30 Januari 1948 atau tujuh puluh tahun lalu, tokoh besar bernama Mahatma Gandhi tewas ditembak oleh Nathurum Godse. Godse, sang pembunuh, seorang seorang Hindu fanatik.
Godse, yang wartawan itu, membenci Gandhi karena menyuarakan toleransi dan perdamaian antara Hindu dan Islam. Godse juga tidak menyukai pendapat Gandi yang menyatakan bahwa Pakistan yang Islam dan India yang Hindu tidak perlu menjadi dua negara berbeda.
Gandhi yang dilahirkan di Gujarat pada 2 Oktober 1869 wafat pada usia 79 tahun. Kematiannya yang diterjang peluruh adalah ironisme, karena Gandhi sendiri sepanjang hidupnya mengajarkan Ahimsa, anti kekerasan.
Beberapa hari sebelum ditembak, dalam sebuah percakapan dengan Rajkumari Amrit Kaur mengatakan, saya kutip dari P. Swantoro:
”Apabila aku harus mati akibat peluru seorang gila, aku harus menjalaninya dengan tersenyum. Tidak boleh ada kemarahan dalam diriku. Tuhanlah yang harus bersemayam di hatiku dan pada bibirku. Dan Anda harus berjanji untuk tidak meneteskan air mata setitik pun.”