Hamzah Sahal
Penulis Kolom

Founder Alif.ID. Menulis dua buku humor; Humor Ngaji Kaum Santri (2004) dan Ulama Bercanda Santri Tertawa (2020), dan buku lainnya

Saat Gus Baha Menertawakan Dirinya Sendiri

Gus Baha diundang PBNU, dua hari kemarin, tepatnya Rabu malam. Ini pertama kali Gus Baha tampil di muka PBNU, Jalan Kramat Raya 164 Jakarta Pusat. Sayang sekali tidak tampak ketua Umum PBNU Said Aqil Siroj. Tapi hikmahnya, karena Kiai Said tidak hadir, Gus Baha menjadi sentral betul.

Kehadiran Gus Baha ini mungkin kelanjutan dari surat keputusan (SK) PBNU yang berisi pengangkatan kiai muda dari Rembang ini sebagai rais syuriah PBNU.

“Saya ke sini nggak pernah merasa ibadah. Ini bukan dakwah. Ini ‘show dakwah’. Jadi yang namanya ‘dakwah’ itu orang-orang di kampung tidak bisa ngaji diajari ngaji, seperti saya di Jogja, di Rembang. Kalau ini ‘show dakwah’,” ujar Gus Baha setelah menyampaikan beberapa patah kalimah pembuka. Murid kinasih Mbah Moen ini langsung “tancap gas” saat memulai pengajiannya, tidak ada basa-basi atau kalimat pembuka yang panjang, mungkin sekali lagi karena tidak ada Kiai Said.

“Jadi ini ada kesalahan, karena mondoknya hanya tiga bulan. Jadi tidak bisa membedakan mana ‘dakwah’ dan mana ‘show dakwah’. Ini jelas ‘show’. Mungkin yang jelas bener-bener ‘dakwah’ itu yang sekarang sedang bikin masjid di pedalaman Kalimantan, pedalaman Sulawesi, atau saudara-saudara kita yang di Korea. Saya kemarin di Korea, itu dakwah betul. Kalau ini agak-agak ‘tontonan’.”

Baca juga:  Humor Anak-Anak dan Tuhannya (6): Doa Minta Transformers

Seperti biasanya, Gus Baha menyampaikan itu dengan mengalir, santai, dan tanpa beban. Dan para jemaah yang memenuhi halaman PBNU malam itu pun merespon dengan tawa, dengan santai pula. Pengurus PBNU yang duduk di sampingnya juga tertawa-tawa. Dan memang begitulah suasana majlis-majlis di lingkungan NU, santai, guyub, tertawa, tapi juga sering kali di tengahnya terselip kritik tajam. Dan saya kira apa yang dikemukan Gus Baha di awal-awal pengajiannya, bahwa yang sedang terjadi malam itu adalah “tontonan” atau berkali-kali disebut kata “show”, bukan dakwah, adalah kritik tajam.

Kritik itu mungkin juga bukan untuk PBNU, tapi untuk dirinya sendiri. Dengan kalimat-kalimat begitu, saya sedang melihat Gus Baha sedang menertawakan dirinya sendiri, sesuatu yang, kata Gus Dur, sangat sehat.

Katalog Buku Alif.ID
Apa Reaksi Anda?
Bangga
0
Ingin Tahu
0
Senang
2
Terhibur
0
Terinspirasi
0
Terkejut
0
Lihat Komentar (1)

Komentari

Scroll To Top