Apa kabar musik religi? Lantunan selawat pop? Nissa Sabyan hingga Via Vallen?
Bulan Ramadan tidak hanya identik dengan kegiatan keagamaan. Dalam kenyataanya, bulan penuh berkah itu juga punya keterkaitan dengan berbagai sisi kehidupan manusia lainnya seperti perdagangan, transportasi, termasuk juga seni, dalam hal ini seni musik.
Nah, dalam catatan pendek ini, saya ingin mengulas musik religi dan selawat. Bagi sebagian besar masyarakat muslim di Nusantara, bulan Ramadan, sepertinya tidak bisa dipisahkan dengan selawat atau musik religi. Musik bersyair keagamaan melengkapi Ramadan, seperti timun suri, kolak, atau kurma dalam melengkapi hidangan buka puasa.
Sehari di bulan Ramadan, seorang muslim, secara umum, tidak akan melakukan ibadah dan kegiatan keagamaan terus menerus. Mereka, kami, yang sedang menjalankan puasa di siang hari, juga bekerja seperti biasa. Di malam hari umat Islam tidak salat Tarawih, salat sunah lainnya, atau tadarus sepanjang malam. Di tengah-tengah menjalani kewajiban mencari nafkah itulah, atau malam selepas berbuka, ketika beristirahat dan bersantai, banyak orang memilih mendengarkan lantunan lagu-lagu religi, khususnya “lagu-lagu” selawat.
Mari kita sejenak menengok lagu-lagu religi dekade-dekade lalu, sesuai yang saya alami. Bagi generasi 1980an, ketika bulan Puasa tiba, di masjid atau di musala-musala, bahkan di rumah-rumah, pengurus masjid dan musala atau orang tua kita memutar lagu-lagu religi dari Grup Vokal Bimbo. Tidak sedikit dari generasi 1980an akan mengatakan mereka teringat Ramadan di kampung halaman ketika mendengar Lagu Religi dari Bimbo: “Puasa, Sajadah Panjang, Rindu rasul, dll. Sebagian mereka ada yang teringat kawan-kawan masa kecil. Hinga teringat orang tua yang sudah tiada.
Di sekitar tahun 1990an hingga tahun 2010an, ketika banyak grup band anak muda bermunculan. Tiba-tiba mereka mempunyai kepedulian untuk menyanyikan lagu-lagu religi dan selawat. Di antara grup band dan musisi yang membuat lagu religi itu antara lain Gigi, Radja, Ungu, Wali, Nidji, D’Bagindas, Cokelat dan grup-grup band lainnya. Begitu juga dengan penyanyi-penyanyi Solo seperti Chrisye, Opick, hingga Dea Ananda, dll.
Ada beberapa kemungkinan kenapa mereka menggubah lagu-lagu religi dan selawat. Bisa jadi karena memang mereka mempunya kesadaran untuk membuat lagu yang penuh dengan pesan moral dan religius. Tapi tidak menutup kemungkian hal itu terkait dengan pasar yang memang membutuhkan lagu-lagu religi. Secara ekonomi, membuat lagu religi dapat member keuntungan bagi produsen dan musisi di tengah lesunya dunia music di Indonesia. Dari sisi pasar, dengan penduduk muslim lebih dari 180 juta jiwa (jumlah waktu itu), jelas itu adalah market musik yang empuk.
Terakhir, ketika era tehnologi informasi membawa media sosial masuk ke Indonesia. Beberapa musisi jeli dan mampu memanfaatkan media sosial seperti Youtube, Facbook, Instagram, Twitter, WA, untuk merilis album mereka ke publik.
Mereka memasarkan lagu-lagu Religi dan selawatnya tidak menggunakan media piringan yang konfensional, tapi dengan mengunggahnya di berbagai media sosial.
Penyanyi religi dan selawat yang beberapa tahun ini digandrungi pengguna media sosial Youtube adalah Nisa Sabyan, Via Vallen, Sharla Martiza, Rizal Vertizone, Aleehya dan Dodi Hidayatullah, dll.
Namun demikian, yang perlu dicatat dari musik religi dan selawat itu, umumnya dirilis ke media sosial oleh para produser dan penyanyinya ketika bulan Ramadan atau menjelang Ramadan. Lagu-lagu itu kemudian viral saat Ramadan. Salah satu contohnya, lagu-lagu Nisa Sabyan dan Via Vallen yang viral di bulan Ramadan tahun lalu, 2018.
Dari sini, dapat kita sadari, secara langsung maupun tidak, kehidupan bulan Ramadan masyarakat muslim di Indonesia tidak hanya berkaitan dengan persoalan melaksanakan ibadah puasa, tapi juga terkait dengan lagu-lagu religi dan selawat. Suatu kenyataan yang unik.
Namun demikian, ada pertanyaan yang mengganjal, setelah tahun lalu, tepatnya tahun 2018, lagu-lagu religi dan selawat dari Nisa Sabyan dan Via Vallen viral dan booming, kenapa tahun ini belum muncul musisi, grup musik religi dan selawat yang mampu menghiasi Ramadan kali ini?
Pertanyaan ini penting untuk diungkapkan karena mengacu pada realitas di atas, kegiatan bulan Ramadan masyarakat Nusantara juga selalu terkait dengan musik religi dan selawat. Kita tungu saja.