masyhur. Dalam kisah yang ia ceritakan pada Ibnu Abbas itu dia menyebut bahwa dia berasal dari Jayy, Isfahan.

Setelah berpetualang cukup lama, ia akhirnya sampai ke Madinah dan masuk Islam. Menariknya, Nawawi dalam Majmu’ dan Zurqani dalam Manahilul Irfan menceritakan bahwa penduduk Persia pernah meminta Salman menulis terjemahan Alquran ke dalam Bahasa Persia. Salman pun setuju dan menunjukkannya pada Nabi. Nabi pun tampak setuju. Jadilah, Salman penerjemah Alquran pertama.

Hassan bin Tsabit

Di masa Jahiliyyah ia adalah penyair dari Yatsrib. Saat itu Yatsrib berisi dua suku besar: Aws dan Khazraj. Dua suku ini saling berperang satu sama lain. Sebagai masyarakat yang memuja puisi, perang saat itu tak hanya melibatkan senjata namun juga para penyair. Hassan menjadi penyair andalan Suku Khazraj. Sedangkan Suku Aws mengandalkan Qays bin Khuthaim.

Baca juga:  Sayidah Khadijah, Teladan Kaum Perempuan Pekerja

Saat usianya menapak enam puluh tahun, Hassan (beserta mayoritas Suku Aws dan Khazraj) mendengar seorang adil dari Makkah yang selalu ditindas orang Qurays. Akhirnya ia dan mayoritas penduduk Yatsrib memeluk Islam dan mempersilahkan Nabi hijrah ke Yatsrib yang kemudian hari dinamakan Madinah.

Ibnul Atsir dalam Usdul Ghabah menyebut bahwa Hassan meninggal di masa Ali dalam usia lebih dari 120 tahun.

 

Hakim bin Hizam

Ia adalah pembesar Suku Qurays di masa Jahiliyyah. Dzahabi menceritakan bahwa ia dilahirkan di dalam Kakbah. Kala itu ibu Hakim sedang hamil tua. Ibu hakim dan kawan-kawan perempuannya masuk ke dalam Kakbah. Saat di dalam Kakbah ternyata ibunya mengalami pembukaan (makhadl). Dan tak berselang lama ibunya melahirkan Hakim.

Hakim masuk Islam saat Fathu Makkah. Ia mengikuti Perang Hunain dan meminta rampasan perang yang cukup banyak kepada Nabi. Nabi sempat menyindirnya dan mengatakan: “Tangan di atas lebih baik ketimbang tangan di bawah.”

Lalu Hakim berkata, “Wahai Rasul! Aku tak akan meminta harta kepada siapa pun selain dirimu.” Benarlah saat Abu Bakar dan ‘Umar berkuasa, Hakim tak pernah menerima rampasan perang meskipun mereka berdua memberinya.

Ibnu Mandah menyebut bahwa ia meninggal tahun 54 Hijriyah pada usia lebih dari 120 tahun.

 

Baca juga:  Ketika Gus Dur Meriwayatkan Sebuah Kuburan

Qadli Syuraih

Syuraih adalah tabi’in (ia menemui zaman Nabi namun tak pernah bertemu) dan hakim masyhur. Saat kecil dia pernah difitnah oleh kawan-kawannya. Akhirnya ia pun dipukuli oleh ayahnya akibat fitnah tersebut. Sejak saat itu ia bertekad untuk selalu menolong orang yang dizalimi.

Saat usianya menginjak 30-an tahun, ia bertemu dengan Ali bin Abi Thalib yang diutus pergi ke Hadlramaut oleh Nabi SAW. Syuraih menanyakan beberapa hal yang salah satunya, “Apa ajaran agamamu?”

Ali menjawab dengan ayat:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ كُونُواْ قَوَّامِينَ لله شُهَدَاء بِالْقِسْطِ وَلاَ يَجْرِمَنَّكُمْ شَنَآنُ قَوْمٍ عَلَى أَلاَّ تَعْدِلُواْ

“Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah; menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap suatu kaum mendorong kamu untuk berlaku tidak adil.”

Syuraih menjawab, “Betapa indahnya agama ini. Baiklah aku ikut agama ini”. Pada masa ‘Umar ia diangkat menjadi hakim. Saat menjadi hakim ia dikenal sebagai hakim yang sangat adil. Ali bahkan memujinya sebagai “hakim paling adil dalam sejarah Arab”.

Dzahabi menyebut bahwa Syuraih meninggal pada usia 108 tahun di masa Dinasti Umayyah.

Demikianlah beberapa biografi orang-orang yang dianugerahi umur panjang (mu’ammarin). Dalam sebuah hadis dikatakan: orang paling baik adalah ia yang berumur panjang dan amalnya bagus. Semoga kita dianugerahi umur panjang dan amal bagus. (atk)

Katalog Buku Alif.ID
Apa Reaksi Anda?
Bangga
4
Ingin Tahu
3
Senang
4
Terhibur
2
Terinspirasi
4
Terkejut
1
Lihat Komentar (0)

Komentari

Scroll To Top