“Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: “Sujudlah kamu kepada Adam,” maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur dan adalah ia termasuk golongan orang-orang yang kafir.(Q.s. al- Baqarah, 34).
وَإِذْ قُلْنَا لِلْمَلَٰٓئِكَةِ ٱسْجُدُوا۟ لِءَادَمَ فَسَجَدُوٓا۟ إِلَّآ إِبْلِيسَ أَبَىٰ وَٱسْتَكْبَرَ وَكَانَ مِنَ ٱلْكَٰفِرِينَ
Pada ayat lain disebutkan :
قَالَ يَا إِبْلِيسُ مَا مَنَعَكَ أَن تَسْجُدَ لِمَا خَلَقْتُ بِيَدَيَّ أَسْتَكْبَرْتَ أَمْ كُنتَ مِنَ الْعَالِينَ ﴿٧٥﴾
قَالَ أَنَا۠ خَيْرٌ مِّنْهُ خَلَقْتَنِى مِن نَّارٍ وَخَلَقْتَهُۥ مِن طِينٍ (٧٦)
Allah berfirman: “Hai iblis, apakah yang menghalangi kamu sujud kepada yang telah Ku-ciptakan dengan kedua tangan-Ku. Apakah kamu menyombongkan diri ataukah kamu (merasa) termasuk orang-orang yang (lebih) tinggi?”. Iblis berkata: “Aku lebih baik daripadanya, karena Engkau ciptakan aku dari api, sedangkan dia Engkau ciptakan dari tanah”.(Q.s. Shad, 75-76).
Allah menyebut Iblis sebagai kafir, bukan karena dia tidak percaya kepada Tuhan, tetapi karena dia menolak perintah Tuhan agar menghormat Adam dan Dia merasa diri lebih baik dan lebih hebat daripada Adam. Dia sombong.
Jadi makhluk Allah yang “takabbur”, sombong, bisa disamakan dan disebut kafir, sebagaimana Iblis.
Al-Quran ditempat lain mengatakan bahwa orang-orang yang kikir yang menolak memberikan pertolongan kepada mereka yang menderita sebagai orang kafir, yakni orang yang tertutup hatinya atas nikmat Allah yang dianugerahkan kepadanya.
ٱلَّذِينَ يَبْخَلُونَ وَيَأْمُرُونَ ٱلنَّاسَ بِٱلْبُخْلِ وَيَكْتُمُونَ مَآ ءَاتَىٰهُمُ ٱللَّهُ مِن فَضْلِهِۦ وَأَعْتَدْنَا لِلْكَٰفِرِينَ عَذَابًا مُّهِينًا
(yaitu) orang-orang yang kikir, dan menyuruh orang lain berbuat kikir, dan menyembunyikan karunia Allah yang telah diberikan-Nya kepada mereka. Dan Kami telah menyediakan untuk orang-orang kafir siksa yang menghinakan.
Mufassir besar Ibnu Katsir mengatakan mengenai ayat ini : “kata “al-Kufr” berarti tutup. Maka “Al-Bakhil”, orang yang kikir berarti orang yang kafir (yang menutup) menyembunyikan dan menolak nikmat Allah kepadanya. Maka Allah menyediakan baginya siksa yang menghinakan”.
Sementara Syeikh Sa’di dalam tafsirnya : “Taisir al-Karim” mengatakan : Orang kikir yang tidak mau memberi nikmat kepada orang lain sama dengan orang yang sombong. Dia mengingkari, menutupi atau kafir atas nikmat Allah. Terhadapnya Allah menyediakan hukuman berat yang menghinakan.