Al-Qur’an, kitab suci umat Islam yang dititahkan kepada Kanjeng Nabi Muhammad saw sebagai penggerak dan penyebarnya. Kitab yang mengandung berbagai macam hal, akhlak, hikmah, hukum dan kisah. Padanya ditemukan berbagai macam kebaikan dan keajaiban yang tidak ditemukan pada selainnya. Keistimewaannya diakui tanpa ada yang menyalahi. Jika dikupas lebih dalam, terus menerus, sepanjang masa, niscaya akan bertambah ketakjuban kita akan keramatnya kitab ini.
Rasulullah saw bersabda dari hadits yang diriwayatkan Sahabat Umar bin Khattab ra:
عَنْ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ رَضِىَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: إِنَّ اللَّهَ يَرْفَعُ بِهَذَا الْكِتَابِ أَقْوَامًا وَيَضَعُ بِهِ آخَرِينَ . (رواه مسلم)
“Sesungguhnya Allah swt mengangkat derajat suatu kaum dengan al-Qur’an, dan merendahkan kaum yang lain dengannya pula (al-Qur’an).”
Dari hadits di atas, memberi pemaknaan bahwa al-Qur’an dengan segala yang dikandungnya mampu memberi pengaruh hebat bagi manusia di dunia maupun di akhirat. Semua pengaruh yang didapat tersebut tergantung bagaimana manusia itu menempatkan al-Qur’andalam hidupnya. Bagi siapa saja yang menempatkan al-Qur’an nomor satu di hidupnya, maka al-Qur’an akan membersamainya dalam setiap langkah kehidupannya, termasuk permasalahan-permasalahan yang dihadapinya. Sebaliknya, bagi yang menelantarkan al-Qur’an, acuh dan tak peduli, maka tak akan ditemukan ketentraman dan kedamaian hakiki dalam hidupnya. Hal ini sebagai laknat Allah bagi mereka yang tidak mengindahkan al-Qur’an.
Al-Qur’an mengandung keistimewaan yang luar biasa. Setiap sesuatu yang bersinggungan dengannya akan turut menjadi istimewa. Al-Qur’an diturunkan kepada Kanjeng Nabi Muhammad saw, jadilah beliau Sayyida al awwalin wa al akhirin. Malaikat Jibril yang ditugaskan Allah sebagai pengantar wahyu al-Qur’an kepada Kanjeng Nabi saw, jadilah ia Ruh al amiin. Bulan Ramadhan sebagai bulan turunnya al-Qur’an, jadilah ia Sayyida asy syuhur. Malam lailatul qodar yang menjadi malam turunnya al-Qur’an, jadilah ia Khoir al layaali. Umat manusia yang menerima al-Qur’an sebagai pedoman hidup dunia dan akhirat, jadilah mereka Khoir al umam. Manusia yang di hatinya senantiasa bersemayam ayat-ayat al-Qur’an, jadilah ia Khoir an naas.
Al-Qur’an sebagai pemberi syafaat kelak di hari akhir. Ketentuan ini berlaku bagi siapa saja yang senantiasa menyibukkan hari-harinya di dunia dengan al-Qur’an. Baik membacanya, mengkajinya, menghafalnya dan atau juga mengamalkannya. Janji ini disampaikan langsung oleh Rasulullah saw yang tak mungkin membawa kabar dusta. Hari akhir yang beberapa kali digambarkan dalam al-Qur’an, betapa mengerikannya, menakutkan dan menyakitkan, ternyata al-Qur’an itu sendiri yang mampu menaklukkannya.
Al-Qur’an mengandung pendidikan yang dapat dimanfaatkan oleh seluruh kalangan usia. Maka dari itu, hendaknya para orang tua sudah mulai menanamkan kehidupan qurani pada putra putrinya sejak dini. Tujuannya tidak lain adalah agar anak senantiasa terkelilingi oleh cahaya al-Qur’an, yang harapan kedepannya semoga anak semakin mendalami al-Qur’an serta tumbuh rasa cinta terhadapnya. Jika demikian, dapat dipastikan anaknya akan menjadi anak yang beruntung sebab nur al-Qur’an. Dalam kitab Fadhoil al-Qur’an karya Abu Ubaid al Qosimi ibn Salam ibn Abdillah al Harwi al Baghdadi, dijelaskan salah satu hadist Nabi saw,
«جَرِّدُوا الْقُرْآنَ لِيَرْبُوَ فِيهِ صَغِيرُكُمْ، وَلَا يَنْأَى عَنْهُ كَبِيرُكُمْ، فَإِنَّ الشَّيْطَانَ يَفِرُّ مِنَ الْبَيْتِ يُسْمَعُ فِيهِ سُورَةُ الْبَقَرَةِ»
“Seranglah al-Qur’an agar anak-anak kecil kalian tumbuh besar di dalamnya, dan jangan jauhkan anak-anak kalian yang sudah dewasa dari al-Qur’an, maka sesungguhnya setan itu berlari dari rumah yang didengar di dalamnya surat al baqoroh”
Di era modern ini, banyak sekali ditemukan lembaga-lembaga yang menerima jasa pendidikan al-Qur’an. Terutama rumah-rumah tahfidh yang telah menjamur di seluruh penjuru Indonesia. Fenomena ini sangat baik sebab tujuannya yang ingin membumikan al-Qur’an agar umat lebih familiar dan lebih sering berkecimpung dengan al-Qur’an. Akan tetapi, yang perlu diperhatikan adalah bagaimana al-Qur’an itu selanjutnya benar-benar akan menuntun kehidupan manusia, bukan sekedar bergaya dengan bacaan yang bagus atau hafalan yang dimiliki, tetapi seperti apa ruh al-Qur’an menyatu dengan raga manusia. Dimana dengan itu, maka akan senantiasa terpancar akhlak-akhlak mulia pada tiap insan manusia.
Wawasan tentang al-Qur’an begitu luas. Dari sejarah turunnya al-Qur’an, proses pendakwahan, hingga berbagai ilmu yang dirumuskan para salafus saleh sebagai ilmu turunan al-Qur’an sangat banyak. Kitab-kitab klasik yang menjadi acuan dalam mempelajari ilmu al-Qur’an pun sangat bervariasi. Pemudi muslim calon penerus amanah dakwah hendaknya bersemangat dalam mengkaji dan mempelajari ilmu-ilmu ini. Selain sebab amanah agama, mempelajari segala hal tentang al-Qur’an ini adalah kebutuhan. Betapa tak terarahnya kehidupan manusia jika tanpa al-Qur’an. Dengan demikian, pada dasarnya mengkaji al-Qur’an itu justru memberi keuntungan dan manfaat pada diri pengkaji. Tunggu dan perhatikanlah bagaimana aal-Qur’an akan memperlihatkan hal-hal yang menakjubkan dalam hidup.