Sedang Membaca
Asmaul Husna (02): Ar-Rahim dan Kelebihannya

Guru Dayah MUDI Mesjid Raya Samalanga, Dosen IAI Al-Aziziyah Samalanga dan Ketua Ansor Pidie Jaya serta Kandidat Doktor UIN Ar-Raniry Banda.

Asmaul Husna (02): Ar-Rahim dan Kelebihannya

Kita sering mendengar ungkapan Asmaul Husna atau nama-nama indah Allah SWT memiliki arti dan makna yang sangat bagus. Salah satu dari Asmaul Husna Ar Rahim. Kedudukannya merupakan urutan kedua dalam Asmaul Husna yang artinya Maha Penyayang. Ar Rahiim merupakan kelanjutan dari sifat Ar Rahman. 
Ar Rahim dalam asmaul husna merupakan salah satu sifat Allah yang bermakna Maha Pengasih. Ibnu Abbas RA dalam Fathu al-Bari mengatakan bahwa kata Ar Rahman dan Ar Rahim ini berasal dari kata yang diserap dari kata “rahmah” di mana hakikat makna kata Ar Rahman walaupun penyampaiannya lebih cenderung disebut secara bergandengan bersamaan dalam satu ayat.
Dalam Al-Quran ungkapan A-Rahim jumlahnya ada beberapa pendapat.Ada yang mengatakan bahwa Asmaul Husna Ar-Rahim disebutkan sebanyak 95 kali. Kemudian, dalam pendapat lain dijelaskan bahwa Asmaul Husna Ar-Rahim dikatakan sebanyak 114 kali. Asmaul Husna Ar-Rahim dapat dijadikan sebagai wirid dan dzikir untuk mengingatkan diri, bahwa hanya Allah SWT yang akan menyelamatkan diri manusia di akhirat kelak.
Salah satu ayat yang mengupas Ar-Rahim disebutkan dalam surat Al-Fatihah. M. Tholhah Alfayad (2021) menyebutkan akar kata Rahima menjadi Rahiim sebagaimana kata karama menjadi Kariim dengan sebab mengikuti wazan Fa’iil.
Dalam bahasa arab, wazan Fa’iil menunjukkan karakteristik atau watak dari pelaku pekerjaan. Sehingga, kata Rahiim menunjukkan kasih sayang yang telah melekat, tak dapat dipisahkan dari karakter seseorang. Sebagaimana juga, kata Kariim menunjukkan kemuliaan yang melekat dan tak dapat dipisahkan dari karakter seseorang. Dapat disimpulkan ar-Rahim dalam surat al-Fatihah bermakna “Allah, dzat yang Maha Pengasih dengan kasih sayang yang abadi nan terperinci dan hanya diberikan kepada orang yang beriman.” (kitab tafsir al-Wasith lil Qur’an al-Karim, Muhammad Sayyid Thanthawi).
Kemudian, ada sebuah pertanyaan “Mengapa lafal ar-Rahman dan ar-Rahim diulangi dua kali dalam surah al-Fatihah?”. Syeikh Muhammad al-Qurthubi mengatakan “Allah menegaskan kembali sifat ar-Rahman dan ar-Rahim (dalam ayat ketiga surah al-Fatihah) sebagai ajakan agar hambanya mendekat kepada-Nya. Setelah sebelumnya sang hamba merasa sangat takut akan keagungan Allah dalam sifat Rabbal ‘Alamiin (tuhan semesta alam).”(Kitab Tafsir Al-Jami’ Li Ahkam Al-Qur’an, Al-Qurthubi).
Walhasil, harapan akan kasih sayang Allah serta rasa takut akan siksaan dari-Nya harus berjalan beriringan dan seimbang layaknya dua sayap burung. Inilah hikmah mengapa dicantumkan lafal “ar-Rahman ar-Rahim” pada ayat ketiga surah al-Fatihah.Diriwayatkan dari shahabat Abu Hurairah bahwa Rasulullah bersabda “SeKita inya seorang yang beriman mengetahui siksaan di sisi Allah, niscaya tidak akan ada seorang pun yang berharap surga-Nya. Dan seKita inya seorang yang kafir mengetahui kasih sayang Allah, niscaya tidak ada seorang pun yang putus asa atas mengharap surga-Nya.” (HR.Muslim).
Asmaul Husna Ar-Rahim dimaknai bahwa Allah SWT memberikan kasih sayangnya hanya kepada mereka-mereka yang beriman di akhirat kelak. Al-Qasimi menjelaskan bahwa Asmaul Husna Ar-Rahim bermakna pemberi nikmat secara khusus atau belas kasih yang dianugerahkan Allah kepada mereka yang beriman.
Sementara, merujuk dari pendapat Asy-Sya’rawi, Asmaul Husna Ar-Rahim memiliki makna bahwa Allah Maha Pengasih di akhirat. Dalil Ar Rahim Artinya Yang Maha Penyayang dalam Al Quran Penjabaran mengenai Asmaul Husna Ar-Rahim lebih merujuk kepada kasih sayang Allah SWT kepada orang-orang yang beriman di akhirat kelak. Hal tersebut dijelaskan dalam ayat 2-4 surah Al Fatihah:: “Segala puji bagi Allah, Tuhan seluruh alam. Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang. Pemilik hari pembalasan.” (Q.S. Al Fatihah {1}:2-4).
 Secara sederhana, Asmaul Husna Ar-Rahim dimaknai dengan Allah Yang menguasai hari pembalasan yang akan memberikan keadilan di akhirat berdasarkan kehidupan mahluknya di dunia. Selain itu, dalam surah At-Taubah ayat 128 juga disebutkan terkait adanya sifat Ar-Rahim yang hanya dikhususkan kepada hambaNya yang beriman:
“Sungguh, telah datang kepadamu seorang rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaan yang kamu alami, (dia) sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, penyantun dan penyayang terhadap orang-orang yang beriman”. (Q.S. At-Taubah {9}:128).
