Dalam sebuah ceramah, KH Ahmad Mustofa Bisri atau yang lebih masyhur dengan panggilan Gus Mus, bercerita tentang jenis-jenis kiai.
“Jangan kaget, kalau Sampean menyaksikan kiai diam saja di rumah. Kalau jalan, paling jauh ngubengi pesantrennya, atau ke masjid saja,” Gus Mus mulai bercerita.
“Ndak mau kiai ini dia nyambangi masyarakat. Jangankan masyarakat, rapat NU saja wegah. Pokoknya, kiai ini hanya mau didatangi, tak mau mendatangi,” lanjut Gus Mus.
“Saya baru tahu, rupanya kiai jenis itu ada filosofinya,” kata Gus Mus datar.
“Apa filosofinya, Gus?” tanya jemaah.
“Yaaa..itu.. niru Kakbah. Kakbah kan maunya didatangi. Kakbah tidak akan jalan-jalan nyambangi Madinah, Palestina, gedung NU, apalagi Borobudur,” jelas Gus Mus disambut tawa.
Gus Mus belum berhenti cerita. Kali ini ia mendefinisikan “Kiai Unta”.
“Kiai Unta, jenis kiai yang bersedia jalan jauh di guruan pasar, tahan lapar, bersedia membawa beban berat dan menghantarkan hinga tujuan, mampu beradaptasi dengan segala macam kondisi. Kiai ini tak lelah dan tak bosan silaturahim ke semua lapisan masyarakat, ke kiai-kiai,” terang Gus Mus dengan serius.
“Siapa yang Kiai Unta, Gus?” tanya jemaah lagi.
“Gus Dur,” jawab Gus Mus.
Tulisanya Mas Sahal ini selalu menarik temanya, sayangnya banyak typonya. Hampir di semua tulisan beliau selalu ada typonya. Hehe