Bacaan Alquran ini penuh hikmah dan ilmu, dan kamu (Muhammad) adalah salah seorang di antara utusan-utusan Kami, yang membawa kebenaran untuk orang-orang yang hidupnya lalai dan ingkar. Hal itu disebabkan orang-orang tua mereka pun tak pernah mendengar peringatan Tuhan.
Ketetapan Tuhan akan berlaku bagi mereka yang menolak untuk percaya. Kami telah memasang ikatan di leher mereka. Kami pasangi tembok di depan dan belakang mereka, hingga mereka tak bisa melihat kenyataan yang sebenarnya. Bagi mereka itu sama saja, apakah kamu beri peringatan ataupun tidak, tetap saja mereka menolak kebenaran.
Tetapi, kamu bisa memberi peringatan orang-orang yang mau menyadarinya, hingga mereka memiliki rasa takut pada Tuhan Yang Maha Pengasih, meskipun mereka tidak melihat-Nya. Karena itu, tenangkan mereka, dan beritahu bahwa mereka adalah orang-orang yang terkasihi (mulia).
Sementara mereka yang ingkar, mestinya paham bahwa Kamilah yang menghidupkan orang mati dan menghargai hasil-hasil kreasi mereka sewaktu hidup di dunia, lalu nanti akan Kami perlihatkan senyata-nyatanya (di Lauhul Mahfudz).
Berilah mereka peringatan tentang kisah suatu negeri, ketika para utusan Tuhan datang di tengah-tengah mereka, lalu penduduknya menolak kebenaran dan menganggap bahwa semua itu hanya omong kosong belaka. Mereka mengatakan bahwa orang itu sama saja dengan kita. Dan Tuhan tidak akan menurunkan peringatan apapun untuk kita. Lalu para utusan itu berkata lagi, “Kedatangan kami hanyalah untuk menyampaikan amanat kebenaran yang nyata.”
Suatu hari, ketika musibah dan bencana datang melanda hidup mereka, justru mereka menimpakan kemalangan nasibnya dengan menuduh ulah para utusan itu. “Ketahuilah, bahwa malapetaka ini datang karena ulah perbuatan manusia sendiri. Apa hubungannya antara kebenaran yang kami sampaikan, dengan datangnya musibah yang kalian alami saat ini?”
Seseorang dari ujung kota memberi penjelasan bahwa para utusan itu hanya menyampaikan pesan tanpa pamrih, tanpa mengharap bayaran. Mengapa kalian tidak menuruti orang yang tidak membutuhkan upah dan bayaran apapun? Dia hanya memberi peringatan bahwa Tuhan Yang layak disembah hanyalah Tuhan Yang Maha Esa, yang menciptakan seluruh jagat raya ini, dan kepada-Nya kita semua akan kembali. Ketahuilah, bahwa aku hanya akan tunduk dan pasrah pada Tuhan yang apabila musibah dan malapetaka datang menimpaku, tak ada kekuatan apapun yang bisa menolongku.
Dendam dan amarah semakin menjadi-jadi, dan pemberi peringatan itu pun dibunuhnya. Di negeri akhirat, para malaikat menyambutnya: “Masuklah ke dalam surga yang penuh ketentraman dan kenikmatan ini.” Orang itu berdiri dengan terpana, “Oh, seandainya masyarakatku tahu kemenanaganku pada saat ini. Seandainya mereka tahu bahwa Tuhan telah menyayangiku dan mengampuni dosa dan kesalahanku.”
Tak lama kemudian, Tuhan pun menurunkan pasukan dari langit, dan dengan sekali teriakan para penduduk kota yang ingkar itu, mati bergelimpangan. Lalu, mereka menyesali perbuatan mereka, akibat dari kesombongan dan keangkuhan di dunia, serta ingkar terhadap peringatan Tuhan.
Kenapa saat di dunia mereka tidak menyadari, begitu banyaknya manusia yang telah binasa sebelum mereka, pulang kea lam baka, dan tak seorang pun yang kembali ke alam dunia yang fana? Maka kemudian, mereka semua dikumpulkan untuk digiring menghadap Kami.
