Syekh Muḥammad bin Aḥmad Al-Utbi nama lengkapnya adalah Abu Abdillah Muhammad bin Ahmad bin Abdul Aziz bin Utbah. Beliau berkebangsaan Andalusia, Cordoba, Spanyol. Gelar kehormatannya adalah Al-Faqih al-Andalus, (pakar fikih di kota Andalusia). Beliau meninggal pada tahun 255 Hijriyah.
Ulama asal pulau garam Madura, yaitu, KH. Ahmad Ghazali bin Muhammad Fathullah, dalam karyanya An-Nafahat Al-Imdadiyah Alaa Al-Hikami Al-Haddadiyah, ( Juz, 1 hlm. 41- 42) mengutip tentang hikayah atau kisah Syekh Muḥammad bin Aḥmad Al-Utbi ketika beliau mengunjungi kota Basrah, Irak. Adapun kisahnya sebagai berikut:
Dikisahkan bahwa Syekh Muḥammad bin Aḥmad Al-Utbi berjalan melintasi kota Basrah. Di tengah perjalanannya beliau berjumpa dengan seorang wanita yang sangat cantik, wanita itu, sedang bermain dan bercanda ria dengan seorang lelaki yang jelek dan tua renta.
Percakapan mereka terlihat mesra, senyuman terlihat dari wajah si wanita cantik itu, ia merasakan kebahagiaan, wajahnya berseri-seri di saat ia bermain dan bercanda dengan si lelaki jelek dan tua renta.
Syekh Muḥammad bin Aḥmad Al-Utbi mendekati mereka, dan ia bertanya kepada wanita yang cantik itu, “Siapakah lelaki jelek dan tua renta yang bermain dan bercanda denganmu itu?” Wanita cantik itu menjawab, “Wahai Syekh Muḥammad bin Aḥmad Al-Utbi lelaki itu adalah suamiku”.
Lalu Syekh Muḥammad bin Aḥmad Al-Utbi menimpalinya, “Bagaimana kamu bisa bersabar dengan lelaki yang jelek dan tua renta itu, sedangkan kamu adalah wanita tercantik dari sekian banyak wanita di kota Basrah ini”.
Wanita cantik itu, menjawab pertanyaan Syekh Muḥammad bin Aḥmad Al-Utbi, jawaban wanita cantik tersebut membuat kagum Syekh Muḥammad bin Aḥmad Al-Utbi bahkan ia terdiam terpaku mendengarkannya. Wanita cantik itu berkata:
يا هذا لعله رزق مثلي فشكر، وأنا رزقت مثله فصبرت، والشكور والصبور من اهل الجنة
Hal ini benar apa adanya, suamiku diberi pendamping hidup wanita cantik seperti aku, barangkali ia bisa bersyukur, dan aku mendapatkan suami (jelek dan tua renta) barangkali aku bisa bersabar atas keadaan suamiku. Sedangkan orang yang bersyukur dan bersabar adalah termasuk salah satu penghuni surga”.
Dan sebelum Syekh Muhammad bin Ahmad Al-Utbi berpisah dari wanita cantik itu, si wanita cantik menyatakan sesuatu di hadapan Syekh Muḥammad bin Aḥmad Al-Utbi dan pernyataannya membuat Syekh Muḥammad bin Aḥmad Al-Utbi terdiam dan merasa malu. Adapun pernyataannya sebagai berikut:
أفلا أرضي بما قسم الله لي
Apakah aku tidak pantas dan tidak rela dengan pemberian Allah ini.
Syekh Muḥammad bin Aḥmad Al-Utbi tak berdaya mendengar pernyataan wanita cantik itu, dan ia memilih meninggalkannya dan meneruskan perjalanannya. Kisah di atas memberikan pelajaran kepada kita, untuk selalu bersyukur dan bersabar ketika kita menghadapi ujian atau musibah. Seorang mukmin jika dikehenkaki baik oleh Allah SWT, pasti akan diuji dengan musibah. Rasulullah SAW, bersabda:
من يرد الله به خيرا يصب منه
Artinya: “Barangsiapa yang dikehendaki baik oleh Allah, maka dia akan diberi musibah (ujian)” (HR. Bukhari).
Dan kisah di atas, mencerminkan bahwa adanya ujian dan musibah adalah bentuk kasih sayang tuhan kepada hamban-Nya. Bila kita dikaruniai istri yang cantik perbanyaklah bersyukur, dan bersabarlah ketika mempunyai suami yang jelek. Karena orang yang bersyukur dan sabar kelak di ahirat akan menjadi penghuni surga.
Wallahu A’lam Bissawab.