Pagi-pagi ditanya Ustadz Ghali Sudarmin Hamzah. Apa perbedaan doktor (الدكتور) dengan thabib (الطبيب)?.
مالفرق بين الطبيب والدكتور..؟. Saya jawab dengan sangat singkat: الطبيب يعالج المريض والدكتور هو لقب لمن تخرج في مرحلة دكتوراه. Dokter mengobati orang sakit, sedangkan doktor sebuah gelar yang diberikan kepada seseorang yang telah menyelesaikan studi pada tingkat doktoral, setelah magister.
Kalimat yang sangat masyhur ini ternyata juga membuat beberapa buku bahasa Arab yang ditulis non Arab salah paham, atau memang pemahaman yang salah. Atau ketidakpahamannya.
Kesalahpahaman juga terjadi ketika ada jamaah haji yang mendekati Maqam Ibrahim, dan melihat isi Maqam Ibrahim “Kok bukan kuburan?” dikiranya Maqam ibrahim itu kuburan. Saya tertawa. Mengingat di Indonesia, Makam itu artinya kuburan, bukan jejak atau tempat berdirinya Nabi Ibrahim. (tulisan saya tetang maqam, bisa dibaca di sini)
Pertanyaan Ustadz Sudarmin sebenarnya hanya memastikan (bukan beliau tidak paham) bahwa ada buku yang kurang memahami arti dokter dan doktor.
Dokter kalau di Indonesia adalah Tabib (tenaga medis), beda dengan doktor. Apakah di Indonesia juga salah paham? tapi untungnya berbeda tulisan antara doktor dan dokter. Tapi penulisan dalam bahasa Arab keduanya sama (الدكتور) tidak mungkin ditulis دكتار. Dalam bahasa Arab berbeda, kalau tenaga medis ditulis dengan thabib (الطبيب) mereka yang sudah menyelesaikan studi S3 disebut doktor (الدكتور).
Dari mana asalnya penulisan dokter untuk tenaga medis?
Pada asalnya kata dokter itu dari doktor. Mereka yang mengambil studi S3, dengan spesialisasi tertentu. Sebenarnya kurang tepat, bila dokter digunakan pada tenaga kesehatan atau tenaga medis yang belum sampai pada jenjang tersebut. Kecuali, mereka yang juga mengambil spesialis sampai pada jenjang doktor.
Doktor dalam kamus dan istilah yang digunakan diberbagai negara adalah Doctor, as a title, originates from the Latin word of the same spelling and meaning.The word is originally an agentive noun of the Latin verb docēre [dɔˈkeːrɛ] ‘to teach’. It has been used as an honored academic title for over a millennium in Europe, where it dates back to the rise of the first universities. This use spread to the Americas, former European colonies, and is now prevalent in most of the world. Abbreviated “Dr” or “Dr.”, it is used as a designation for a person who has obtained a doctorate-level degree.
Ada guyonan di Madura, ketika salah seorang mahasiswa lulus dari jenjang doktoralnya dan kemudian diwisuda. Keesokan harinya, salah seorang tetangganya yang lagi sakit menuju rumah sang Doktor. Alih-alih mengucapkan selamat atas raihan sang doktor, malah ia minta obat untuk penyakitnya. “Pak, saya tidak bisa mengobati Bapak!”. Tetangga yang sakit itu kaget, “Bagaimana kok tidak bisa mengobati? katanya sudah dokter, sudah jauh-jauh kuliah, tapi tidak bisa, untuk apa kuliah dokter?!”. Doktor ini senyum-senyum, dan pergi ke kamar, lalu mengambil obat bodrex.