Habiburrahman El Shirazy alias Kang Abik menjadikan masjid ini menjadi salah satu latar novel terbarunya bertajuk: Kembara Rindu (Dwilogi Pembangun Jiwa), yang baru diluncurkan di Bandar Lampung, awal September 2019.
Masjid Bintang Mas, begitu sebutan populernya. Kini Masjid yang kini jadi salah satu ikon Kabupaten Lampung Barat. Sejatinya, nama resminya adalah Masjid Islamic Center Baitul Mukhlisin. Tersebab keindahan dan keunikan arsitektur perpaduan dua kultur masjid yang berlokasi di Islamic Center Baitul Mukhlisin di Kawasan Sekuting Terpadu Kecamatan Balik Bukit, Lampung Barat ini masuk dalam buku: 100 Masjid Terindah di Indonesia. Selain tempat pusat kegiatan agama yang mencakup Ibadah, Da’wah dan Ta’lim, Islamic Center Kabupaten Lampung Barat juga menjadi tempat wisata religi bagi masyarakat.
Masjid Islamic Center Baitul Mukhlisin diresmikan oleh Gubernur Lampung Sjacroedin Z.P bersama sama dengan Bupati Lampung Barat – Mukhlis Basri, pada Hari Jum’at tanggal 7 Mei 2010. Setelah peresmian, kegiatan keagamaan yang pertama akan dilaksanakan adalah sholat Jum’at , dilanjutkan keesokan harinya dengan Pembukaan Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) ke-38 Tingkat Propinsi Lampung yang diikuti 14 kabupaten/kota se-Lampung. Sejak diresmikan tahun 2010 Islamic Center Baitul Mukhlisin menjadi tempat keberangkatan calon jemaah haji dari kabupaten Lampung Barat.
Masjid yang berarsitektur unik dan indah ini berjuluk : Masjid Bintang Emas, pasalnya, karena denah kubah limas masjid ini bila dilihat dari atas berbentuk seperti bintang dan diwarnai dengan warna emas. Ditambah lagi ornamen bulan bintang yang berada di bagian ujung kubah tersebut juga dilapisi emas. Tetapi ada juga yang menyebutnya masjid Islamic center Balik Bukit karena berada di Kecamatan Balik Bukit. Sedangkan yang lainnya menyebutnya sebagai Masjid Islamic Center Sekuting karena berada di Daerah Sekuting.
Langgam arsitektur bangunan masjid megah ini perpaduan antara Lampung dan Arab. Berdiri di atas lahan seluas 13.5 hektar dengan luas bangunan masjid mencapai 4000 meter persegi.. Masjid berbujet Rp 33 miliar ini mampu menampung hingga 7200 jemaah sekaligus.
Bentuk atap masjid yang mengadopsi ciri rumah adat Lampung menjadi salah satu ciri khas Lampung terlihat dan ini selaras dengan bentuk gunung tertinggi yang berada di Lampung Barat Gunung Pesagi. Elemen ukiran kirai rumah adat Lampung mewarnai masjid ini termasuk kaca patri yang mengadopsi ornamen kain tapis serta pertemuan kolom dan balok yang dilengkapi ornamen paguk adat Lampung.
Di halaman masjid ini ada sembilan tugu batu tinggi besar yang merupakan simbol sembilan wali penyebar agama Islam di Indonesia. Ruang utama masjid ini berukuran 33 x 33 meter merupakan simbol jumlah zikir.
Ruang utama masjid ini benar benar terasa lega dengan atapnya yang begitu tinggi dan tidak ada satu tiang pun di tengah ruangan. Arsitektur modern tampak jelas begitu dimaksimalkan dalam pembangunan masjid ini. Material bangunan Masjid Islamic Center tersebut dipilih dari batu marmer Lampung dan andesit yang mempercantik ruang dan meminimalisir biaya perawatan. Struktur bangunan masjid juga mengacu pada konsep bangunan tahan gempa yang memperhitungkan gaya lateral dan vertikal beban.
Masjid ini memiliki beberapa ruang fungsional seperti ruang sekretariat, perpustakaan, dan ruang pertemuan. Di halaman juga terdapat plaza yang dapat difungsikan sebagai arena pelatihan manasik haji dan berbagai aktivitas keagamaan. Masjid Islamic Center ini dibangun sebagai bentuk interpretasi cita-cita dan keinginan leluhur masyarakat Lampung Barat yang telah lama mendambakan gedung yang dapat menampung berbagai kegiatan sosial keagamaan.