Kita bercerita tentang orang-orang Madura lagi yaa… Pas untuk mengisi obrolan di tengah musim hujan. Saudara-saudara kita dari Madura memang selalu punya cerita yang khas, khas juga humornya, hingga khas cara berpikirnya. Tak berlebihan, ada teman-teman mengatakan kekhasan Madura ini dengan “Nalar Madura”.
Dua cerita dari Madura ini menggambarkan “Nalar Madura” yang disebut di atas. Entah siapa yang menciptakan kisah yang populer ini.
Kisah Pertama:
Seorang pedagang jeruk asal Madura diprotes pembelinya. “Cak, kata sampean jeruknya manis semua? Ini asem semua. percuma beli tiga kilo. Sampean berbohong!” protes pembeli.
Penjual asal Madura ini tak tampak bingung diprotes pembelinya. “Aduuhh.. Sampean ndak bisa milih. Bukan Salah saya. Tukar saja, pilih lagi..” Pembeli menukar jeruknya.
Sesampai di rumah, pembeli kembali lagi ke pasar. Lalu ngomel-ngomel lagi. “Asem semua jeruk sampean Cak..”
“Ya ampuuunn.. beli tiga kilo aja protes. Ini saya beli tiga kwintal asem semua diam saja!”
Kisah Kedua:
Penumpang: Cak, ke terminal berapa?
Tukang Becak: Sepuluh ribu..
Penumpang: lima ribu ya..
Tukang Becak: Mari…
Sejurus kemudian, becak melaju menuju terminal. Becak melaju dengan kencang. Jalannya tidak beraturan, ke kanan, ke kiri. Ada lubang pun tidak peduli. Setelah sampai terminal, penumpang protes, “Ya Allah, jantung saya mau copot Cak. Kasar sekali sampean.”
“Kan sampean pilih yang lima ribu. Kalau sepuluh ribu halus Pak, kayak anter pengantin,” jawab tukang becak.