Sedang Membaca
Perihal Semut dalam Tafsir Hamka

Alumni Pondok Pesantren Gontor yang kini sedang menempuh pendidikan di Universitas Al Azhar, Cairo Mesir.

Perihal Semut dalam Tafsir Hamka

Sandhiya R Fmumqjq Bko Unsplash (1)

Beberapa tahun lalu, film animasi “Ant” sempat booming dan disukai oleh masyarakat. Animasi tersebut menceritakan tentang kerajaan semut dan kerjasama mereka dalam menyelesaikan sesuatu masalah. Selain memiliki solidaritas tinggi, kawanan semut juga pandai mencari makanan. Daya juang para semut ini tidak serta merta karena insting, beberapa dari mereka beradaptasi dengan lingkungan tempat tinggal mereka. Perilakunya kadang agak ‘nyeleneh’ bila dilihat dari kacamata manusia.

Contohnya saja, semut berspesies gunung sahara. Jenis ini biasanya keluar dari rumahnya untuk mencari makanan dan ketika ia sudah menemukannya, ia akan memilih jalan yang berkelok dengan jalan naik dan turun menuju rumahnya. Mengapa dia memilih jalan yang berkelok? Semut gurun melakukan itu agar ia dapat mengingat seberapa jauh jarak yang ditempuh sejak keluar dari sarangnya. Lalu, ketika semut menyimpan makanannya, ia sengaja memotong biji atau makanannya menjadi dua agar biji tersebut tidak tumbuh, jika biji itu masih tumbuh maka ia akan memotongnya lagi menjadi empat. Dan jika makanannya terkena air maka ia menunggu hari cerah lalu menjemur makanannya di depan tempat tinggalnya, jika sudah kering pun ia memasukkannya ke dalam rumahnya. Dan semut yang lain tidak akan mengambil makanan yang bukan miliknya.

Di dalam Al-Qur’an, Allah menyebutkan kelebihan yang diberikan pada kawanan semut pada zaman nabi Sulaiman Alaihi Wassalam. Dalam tafsir Hamka, kejadian itu terjadi saat musim panas, dimana para semut tengah gencar keluar sarang untuk mencari dan mengumpulkan makanan. Kemudian salah seekor semut, yang ternyata merupakan semut pengintai memberitahu kawannya yang lain untuk segera menuju sarang karena ia melihat kedatangan Nabi Sulaiman dan bala tentaranya. Ia memperingatkan koloninya bahwa mereka adalah makhluk kecil, yang meskipun nabi Sulaiman tidak berniat menginjak, tapi sudah barang pasti koloni semut itu akan terinjak jika tidak segera menghindar.

Baca juga:  Mengenang Gus Yasin

“Dan untuk Sulaiman dikumpulkan bala tentaranya dari jin, manusia, dan burung, lalu mereka berbaris dengan tertib. Hingga ketika mereka sampai di lembah semut, berkatalah seekor semut, “wahai semut-semut, masuklah ke dalam sarang-sarangmu, agar kamu tidak diinjak oleh Sulaiman dan bala tentaranya, sedang mereka tidak menyadari.” (QS. An-Naml : 18)

Seperti yang kita tahu, Nabi Sulaiman oleh Allah diberi mu’jizat dapat memahami Bahasa binatang. Mendengar perintah semut pengintai kepada para temannya, Nabi Sulaiman tersenyum. Hamka memberi contoh pada tafsirnya yakni semut rang-rang. Meskipun kecil, semut tersebut memiliki keberanian melawan musuh yang ukurannya bahkan lebih besar darinya. Begitu juga kepada manusia akan terasa sakitnya. Keberanian macam itulah yang membuat nabi Sulaiman tergelak, kemudian bersyukur kepada Allah. Hal yang disyukuri nabi adalah karena Allah telah menganugerahkan kemampuan yang dahsyat kepadanya.
“Maka dia tersenyum dengan tertawa karena perkataannya. Dan dia berkata:
“Tuhanku, anugerahilah aku kemampuan untuk mensyukuri nikmati-Mu yang telah Engkau anugerahkan kepada orang ibu-bapakku dan untuk mengerjakan amal shaleh yang engkau ridhai; dan masukkanlan aku dengan rahmat-Mu dalam golongan hamba-hambaMu yang shaleh.” (QS. An-Naml:19)

Lalu apakah semut beribadah? Tentu saja, semua makhluk Allah beribadah dengan cara mereka masing-masing. Kemudian bagaimana semut beribadah? Dalam hadits shohih diriwayatkan dari Abu Hurairoh dari nabi Muhammad S.A.W bersabda: ”seekor semut menggigit seorang Nabi dari para nabi, lalu nabi tersebut menyuruh untuk membakar sarang semut itu, lalu dibakarlah. Kemudian Allah S.W.T mewahyukan kepadanya: “apakah karena seekor semut yang menggigitmu, lalu engkau musnahkan suatu umat yang bertasbih kepadaku.”

