Sitti Hikmawatty, anggota KPAI yang mengatakan renang satu kolam dengan lawan jenis bisa hamil, sudah minta maaf. Ia dengan jujur dan menyesal mengakui kesalahannya itu.
Tanpa bermaksud mendramatisasi, saya jadi ingat jawaban Gus Dur saat ditanya orang perihal pelaksanaan akad nikah melalui internet. Pertanyaannya begini:
Apa hukum melaksanakan akad nikah melalui internet? Apa bisa jarak yang jauh “diakali” dengan live vidio?
Gus Dur awalnya bingung mendapat pertanyaan seperti itu, karena tidak terlalu akrab dengan teknologi yang sedang berkembang. Waktu itu yang sedang tren adalah vidio call melalui Yahoo. Lalu setelah dikasih penjelasan sedikit, Gus Dur mengangguk, bertanda paham. Apa jawaban Gus Dur?
“Boleh saja akad nikah melalui internet. Tapi kawinnya melalui internet juga,” jawab Gus Dur kalem. Sontak orang-orang disekeliling Gus Dur tertawa terkekeh-kekeh.
Apa yang bisa kita ambil pelajaran dari humor Gus Dur itu?
Akal sehat. Ya Gus Dur menggunakan akal sehat menyangkut hal-hal yang bisa dihitung “matematis” dan “biologis”. Kita harus hati-hati, terlebih pejabat publik, dalam memberi pernyataan.
Tiap kata kita, adalah tanggung jawab. Tidak boleh sembrono. Kita tentu geleng-geleng kepala juga karena statemen Menteri Kesehatan yang menyatakan virus Corona bisa dihindari dengan doa. Statemen ini kita katakan sembrono karena pejabat publik, bukan karena doanya. Pejabat publik menunjukkan ikhtiar dulu. Seperti apa dia ikhtiar, baru berdoa. Jadi jangan salah tangkap.
Urusan banjir juga begitu, gak masuk akal para pejabat-pejabat itu. Keterlaluan sekali! Kapan selesai pikiran yang gak beres gak beres seperti ini????