Sedang Membaca
Kisah-kisah Hikmah (6): Aku Kembali dengan Sepasang Sepatu Hunain

Alumni Pondok Pesantren Gontor yang kini sedang menempuh pendidikan di Universitas Al Azhar, Cairo Mesir.

Kisah-kisah Hikmah (6): Aku Kembali dengan Sepasang Sepatu Hunain

Whatsapp Image 2020 08 03 At 10.51.50 Pm (6)

Di kalangan bangsa Arab, ketika seseorang mengatakan, “aku kembali dengan sepatu Hunain” itu menandakan ia telah bekerja keras, namun usahanya hanya sia-sia belaka. Ungkapan ini sebenarnya bermuara dari Qishoh al-Matsal (kisah permisalan) pedagang dan pembeli yang dikisahkan secara turun menurun.

Dalam kehidupan sehari-hari, perumpamaan ini sering disebutkan saat ada seseorang yang pergi ke tanah rantau untuk menuntut ilmu, tetapi setelah lulus ia tidak dapat melakukan apa-apa dengan ilmu yang diperolehnya.

Alkisah, perandaian tadi diambil dari kisah Hunain, seorang pembuat sepatu di daerah Al-Hirah (sekarang berada di kawasan Iraq) yang pada suatu hari didatangi oleh laki-laki Badui yang ingin membeli barang dagangannya. Merasa tidak cocok dengan harga yang dibandrol, si Badui pun mengajukan tawaran, akan tetapi mereka berselisih dan tak menemukan kesepakatan hingga akhirnya Hunain pun naik darah karena sepatunya dihargai terlalu murah.

Dibakar emosi, Hunain pun berniat untuk berbuat usil pada si Badui. Ketika calon pembelinya itu pergi, Hunain mengambil sepatu yang ditawar tersebut, dan kemudian diam-diam melempar satu sisinya ke jalan yang akan dilalui si Badui. Sedangkan sepatu sebelahnya ia sengaja letakkan agak jauh dari yang sepatu yang pertama.

Dalam perjalanan pulangnya, si Badui yang menemukan sepatu yang mirip dagangan Hunain pun bergumam,

“seandainya saja ada pasangannya, pasti sepatu ini sudah aku ambil.”

Dan ia pun meletakkan kembali sepatu tersebut, seraya kembali melanjutkan perjalanannya. Tak dinyana, ia melihat satu sepatu lainnya yang memang merupakan pasangan sepatu yang ia lihat di awal perjalanan. Saking gembiranya, ia lalu memutuskan untuk segera berbalik dan mengambil sepatu yang tadi, dengan meninggalkan keledai dan barang-barang yang ada didalamnya.

Baca juga:  Menenun Pahala Setelah Ramadan

Melihat si Badui masuk tipu muslihatnya, Hunain pun langsung kabur mengambil keledai orang Badui tersebut beserta seluruh barang yang melekat. Sekembalinya ke tempat semula, giliran si Badui yang tercekat. Ia yang awalnya bersiul-siul gembira karena mendapatkan sepasang sepatu Hunain secara cuma-cuma, mendadak bermuka pucat karena ia justru kehilangan hasil usaha kerasnya untuk dibawa kembali ke kampung.

Sesampainya di rumah, keluarga si Badui pun keheranan kenapa ia bertangan hampa, “apa yang telah kau bawa dari perjalananmu selama ini?”

Laki-laki itu hanya bisa merunduk sedih dan menjawab dengan wajah murung, “aku kembali dengan sepasang sepatu Hunain.”

Katalog Buku Alif.ID
Apa Reaksi Anda?
Bangga
1
Ingin Tahu
4
Senang
1
Terhibur
4
Terinspirasi
2
Terkejut
1
Lihat Komentar (0)

Komentari

Scroll To Top