Sedang Membaca
Tiada Lagi Abdulmanap, Ayah Suportif bagi Pegulat Khabib Nurmagomedov
Hasna Azmi Fadhilah
Penulis Kolom

Peneliti dan pemerhati politik yang tinggal di Jatinangor Sumedang. Bisa dijumpai di akun Twitter @sidhila

Tiada Lagi Abdulmanap, Ayah Suportif bagi Pegulat Khabib Nurmagomedov

Khabib Dan Abdulmanap

Bagi penggemar gulat, nama Khabib Abdulmanapovich Nurmagomedov sangatlah akrab. Pria asal Rusia tersebut dalam beberapa tahun terakhir menjadi buah bibir karena prestasinya yang tak main-main. Ia juara dunia Combat Sambo dan dua kali memenangi gelar Ultimate Fighting Championship (UFC) kelas ringan. Sosok yang membentuknya, tak lain adalah ayahnya, Abdulmanap, yang meninggal dunia pada Jumat (3/7/2020) pada usia 57 tahun.

Selain torehan cemerlang tadi, Khabib juga dikenal sebagai sosok pegulat muslim yang tak segan-segan menunjukkan identitas keislamannya. Padahal karena alasan itulah, ia sering mendapatkan perundungan dari rekan-rekannya di dunia gulat, termasuk musuh bebuyutannya, McGregor.

Pada Oktober 2018, McGregor menawari Khabib alkohol sembari mengejeknya, sehingga tak pelak membuat keduanya bersitegang. McGregor sudah tahu bahwa Khabib adalah individu yang taat dalam beragama, ia mengaku sengaja melakukan itu untuk memancing emosi Khabib sebelum mereka bertarung.

Sontak perilaku McGregor itu membuat Khabib naik pitam, walau kemudian ia memilih bersikap bijak dengan mengatakan, “Satu-satunya hal yang tak akan pernah bisa Anda dapatkan adalah kepuasan dari semua orang. (Perlu diingat) hal yang paling utama dan segala-galanya hanyalah rida Allah yang Maha Kuasa.”

Menariknya, konflik personal Khabib dengan McGregor di luar oktagon justru membuat ayah Khabib, Abdulmanap Nurmagomedov, menghukum putranya itu. Abdulmanap secara terus terang mengatakan bahwa pertarungan hanya perlu dilakukan di dalam oktagon. Di luar itu, perkelahian menjadi tidak profesional dan membahayakan orang lain.

Abdulmanap bahkan memaafkan McGregor atas kata-kata kasarnya dan sempat mengundangnya ke kampung halaman Abdulmanap di Dagestan. “Dalam agama kami, menunjukkan kasih sayang itu sebuah keharusan. Tidak hanya sebatas kata-kata, tetapi juga dalam perbuatan. Jika dia datang, maka dia akan menjadi tamu kami yang luar biasa,” tuturnya.

Baca juga:  Syakib Arslan: Sebab Kemunduran Dunia Islam

Teladan yang ayahnya contohkan seperti itulah yang membentuk sosok Khabib menjadi berkharisma. Pria yang telah mengembuskan napas terakhirnya Jumat (3/7/2020) waktu Indonesia tersebut menginspirasi Khabib dalam banyak hal. Berita duka ini membuat Khabib harus menunda jadwal bertarung yang telah ia persiapkan. Terlebih, sosok ayah Khabib memang tak bisa digantikan oleh siapa pun.

Dalam postingan media sosialnya, Khabib juga berulang-ulang memuji dan menuliskan nasihat-nasihat bijak dari sang ayah, seperti pada postingan Instagram tertanggal 23 Desember 2019, ketika ia menyebut ayahnya sebagai pilar kehidupan.

Sebelum fokus mendampingi anak laki-lakinya menekuni seni bela diri campuran, Abdulmanap Nurmagedov berkarier di angkatan darat Uni Soviet. Darah bela dirinya, terutama di bidang judo dan sambo semakin terasah saat ia dilatih langsung Peter Butriy, satu coach kehormatan di sana. Saat muda, ia juga sempat menjadi atlet gulat gaya bebas di Ukraina.