Padahal, mereka semua menyaksikan bagaimana bumi yang kering kerontang, telah sanggup Kami bangkitkan, hingga tumbuh darinya tetumbuhan dan pepohonan yang hasilnya dapat mereka nikmati? Kami persilakan mereka menggarap kebun dan pesawahan, dan Kami pancarkan mata air dari perut bumi. Mereka bisa bercocok-tanam, kemudian menikmati hasil usaha-usaha mereka. Tapi, mengapa mereka tak mau bersyukur?
Telah diciptakan pasangan-pasangan hidup yang serasi, segala sesuatu yang tumbuh dari perut bumi, termasuk pasangan di antara mereka sendiri, bahkan segala pasangan hidup yang kasat-mata dan tidak mereka ketahui? Selain itu, Kami tanggalkan siang hari yang terang, kemudian Kami tutup dengan malam yang gelap. Matahari tidak akan menyalahi fungsinya, ia tetap beredar pada porosnya. Semuanya itu dilakukan oleh kebesaran tangan Tuhan Yang Maha Perkasa dan Maha Berilmu.
Selain itu, Tuhan juga tetapkan perjalanan satelit (bulan) pada peredarannya secara tertib dan teratur. Matahari tidak mungkin menyalahi aturan, sebagaimana waktu malam yang tidak mungkin mendahului siang. Masing-masing berjalan seimbang pada garis edarnya.
Tanda kebesaran Tuhan lainnya, berupa kapal-kapal besar yang penuh muatan, kendaraan-kendaraan yang mereka ciptakan, hingga mereka dapat memberi tumpangan pada keluarga dan saudara-kerabat mereka sendiri. Padahal, jika Kami kehendaki, sangat mudah bagi Kami untuk menenggelamkan mereka (seperti Titanic), atau membuat mereka saling bertabrakan satu sama lain, hingga tak ada sesuatu pun yang bisa menolong mereka. Tetapi pada umumnya, Kami biarkan mereka dalam keselamatan karena kemurahan hati Kami, dan Kami biarkan mereka dalam kesenangan dan menikmati hidup sampai menemui ajalnya kelak. Tapi kenapa mereka selalu menolak kebenaran yang disampaikan para utusan itu?
Ketika dianjurkan pada mereka agar takut pada kebesaran Tuhan, hingga mereka mendapat rahmat dan kasih sayang-Nya, mereka selalu saja mengingkarinya. Bahkan, mereka selalu mengingkari tanda-tanda kebesaran Tuhan yang telah mereka saksikan sendiri dengan nyata. Ketika diperintahkan bagi mereka agar berbagi dan menyisihkan rizki untuk fakir-miskin, mereka justru bertolak pinggang: “Buat apa saya berbagi? Bukankah jika Tuhanmu punya kehendak untuk mengisi perut mereka, maka akan kenyanglah perut-perut mereka?” Selain itu, mereka justru menantang penyeru kebenaran itu: “Coba buktikan sekarang juga, jika Tuhanmu berkehendak untuk menyiksa kami, apakah Dia sanggup?”
Saat itu juga, datanglah para malaikat dengan sekali teriakan saja. Pada saat mereka saling bertengkar, saling menyalahkan, dan kalang-kabut ke sana kemari. Seketika itu, mereka pun mati dan binasa, dan tak seorang pun punya kesempatan untuk memberi wasiat pada sanak-keluarga mereka.
Begitupun nanti, pada saat malaikat meniup terompet, dan mereka dibangkitkan dari kubur-kubur mereka. Seraya mereka terheran-heran, “Siapa yang membangunkan kami dari tidur ini?” Mereka akan teringat, bahwa janji Tuhan benar adanya, begitupun janji yang pernah disampaikan para utusan Tuhan sewaktu hidup di dunia. Maka, mereka pun dikumpulkan di hadapan mahkamah pengadilan Tuhan.
