Ini kisah tentang Gus Dur di upacara Banser lagi. Penceritanya, masih orang yang sama. Siapa lagi kalau bukan Kang Zastrouw Al-Ngatawi
Berbeda dengan kisah sebelumnya yang lazim dan ada beberapa kejadian sejenis, sehingga masuk akal. Kali ini, agak musykil, apa benar yang dikisahkan pentolan Ki Ageng Ganjur yang khas dengan blangkonnya itu? Atau kisah rekaan belaka, alias fiktif bin ngarang-ngarang?
Memang cerita apa?
Cerita mobil mogok. Mobil mogok sih sebetulnya biasa saja, bukan berita, kecuali yang mogok mobil Presiden Jokowi, di Pontianak, tahun 2019, maka jadi berita. Sebelum Pak Jokowi mobil Presiden Sukarno juga pernah mogok, di Jogjakarta, tentu saja jadi berita. Waktu itu malah di dalamnya juga ada Ibu Negara Fatmawati.
Nah, mobil presiden saja mogok, masa mobil Gus Dur yang waktu itu belum jadi presiden RI gak ada mogoknya. Dari sinilah cerita Kang Zastrouw itu masuk akal. Yang menggelikan adalah mobil yang ditumpangi Gus Dur tidak mogok di jalanan umum. Loh? Di mana?
Di tengah-tengah upacara apel Banser. Kejadiannya di mana, penceritanya sudah lupa. Tetapi ini terjadi ketika Gus Dur menjadi Ketua Umum PBNU.
“Jadi waktu itu Gus Dur jadi pembina upacara apel Banser. Nah, tumben, ada acara muter mengelilingi barisan Banser di lapangan. Kayaknya mau meniru ABRI. Memang waktu itu, apel Banser digelar tidak lama setelah hari ABRI tanggal 5 Oktober. Biasalah Banser ingin tampil gagah…” lanjut Zastrouw mulai senyum-senyum.
Tapi belum separuh perjalanan, mobil jeep terbuka yang ditumpangi Gus Dur itu mogok.
“Walah, kok berhenti agak lama?” Zastrouw dari kejauhan.
Dia mulai khawatir. Akhirnya Zastrouw lari mendekati jeep. “Ada apa, Kang?” tanyanya.
“Mogok,” kata Kang Banser.
“Ya sudah, Gus Dur turun saja. Gak perlu diterusin,” usul Zastrouw. Dia sebagai protokoler Ketua Umum PBNU waktu itu, berusaha mencari solusi praktis.
“Jangan-jangan…” Kata Banser..
“Ini sudah 5 menit, Kang!” Zastrouw mendesak.
Gus Dur di atas mobil terlihat sudah tidak berdiri lagi. Beliau duduk. Wajahnya tampak kecewa, tetapi tidak bereaksi apa-apa. Gus Dur mungkin memaklumi. Mendengar cerita tentang mobil ini, saya jadi ingat cerita Gus Dur saat jadi presiden. Diceritakan, Gus Dur menyampaikan cerita bahwa perjalanan Jakarta ke Bogor sekarang lebih cepat. “Sejak saya jadi presiden Jakarta-Bogor cepet sekali,” kata Gus Dur. Zastrouw yang diajak bicara nyletuk, “Karena Pak Dur sekarang ke mana-mana dikawal.” Gus Dur tertawa terkekeh-kekeh humornya ditebak cantriknya.
Kembali ke kisah Gus Dur di apel Banser. Banser memutuskan Gus Dur tidak turun dari mobil. Entah apa pertimbangannya, kasihan Gus Dur harus berjalan atau kepalang malu. Lalu?
Inspeksi “pasukan” Banser tetap dilanjutkan, Gus Dur berdiri lagi di bagian depan mobil, di samping supir. Jeep cuma berjalan pelan-pelan, karena cuma didorong 6 anggota Banser.
Setelah Gus Dur turun dari mobil dan kembali ke podium, Banser satu lapangan serta tamu undangan bertepuk tangan serempak..
9 Desember,
Tambun, Bekasi