Baca juga:  Breaking News: Adik Terakhir Gus Dur, Gus Hasyim Wahid Telah Wafat

Dan dalam musnad Imam Ahmad, bahwa Sulaiman bin Daud keluar untuk melakukan ibadah istisqo’ (ibadah untuk meminta hujan), tetapi ia melihat seekor semut berposisi terlentang dan mengangkat tangan dan kakinya sambil berdo’a, ‘Ya Allah, kami adalah salah satu makhluk-Mu. Kami tidak dapat berlepas ketergantungan dari anugerah air-Mu.’ Menyaksikan ini, nabi Sulaiman AS mengatakan kepada rakyatnya, ‘pulanglah, kalian telah di (mintakan) anugerah air oleh do’a makhluk hidup selain kalian,’

Selain kelebihan di atas, semut juga termasuk serangga yang paling hemat, bagaimana bisa? Dikutip dari kisah Nabi Sulaiman, bahwasanya Nabi Sulaiman A.S mendengar berita bahwa semut adalah hewan yang paling pandai menghemat makanan, Nabi Sulaiman pun memanggil semut, kemudian ia bertanya ‘berapa biji yang dimakan semut dalam setahun?’ semut pun menjawab ‘tiga biji gandum dalam setahun’ lalu Nabi Sulaiman A.S menaruh semut tersebut ke dalam botol yang tertutup dan menaruh tiga biji gandum di dalamnya. Kemudian Beliau membukanya setelah satu tahun, tetapi nabi Sulaiman melihat satu setengah biji masih utuh.
Nabi Sulaiman A.S pun bertanya pada si semut, ‘mana buktimu? Kamu berkata bahwa makananmu dalam setahun adalah tiga biji gandum’ si semut pun menjawab ‘itu benar, tetapi ketika aku lihat engkau sibuk dengan perkara-perkara umatmu, aku membatasi diri untuk makan setengah makanan, dan menyisakan setengahnya untuk bertahan hidup.’ Nabi Sulaiman pun takjub atas sifat hemat semut tersebut. Dan ini termasuk kelebihan yang dimiliki semut.

Baca juga:  Humor Gus Dur: Melbourne Gudangnya Turis

Dari kelebihannya juga, semut bekerja keras selama musim panas untuk mengumpulkan makanan saat musim dingin, karena mereka tahu bahwa mereka tidak bisa mencari makanan ketika musim dingin. Jika kita melihat semut, kita mengira bahwasanya semut adalah hewan kecil yang lemah, padahal sebenarnya semut bisa membawa sesuatu lebih berat dari berat semut itu sendiri dan membawanya kerumahnya. Dan semut tidak memiliki pemimpin yang mengatur mereka seperti halnya lebah, tetapi mereka mempunyai pemandu untuk mencari makanan, jika ia menemukan makanan maka ia memberitahu teman-temannya. Setiap semut pun berusaha membantu kelompoknya, dan tidak akan pernah mencuri makanan kelompok lain.

Ketika manusia ingin menyimpan gula agar terhindar dari semut, maka ia akan menaruh air dibawah tempat gula tersebut. Tetapi faktanya ketika kita buka semut tersebut ada di dalam gula, lalu bagaimana semut itu bisa berada dalam gula? Semut dihadiahi kecerdikan oleh Allah SWT, ia merayap di dinding dan menyamakan dirinya dengan tempat gula yang ada di bawah langit-langit atap, kemudian ia menjatuhkan dirinya ke dalam gula tersebut. (RM)

Katalog Buku Alif.ID
Apa Reaksi Anda?
Bangga
0
Ingin Tahu
0
Senang
0
Terhibur
0
Terinspirasi
2
Terkejut
0
Lihat Komentar (0)

Komentari

Scroll To Top