Pada saat itu, tak ada seorang pun yang merasa ditugikan, dan setiap perbuatan manusia akan dibalas sesuai dengan hasil-hasil usahanya. Beruntunglah para penghuni surga, mereka akan berkumpul di tempat yang indah dan sejuk, bersama orang-orang yang dicintainya, bersama istri, anak dan keluarganya. Mereka menikmati buah-buahan dan makanan apa saja yang mereka inginkan. Mereka disambut dengan ucapan “selamat” berkat kasih sayang Tuhan. Sementara mereka yang selalu menolak kebenaran, akan menerima balasan atas kejahatannya.
Sudah Kami peringatkan kepada seluruh anak Adam (manusia), agar jangan menyembah setan-setan, karena mereka adalah musuh yang nyata bagi manusia. Ketika diperintahkan agar menyembah Aku saja, justru mereka membikin-bikin tuhan tandingan. Padahal, setan-setan itu terbukti telah menyesatkan banyak orang dari zaman ke zaman. Kenapa kalian tidak berpikir? Untuk itu, bagi mereka adalah jalan menuju neraka yang dahulu Kami janjikan melalui utusan-utusan Kami. Mereka tak sanggup menyampaikan pembelaan, karena mulut-mulut mereka telah terkunci, dan biarlah anggota-anggota tubuh mereka yang memberi kesaksiannya sendiri.
Pada saat itu, ketika Kami kehendaki mereka buta, maka butalah mata-mata mereka, sehingga mereka kocar-kacir berlarian mencari-cari jalan terang. Bagi mereka yang umurnya panjang sewaktu di dunia, mudah bagi Kami untuk membuat mereka lemah dan lumpuh tak berdaya, layaknya seorang orok yang baru lahir. Kenapa mereka tak mau berpikir?
Sungguh, Kami tidak memerintahkan Muhammad untuk membaca-baca puisi dan syair. Ini adalah Alquran, kitab yang memberi penjelasan nyata, yang akan memastikan ketetapan Tuhan bagi mereka yang menolak kebenaran. Mengapa mereka tidak perhatikan bagaimana telah Kami ciptakan binatang-binatang ternak dengan kekuasaan Kami, hingga kemudian mereka tundukkan binatang-binatang itu? Kami ciptakan binatang-binatang dengan jinak, sehingga kalian memanfaatkannya sebagai tunggangan, dan sebagiannya kalian nikmati daging-dagingnya, juga kalian perah susu-susunya. Kenapa sedikit sekali kalian bersyukur?
Mereka justru mengambil tuhan-tuhan palsu sebagai sesembahan, termasuk berhala-berhala yang dijadikan pegangan, seolah dapat menolong hidup mereka. Karena itu (wahai orang yang percaya dan yakin), janganlah caci-maki mereka menggoyahkan pendirianmu. Tuhan Maha Tahu rekayasa mereka, bahkan apa-apa yang mereka sembunyikan dan nyatakan.
Mengapa mereka tidak menyadari dirinya yang hanya terbuat dari setetes air mani, lalu tiba-tiba berani menjadi penantang Sang Pencipta? Dan mereka membikin-bikin tuhan tandingan, dan melupakan kejadiannya semula. Mereka bahkan berteriak lantang, “Mana mungkin mayat-mayat yang sudah menjadi tulang-belulang itu akan hidup kembali?”
Katakan pada mereka, “Tulang-belulang itu akan dihidupkan kembali oleh yang menciptakannya dari tiada, dan Dia mengetahui keadaan makhluk-makhluk-Nya. Dialah Tuhan Yang memunculkan api dari kayu, kemudian kalian nyalakan api itu dari tiada menjadi ada. Dialah yang menciptakan semesta dan bumi, dan Dia pun sanggup menciptakan yang serupa dengan itu.
Dialah Yang Maha Kuasa, Maha Pencipta dan Maha Berilmu. Sungguh, apabila Dia menghendaki sesuatu terjadi, maka terjadilah ia dengan seketika. Maha Suci Allah, yang di tangan-Nya segala kekuasaan, dan hanya kepada-Nya segala sesuatu akan dikembalikan.
Maha Benar Allah atas segala firman-Nya…. (*)