Fadhilah Ar-Rahim
Seseorang yang rutin dan kontinyou dalam melakukan sesuatu termasuk berzikir tentunya akan memberikan efek tersendiri termasuk merutinkan zikir Yaa Rahim atau Ar-Rahim. Diantara kelebihan atau fadhilah membaca Yaa Rahim atau Ar-Rahim yaitu: Pertama, siapa saja yang membaca 100x setiap harinya maka orang yang membaca Yaa Rahim/Ar-Rahim, dia akan disayangi oleh sesama manusia.
Kedua, menarik hati seseorang. Seseorang hendak memikat dan menarik hati seseorang lainnya dengan tujuan yang positif. Misalnya, melobi rekan bisnis, atau orang yang mengambil keputusan terhadap barang dagangan yang Kita tawarkan. Bacalah kalimat Ar-Rahim sebanyak-banyaknya setiap selesai shalat: 300x, 500x atau 700x. Lakukan teknik penahanan napas ketika membaca kalimat Ar-Rahim, dan baca doa agar apa yang kita inginkan disetujui ketika menghembuskan napas. Lakukan sampai hajat atau keinginan Kita terkabul.
Jika belum juga mendapatkan apa yang diinginkan, tetaplah bersabar dan istikamah, serahkan keputusannya kepada Allah, Dia pasti memilih yang paling baik untuk kita.
Ketiga, membangkitkan daya tarik yang luar biasa. Jika Kita rutin mewiridkan kalimat Yaa Rahim setiap hari minimal 100x setelah shalatwajib maka tubuh Kita akan memancarkan aura positif yang menimbulkan daya tarik bagi setiap orang yang dekat dengan Kita. Aura positif itu akan meluluhkan hati orang yang semula berniat buruk kepada Kita. Orang di sekitar Kita merasa tertarik dan sayang kepada Kita. Mereka selalu berusaha menyenangkan hati Kita. Sebaiknya wirid kalimat Ar-Rahim selalu digandengkan dengan Yaa Rahman, karena kedua asma’ul husna ini memiliki karakter yang sama, sehingga pengaruhnya akan saling memperkuat. Insya Allah, Kita akan mendapat banyak kemudahan dalam berkomunikasi dengan orang di sekitar Kita yang selanjutnya akan memperlancar urusan bisnis atau usaha Kita .
Keempat, memikat pria atau wanita idaman. Amalan wirid seperti di atas juga bisa digunakan untuk memikat hati wanita/pria idaman dengan tujuan untuk dinikahi, bukan dalam hal yang dilarang oleh syarak. Lakukan shalat istikharah dua rakaat selama beberapa malam berturut-turut hingga Kita mendapat ketetapan hati.
Selesai shalat baca wirid YaaRahim sebanyak 300, 500 atau 700 kali. Lakukan teknik penahanan napas ketika membaca asma’ulhusna ini. Dan ketika menghembuskan napas baca doa: “Ya Allah jika dia (sebut nama wanita/pria yang Kita idamkan) cocok untuk agama, kehidupan dunia dan akhirat hamba jadikanlah hati kami saling tertarik dan mengasihi. Mudahkan urusan perjodohan kami dengan semudah-mudahnya, jadikan semua pihak ridha dengan hubungan kami”.
Hendaknya kita melakukan wirid ini dengan sabar, serahkan keputusan kepada Allah. Jika kenyataan yang terjadi ternyata berlawanan dengan doa yang Kita ucapkan, berarti dia tidak cocok untuk Kita , dan yakinlah Allah akan mengganti dengan yang lebih baik.
Wirid Ar-Rahim ini juga akan membebaskan Kita dari rasa cinta yang berlebihan dan bayangan kekasih Kita yang terus membayangi, sehingga menimbulkan kerinduan yang “membabi buta” yang dapat berakibat buruk bagi Kita .
Kelima, dicintai dan disayang Allah di dunia dan akhirat. Mewiridkan kalimat Ar-Rahimsetiap hari secara rutin akan menimbulkan sifat penyayang di dalam diri Kita . Sama seperti Ar-Rahman, wirid Ar-Rahim juga akan menghilangkan watak buruk seperti pemarah, pendendam, dengki, curang, khianat dan lain sebagainya.
Sebaiknya, wirid kalimat Ar-Rahim selalu digandengkan dengan Ar-Rahmankarena kedua asma’ulhusna ini akan saling bantu menanamkan sifat kasih sayang pada diri Kita , yang pada akhirnya Kita akan semakin dicintai dan disayangi oleh Allah, baik di dunia maupun di akhirat.
Beranjak dari pembahasan di atas, hendaknya dalam berzikir termasuk Ar-Rahim atau Ya Rahim jangan berharap fadhilahnya, namun semata-mata karena Allah. Hendaknya kita dalam berzikir tetap menghadirkan maknanya, sudah berpahala. Kita harus berkeyakinan, sebatang pohon itu kita rawat dan jaga dengan baik, pastinya walaupun dalam durasi yang lama suatu saat tentunya dapat dipetik hasilnya. Benarkah?
Wallahu Muwaffiq Ila Aqwamith Thariq
Baca juga:  Nahdlatul Ulama: Pembaruan Tanpa Mengancaikan Tradisi
Katalog Buku Alif.ID
Apa Reaksi Anda?
Bangga
0
Ingin Tahu
0
Senang
0
Terhibur
1
Terinspirasi
0
Terkejut
0
Lihat Komentar (0)

Komentari

Scroll To Top