Musim pandemik ini memberikan dampak yang signifikan pada beberapa sektor kehidupan, di antaranya sektor ekonomi, sosial, teknologi-informasi, dan pendidikan. Pada sektor pendidikan ini, ada tren baru yang cukup menarik, yakni aktifitas transfer knowledge atau proses pembelajaran kini tidak lagi memerlukan tatap muka secara langsung (offline), melainkan cukup dengan via zoom meeting, google meet, dan sebagainya (online). Transformasi sistem pembelajaran seperti ini tentu saja cukup memudahkan banyak orang. Nilai kemanfaatan dari sistem belajar secara virtual ini pun jangkauannya menjadi luas, yakni tidak hanya dalam satu negara, melainkan di segala penjuru dunia.
Pondok An-Nahdhoh Virtual
Tren pembelajaran secara virtual ini menginspirasi PCINU Malaysia membuat program baru di bidang pendidikan, yakni Pondok An-Nahdhoh Virtual. Pondok virtual ini diberi nama Pondok An-Nahdhoh, sesuai dengan nama pondok yang sedang dibangun oleh PCINU Malaysia. Pondok An-Nahdhoh berdiri di atas tanah wakaf dari salah satu warga Malaysia, yang memiliki mahabbah terhadap organisasi keagamaan Nahdlatul Ulama (NU).
Program yang dibuat oleh devisi pendidikan PCINU Malaysia ini, mendapatkan apresiasi yang positif dari masyarakat. Dari pertama kali dibuka pendaftaran, tanggal 9 Desember 2020 sampai sekarang, sudah ada lebih dari seratus orang dari berbagai latar belakang profesi dan pendidikan yang siap nyantri di Pondok An-Nahdhoh Virtual.
Ustadz Wahyu Ilham, selaku ketua devisi pendidikan PCINU Malaysia, mengatakan bahwa Pondok An-Nahdhah virtual ini adalah pondok virtual level internasional dan akan selalu tulus memberikan materi pendidikan semaksimal mungkin kepada masyarakat sebagai bentuk pengabdian di NU. Untuk menambah daya tarik, Pondok An-Nahdhah virtual memberikan hadiah berupa pulsa Rp 25.000 kepada peserta yang memberikan pertanyaan terbaik dalam setiap sesi kajian online. Selain itu, e-sertifikat juga akan disediakan kepada para peserta yang aktif mengikuti kajian pondok virtual ini.
Pondok Virtual An-Nahdhah ini dibuka untuk semua kalangan tanpa memungut biaya (gratis untuk umum). Spesialiasi dari pondok virtual ini adalah mengakomodasi masyarakat yang ingin belajar ilmu agama dari pakarnya dan dari kitab induknya langsung. Kitab-kitab salaf khas pesantren yang menjadi kajian santri antara lain yaitu Fathul Mu’in, Al-Madkhal fi Fiqh Muamalah al-Maliyah, Nurul Mubin fi Mahabbati Sayyidi al-Mursalin, Safinatun Najah, Kailani, Alfiyah Ibnu Malik, Arba’in Nawawi, Waraqat fil Ushulil Fiqhi, Adab Al-Alim wa al-Muta’allim, dan An-Nashoih ad-Diniyyah. Pengajar tetap pondok virtual ini terdiri dari asatidz dari jajaran PCINU Malaysia, syuriah dan keluarga mahasiswa nahdlatul ulama (KMNU).
Selain itu, ada juga pengajar undangan yang ikut meramaikan Pondok An-Nahdhah virtual ini. Mereka terdri dari para Guru besar, profesor, doktor, dan yang lainnya, yang memiliki begron keilmuan yang beragam dan berkompeten di bidangnya masing-masing. Pengajar undangan ini berasal dari Indonesia dan Malaysia. Tema-tema kajian yang akan disampaikan oleh pengajar undangan ini akan dikemas secara tematik modern dan bersifat kontemporer sehingga relevan dengan realitas dan sesuai dengan keperluan masyarakat. Keberadaan pengajar undangan ini dapat memberikan nilai lebih sekaligus menghadirkan nuansa yang berbeda di Pondok An-Nahdhah virtual.
Restu dari KBRI Kuala Lumpur
Pada tanggal 12 Desember 2020, Pondok An-Nahdhah virtual telah diresmikan oleh pihak KBRI Kuala Lumpur, yang diwakili oleh bapak Agung Sumirat selaku Wakil Duta Besar RI Kuala Lumpur. Acara launching tersebut diadakan via zoom meeting dan bekerjasama dengan 164 Channel. Total partisipan yang hadir ada 70 orang yang mayoritas berasal dari dua negara, yaitu Malaysia dan Indonesia. Dari pihak KBRI, selain pak Agung, juga hadir bapak Mokh. Farid Ma’ruf selaku Atase Pendidikan KBRI Kuala Lumpur.
Dalam sambutannya, pak Farid mengakui bahwa kehadiran Pondok An-Nahdhoh virtual ini akan mampu mengimbangi informasi-informasi negative dan provokatif yang sering muncul di beberapa media. Menurutnya, PCINU Malaysia sudah memberikan kontribusi yang nyata dalam menyebarkan nilai-nilai Islam Rahmatan lil ‘alamin. Selain itu, dengan adanya pondok virtual ini para ‘alim-‘ulama yang santun, bisa menyebarkan keilmuan yang dimilikanya secara massif sehingga masyarakat sekitar merasa damai dan fokus pada hal-hal yang baik.
Pada kesempatan terakhir, pak Agung Cahaya Sumirat menyambut dengan bahagia kehadiran Pondok An-Nahdhah virtual. Ia meyakini bahwa Pesantren virtual ini akan terus menyemaikan kebaikan ajaran Islam yang layak dikonsumsi oleh publik. Ia juga menyampaikan salam hormat dari bapak Hermono, Dubes RI Kuala Lumpur yang berhalangan hadir. Pak Hermono berpesan supaya warga nahdliyyin dan seluruh warga negara Indonesia hendaknya selalu memperkuat ukhuwah Islamiyyah dengan semangat moderasi dan akhlakuk karimah.
Kegiatan Pondok virtual ini dimulai pada akhir bulan Desember tahun ini dan akan berakhir pada penghujung bulan Maret 2021. Untuk berikutnya akan ada evaluasi dan besar kemungkinan akan disambung lagi pada bulan-bulan berikutnya supaya kemanfaatannya bisa terus dirasakan oleh banyak orang, terutama bagi masyarakat yang haus akan ilmu.