Entah kapan mulainya foto Klepon Islami beredar luas. Foto kudapan tradisional yang masih populer di masyarakat itu terlihat bagus, tapi mendadak viral karena keterangan yang mengiringinya. Begini kalimatnya:
Judul dengan huruf kapital semua: KUE KLEPON TIDAK ISLAMI. Kalimat di bawahnya berupa seruan: “Yuk tinggalkan jajanan yang tidak islami dengan cara membeli jajan islami aneka kurma yang tersedia di toko syariah kami.” Di ujung kalimat itu ada nama semacam “tertanda”: Abu Ikhwan Aziz.
Aneka komentar mengiringi postingan foto di atas. Ada yang serius semisal membanding dengan bagaimana bank syariah melakukan promosi, padahal juga cuma varian produk dari induknya yang bank konvensional. Ada yang menulis begini: “Mau jualan saja pakai mengucilkan kan saingan.”
“Jajanan tradisonal sedang berjuang keras agar tetap lestari di tengah serbuan donat dari Amerika dan udon dari Korea, kok ya ada warga Indonesia tega-teganya bilang tidak islami. Klepon itu warisan orangtua kita dan simbol ekonomi rakyat,” tulis seorang netizan. Ada komentar yang bikin ngakak: “Bukan orang Indonesia itu, Boss. Rumah Abu Ikhwan Aziz di samping terminal Riyadl, Arab Saudi.”
Yang lucu adalah postingan Gus Ma’aruf Khozin, ulama muda yang punya nasab Madura. Dalam status Facebook-nya yang sudah disukai 700 lebih, dikomentari 110 lebih dan dibagi 70 lebih, mengatakan: “Masukkan biji kurma di dalamnya. Langsung jadi Klepon Islami.”
Respon Gus Ma’ruf khas orang Madura saat menghadapi sesuatu yang janggal: tidak reaktif, banyak akal, dan tidak lupa selera humor.