Dalam pemahaman Kiai Muhammad Thalhah Hasan yang dituangkan dalam karyanya ‘Dinamika Pemikiran tentang Pendidikan Islam yang dimaksud dengan’Pendidikan Islam’ tidak merujuk kepada sekolah, perguruan tinggi yang namanya ada embel-embel Islam atau lebel yang lain seperti madrasah dan pesantren. Lebih jauh menurut Kiai yang menjadi mentri agama di masa KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) menjadi presiden pendidikan Islam tidak sebatas pada pembelajaran tauhid, fiqih, tafsir, hadist saja.
Pendidikan Islam juga mencakup proses pemikiran, penyelenggaraan dan tujuan. Mulai dari gagasan, visi, misi, institusi, kurikulum, lingkungan pendidikan metodologi, yang disemangati dan bersumber dari ajaran dan nilai Islam.
Setiap penyelengaraan pendidikan sejak zaman dahulu sampai zaman moderen ini selalu mempunyai tujuan, baik itu tujuan umum atau khusus, tujuan secara makro atau mikro, tujuan tahapan atau tujuan akhir. Dalam pembahasa tujuan pendidikan Islam secara makro dan mikro tentu mempunyai perbedaan dengan pendidikan agama lain, seperti katholik, hindu, budha, konghucu, komunis, atau sekuler. Masing-masing mempunyai stressing dan konsentrasinya sendiri-sendiri.
Pendidikan Islam secara makro mempunyai tujuan sesuai teologi yang mendasarinya, yakni Al-Qur’an surah Al-Alaq : 3 – 5. Dari sini beberapa para pemikir dan ahli pendidikan menilai bahwa wahyu pertama ini telah memberi wawasan dasar pendidikan Islam, sebagai pembentuk karakter dalam dunia Islam dan memperkenalkan setiap umat Islam pada semua pengetahuan. Sebagai sarana untuk mencapai hubungan dengan Allah, sesame manusia dan alam semesta.
Kiai Tholhah memadatkan tujuan makro pendidikan Islam menjadi tiga macam, tujuan. Pertama pendidikan Islam bertujuan untuk menyelamatkan dan melindungi fitrah manusia. Sebagimana yang telah umum diketahui bahwa setiap manusia yang lahir di muka bumi ini dengan keadaah fitrah, dimana akan cenderung beriman kepada Tuhan yang Maha Esa serta melakukan kebaikan demi kebaikan dalam bermasyarakat.
Naman dalam perjalanan hidup manusia, fitrah ini mengalami pelencengan-pelencengan yang disebabkan karena lingkungan, nafsu yang tidak terkendali, sehingga menjauhkan manusia pada fitrahnya. Maka untuk mengontrol manusia agar tetap dalam fitrahnya inilah memeperlukan proses pendidikan seumur hidup, sejak lahir sampai masuk liang kubur (min al-mahdi ila al-lahdi) .
Yang kedua tujuan pendidikan Islam adalah untuk mengembangkan potensi-potensi fitrah manusia. Setiap manusia dibekali pootensi yang luar biasa dari Allah yang tidak dimilik makhluk lain. Fisik, naluri, pancaindra, akal fikiran, hati Nurani, dan agama. Karena mempunyai potensi yang besar ini manusia diharap menjadi makhluk yang berbudaya, membangun peradaban, mempu menjaga alam semesta.
Untuk mengambangkan potensi-potensi fitrah manusia guna menunjang perannya sabagai khalifah Allah di bumi, diperlukan pengetahuan dan keahliaan yang beragam. Dibutuhkan juga pengalaman dan keterampilan yang memadahi, dan ini membutuhkan pendidikan dan pelatihan dari berbagai macam disiplin ilmu pengetahuan.
Tujuan pendidikan Islam ketiga adalah menyelaraskan perjalanan fitrah manusia dengan rambu-rambu fitrah agama Islam dalam semua aspek kehidupannya. Sehingga manusia dapat lestari hidup diatas jalur kehidupan yang bernalar, atau diatas jalur as-shitath al mustaqim.
Deangan pendidin manusia yang bersenang-senang di luar garis agama Islam akan menyadari bahwa kesenanganya adalah kesenangan semu dan beresiko di dunia dan akhirat. Ketiga tujuan pendidikan Islam secara makro ini selaras dengan tujuan pendidikan Islam secara teknis dan praktis yang telah dirumuskan pada “Rekoemndasi Konfrensi Pendidikan Islam Internasional” yang pertama di Mekkah pada tahun 1977 M sebagai berikut :
“Tujuan pendidikan Islam adalah menciptakan manusia yang baik dan benar, yang berbakti kepada Allah dalam pengertian yang sebenar-benarnya. Serta menumbuhkan kepribadian manusia yang menyeluruh secara seimbang melalui latihan jiwa, intelek, perasaan, fisik, pancaindra. Karena itu pendidikan Islam harus mencapai pertumbuhan manusia dalam segala aspek : spiritual, intelektual, imajinatif, fisik, ilmiah, Bahasa, baik secara indvidu atau kolektif, dan mendorong semuaaspek ini ke arah kebaikan dan mencapai kemaslahatan yang sempurna. Tujuan akhir pendidikan Islam terletak dalam perwujudan ketundukan yang sempurna kepada Allah, baik secara pribadi, komunitas, maupun keseluruhan umat Islam.