Hosiyanto Ilyas
Penulis Kolom

Alumni Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Miftahul Ulum Bangkalan. Pernah menimba ilmu di Ponpes Attaroqqi Karongan Sampang. Pegiat Bahtsul Masail LBM NU.

Doa Ibu Syekh Abu Yazid Al-Busthami

Fqnbkehxeaqu5hj

Syekh Abu Yazid Al-Busthami berkunjung ke kota Madinah untuk ziarah ke kuburan Nabi Muhammad SAW. Setelah selesai ziarah kubur, ia hendak pulang ke kota kelahirannya yaitu, kota Bustam. Ia bersama rombongan para musafir yang berasal dari kota Bustam dan sekitarnya.

Penduduk kota Bustam mendengar kabar, bahwa Syekh Abu Yazid Al-Busthami akan datang ke kotanya. Para penduduk kota Bustam berbondong-bondong untuk menyambut kedatangan Syekh Abu yazid Al-Busthami.

Syekh Abu Yazid Al-Busthami mengetahui bahwa ia akan disambut  kedatangannya. Dan ia memahami bahwa orang yang mengharapkan perhatian orang lain, akan mencegah untuk dekat dengan tuhan-Nya.

Dalam perjalanan menuju kota Bustam Syekh Abu Yazid Al-Busthami mengambil bekal makanannya untuk di makan. Makanan tersebut adalah makanan ringan yaitu, roti.

Roti itu dimakan di depan orang, waktu itu bertepatan dengan bulan Ramadhan. Sehingga para rombongan menduga bahwa Syekh Abu Yazid Al-Busthami meninggalkan kewajiban puasa Ramadhan. Tujuan Syekh Abu Yazid Al-Busthami makan roti adalah untuk rukhsah atau dispensasi bagi musafir di saat bulan Ramadhan.

Sebagian rombongan musafir yang melihat Syekh Abu Yazid Al-Busthami memakan roti mengingkarinya. Mereka menuduh Syekh Abu Yazid Al-Busthami tidak berpuasa, sehingga kebanyakan dari mereka meninggalkan atau berpisah dari rombongan Syekh Abu Yazid Al-Busthami. Syekh Abu Yazid Al-Busthami berkata kepada para sahabatnya, “Lihatlah bahwa aku mengamalkan satu permasalahan dalam ilmu fikih, tetapi mereka mengingkari dan berpisah dari rombongan kita”

Baca juga:  Rambu-Rambu dalam Menyebarkan Ilmu Hakikat dan Makrifat

Menjelang malam hari, rombongan Syekh Abu Yazid Al-Busthami tiba di kota Bustam, dan mereka memasuki kota Bustam pada malam hari. Syekh Abu Yazid  Al-Busthami langsung menuju rumah ibunya, di depan pintu rumah terdengar suara lirih, Syekh Abu Yazid Al-Busthami mengintip suara itu, ternyata ibunya sedang berwudu’ seraya memanjatkan doa’. Syekh Fariduddin Attar dalam karyanya Tadzkiratul Auliya’ ( Juz, 1 Hlm. 186 ) mengabadikan doa yang dipanjatkan oleh ibu Syekh Abu Yazib Al-Busthami. Adapun doanya sebagai berikut:

الهي:  طيب حال غريبى، واحفظه  فى غربته ، وطيب عنه قلوب المشايخ

Wahai Tuhanku! Baguskanlah keadaan orang asingku dan jagalah dalam pengasingannya, dan baguskanlah hati-hati para gurunya tentang dirinya.

Mendengar doa ibunya Syekh Abu Yazid Al-Busthami menangis tersedu-sedu. Syekh Abu Yazid Al-Busthami mengetuk pintu. Si ibu berkata, kamu siapa? Syekh Abu Yazid Al-Busthami menjawab, orang yang terasing. Ibu Syekh Abu Yazid Al-Busthami berteriak dengan teriakan yang kencang, lalu membuka pintu.

Ibu Syekh Abu Yazid Al-Busthali berkata: “Wahai Taifur ( Taifur nama panggilan Abu Yazid Al-Busthami) kedua mataku mulai rabun karena banyak menangis saat berpisah denganmu, dan panggungku mulai bungkuk karena banyak cobaan dan kesusahan, tetapi aku bersyukur kepada Allah karena masih bisa berjumpa denganmu”

Baca juga:  Gus Reza Lirboyo: Shalawat Bisa Datangkan Keselamatan

Wallahu A’lam Bissawab.

Katalog Buku Alif.ID
Apa Reaksi Anda?
Bangga
0
Ingin Tahu
1
Senang
0
Terhibur
0
Terinspirasi
0
Terkejut
0
Lihat Komentar (0)

Komentari

Scroll To Top