Ini kisah Gus Dur menghadapai Moeslim Abdurrahman, intelekktual Muhammadiyah yang keluar dengan pahit sebagai peneliti Kemeneterian Agama, dulu bernama Departemen Agama.
Moeslim dengan pikirannya yang “nakal” sering membuat kalangan birokrasi era Orde Baru yang memang konservatifnya ndak ketulungan. Hasil-hasil penelitian antrpologis Moeslim Abdurrahman sering dianggap liberal, dan klimaksnya “dikeluarkan”.
“Saya akhirnya keluar dari kementerian agama, Gus.” Begitu kata Muslim mengadu kepada Gus Dur, suatu hari.
“Gak masalah, Kang Muslim, santai saja. Departemen Agama jangan dianggap berat.”
“Gak masalah bagaimana Gus? Ini masalah besar, saya tidak diakui sama Departemen Agama?”
“Loh, justru harus bangga tidak diakui Departeman Agama…”
“Loh, kenapa Gus?”
“Wong Depag itu kayak pasar, semuanya itu ada di sana, kecuali agama.”
Itulah kritik Gus Dur pada lembaga yang sekarang berganti nama menjadi Kementerian Agama itu, saat rezim Orba berkuasa. Dulu Gus Dur sangat jengkel pada lembaga ini, bahkan pernah mengatakan sebaiknya dibubarkan saja, padahal yang menginisasi adanya Depag itu ayahandanya sendiri, Kiai Abdul Wahid Hasyim. Kenapa Gus Dur jengkel? Susah dihindari analisa bahwa selama Orba berkuasa, orang NU dijauhkan dari kementerian ini.