Kholili Kholil
Penulis Kolom

Alumni Pesantren Lirboyo-Kediri. Saat ini mengajar di Pesantren Cangaan Pasuruan, Jawa Timur.

Sejarah Nabi Muhammad (5): Figur-figur yang Berpengaruh Saat Nabi Muhammad Kecil

Sejarah Nabi Muhammad 5

Para ulama menyebutkan hikmah yatim piatunya Rasulullah SAW adalah agar tidak ada “tangan-tangan” makhluk yang mendidik beliau. Senada dengan ini Rasul saw bersabda:

أدبني ربي فأحسن تأديبي

“Aku dididik tuhanku, dan ia pun mendidikku dengan bagus.”

Meski demikian, tetap ada saja didikan Allah yang “dititipkan” melalui perantara-perantara makhluknya. Walaupun pada hakikatnya itu adalah didikan dari Allah swt. Adalah Aminah binti Wahb, ibu Rasulullah saw. Sebagai bocah yang telah yatim sejak dalam kandungan, tentu saja peran Aminah sangat besar dalam mendidik Rasulullah saw. Saat usia Nabi saw menginjak delapan tahun, Aminah mengajak nabi bersilaturahmi ke keluarga pamannya di Madinah. Barangkali inilah didikan Aminah sehingga Rasulullah saw seringkali memerintahkan untuk menyambung kekerabatan. Shilul arham, fa innaha munsa’atun lil atsar, bersilaturahmilah karena hal itu bisa memanjangkan umur.

Figur yang mempengaruhi Nabi saw selanjutnya barangkali adalah Halimah dari Suku Sa’d bin Bakr. Beliau tinggal di rumah Halimah sekitar enam tahun untuk menyusu. Tentu masa-masa balita seperti ini sangat mempengaruhi lingkungan Nabi saw. Walaupun perkampungan Bani Sa’d adalah perkampungan yang sangat gersang, namun “tangan halus” Halimah membuat Rasulullah saw tumbuh sebagai pribadi yang penyabar dan pemaaf. Di kampung ini pula Rasulullah saw mengenal Bahasa Arab dalam tingkatan tertingginya. Beliau mengenang hal ini dalam satu hadis yang beliau sabdakan, “Aku adalah orang Arab paling fashih. Karena aku terlahir dari Quraisy dan aku tumbuh di Bani Sa’d bin Bakr.” Masa kecil inilah yang menjadikan Nabi saw sebagai pribadi yang sabdanya mampu membuat para sahabat terpesona.

Baca juga:  Sisi Lain Pangeran Diponegoro

Figur selanjutnya yang mempengaruhi Nabi saw adalah kakeknya, Abdul Muthallib. Sebagaimana sudah maklum, para leluhur Nabi saw adalah pemimpin di Makkah. Mereka semua adalah pemegang jabatan siqayah, rifadah, dan pemimpin Dar al-Nadwah. Begitu pula Abdul Muthallib. Saat kecil Nabi saw seringkali diajak Abdul Muthallib duduk-duduk di sekitaran Kakbah dan melihat aktivitas masyarakat Makkah. Tentu saja hal ini secara tidak langsung mendidik Nabi saw sebagai calon pemimpin masa depan. Saat Nabi saw tinggal di Bani Sa’d pun, Abdul Muthallib setiap tahunnya selalu menjenguk beliau dan memenuhi kebutuhan-kebutuhan beliau. Pada intinya tidak berlebihan jika jiwa ksatria yang dimiliki Rasul saw adalah warisan yang diwariskan Abdul Muthallib kepada beliau.

Figur yang kemungkinan mempengaruhi Nabi saw di masa kecilnya adalah Waraqah b. Naufal. Waraqah adalah salah seorang pendeta yang masih memegang teguh ajaran Ibrahim. Menurut satu riwayat, saat Nabi saw masih kecil pun Waraqah telah akrab dengan Nabi saw karena ia tahu bahwa Muhammad saw akan menjadi nabi penutup. Contohnya saat Halimah mengantar Nabi saw pulang ke Makkah. Kala itu Nabi saw terlepas dari pengawasan dan hilang di pinggiran Makkah. Lalu Abdul Muthallib memerintahkan simpatisannya untuk mencari beliau. Saat inilah dalam satu riwayat disebutkan bahwa Waraqah menemukan beliau. Kisah ini diabadikan Allah swt dalam Alquran:

Baca juga:  Pesantren Citangkolo dan Jejaring Pangeran Diponegoro

ووجدك ضالًّا فهدى

“Dan Allah menemukanmu hilang lalu ia menunjukkanmu.”

Namun pengaruh Waraqah ini tidak lantas membenarkan anggapan bahwa Nabi saw adalah orang yang menerima ajaran Ibrahim melalui Waraqah. Sebagian pendeta Kristen di masa itu, seperti Yohanes dari Damaskus, menuduh bahwa Nabi saw menyerap ajaran-ajaran Ibrahim dari Waraqah dan Buhaira. Tentu saja ucapan ini tidak benar. Karena mereka tidak menemui masa diutusnya Nabi saw sebagai seorang rasul kecuali hanya beberapa waktu saja.

Demikianlah beberapa figur yang mana melalui mereka Allah mendidik Rasulullah saw sebagai revolusioner agung hingga akhir zaman menjemput. Shallallhu alaihi wa sallam.

Katalog Buku Alif.ID
Apa Reaksi Anda?
Bangga
0
Ingin Tahu
0
Senang
0
Terhibur
0
Terinspirasi
0
Terkejut
0
Lihat Komentar (0)

Komentari

Scroll To Top