Usai pensiun dari dunia militer, dengan bekal yang mumpuni, Abdulmanap pun memutuskan untuk sepenuhnya menjadi pelatih seni bela diri di Dagestan, selain juga merangkap jabatan sebagai pelatih timnas sambo tempur. Prestasi kepelatihan pertamanya adalah membantu adiknya merengkuh juara nasional sambo. Dan raihan itulah yang semakin melecutnya untuk terus bergerilya dan melatih bakat-bakat terpendam di Rusia, satu di antaranya adalah putra pertamanya sendiri.

Baca juga:  Melepas Gus Im: Malam Terakhir Sebelum Wafat

Melihat potensi cemerlang sang anak, Abdulmanap tak segan-segan untuk memberikan porsi latihan yang menguras tenaga, sejak Khabib masih kecil. Namun, hal itu tidak membuat Khabib mengeluh. Ia makin tertantang dan intens berlatih sekuat tenaga, termasuk menantang seekor beruang untuk bertarung dengannya di usia sembilan tahun.

Sadar akan kemampuan hebat anaknya, Abdulmanap enteng saja mengiyakan ide konyol Khabib itu, meski di saat yang sama ia juga merasa was-was. Untunglah, Khabib kecil yang hiperaktif, setelah ‘latihan’ aneh itu, tetap baik-baik saja.

Peristiwa langka itu membua Abdulmanap makin yakin bahwa Khabib adalah generasi petarung Rusia di masa depan. Saat putranya hampir berusia dewasa, ia pun menggemblengnya secara serius. “Sejak usia 15-16, saya tak bakal memberikan kelonggaran pada tiap atlet, termasuk Khabib. Mereka harus fokus sejak mereka berstatus sebagai atlet nasional. Sekolah, Dagestan, dan negara ini berharap pada mereka.”

Diberikan ekpektasi yang begitu besar oleh Abdulmanap tak kemudian membuat Khabib terbebani. Hal itu justru menguatkan motivasinya untuk mewujudkan impian sang ayah sebagai atlet kelas dunia. Dan, apa yang keduanya cita-citakan pun tercapai di tahun 2010, saat Khabib menjuarai kompetisi sambo internasional, yang selanjutnya mengantarkan Khabib ke ajang yang lebih prestisius, yakni kejuaraan UFC di tahun 2012.

Selama berada di bawah bendera UFC, rekor pertarungan Khabib sangatlah fantastik. Ia memenangi 28 kali pertarungan, tanpa pernah kalah satu pun. Dengan torehan tersebut, sang ayah sempat berseloroh bahwa rekor yang Khabib catatkan sudah membuatnya sangat puas.

Baca juga:  Benarkah Ibnu Sina Bermazhab Syiah?

Abdulmanap menambahkan, “The Eagle” (julukan popular Khabib) sudah bisa pensiun setelah memenangkan dua pertandingan lagi. Hal itu ia ungkapkan saat mendampingi Khabib terakhir kalinya ketika melawan Dustin Poirier untuk mempertahankan sabuk juara kelas ringan di UFC 242.

“Untuk Khabib, 30-0 sudah cukup. Itu waktu yang tepat untuk selesai bertarung,” ujar Abdulmanap dalam wawancara dengan media Rusia, TASS.

Selain pesan terakhir terkait rekor pertandingan, Abdulmanap juga mengharapkan agar pertandingan pamungkas Khabib sebelum pensiun dapat digelar di Moscow. Sebab, selama ini sebagian besar pertandingan anaknya diselenggarakan di luar Rusia.

Kondisi tersebut jualah yang membuat Abdulmanap seumur hidup hanya sekali mendampingi Khabib naik oktagon UFC. Sayangnya, impian untuk menyaksikan sang anak bertarung di negeri sendiri justru harus terkubur karena Jumat lalu, Yang Maha Kuasa berkehendak lain.

Abdulmanap yang sejak April 2020 sakit, akhirnya tutup usia karena komplikasi penyakit jantung sekaligus infeksi virus korona. Meski sempat menunjukkan perkembangan, nyawa Abdulmanap tak dapat tertolong.

Sosok ayah yang sempurna bagi pegulat dunia, Khabib Nurmagomedov itu kini telah pergi dengan meninggalkan banyak pelajaran berharga, termasuk dalam memberikan teladan untuk memaafkan orang yang berkata kasar pada dirinya serta keluarganya. (SI)

Katalog Buku Alif.ID
Apa Reaksi Anda?
Bangga
0
Ingin Tahu
0
Senang
0
Terhibur
0
Terinspirasi
0
Terkejut
0
Lihat Komentar (0)

Komentari

Scroll To Top