Sedang Membaca
Agama Cinta yang Mengajarkan Damai
Avatar
Penulis Kolom

Peserta Sekolah Damai Wahid Foundation SMAN 2 Surabaya

Agama Cinta yang Mengajarkan Damai

Islam adalah agama yang penuh cinta. Berasal dari kata SaLaMa yang berarti damai. Namun tak sedikit orang yang masih mempertanyakannya. Bahkan dianggap ajaran menakutkan dan radikal yang sebenarnya jauh dari makna Islam sejati. Hal ini membuat beberapa orang menutup mata dan telinga, enggan mengenal agama ini. Bagaimana bisa sayang, kalau tidak ingin mengenal?

Al-Quran dengan ayatnya yang indah menjelaskan tentang damainya ajaran Islam. Namun, apakah pemeluknya sudah mengaplikasikan dalam kehidupan sesama? Meneladani dari junjungan yang masyhur akan kasih sayangnya? Menebarkan damai di bumi untuk menjalankan pesan dari Sang Maha Cinta? Mengapa malah menyalahi aturan dan mengingkari amanah? Menjunjung tinggi syariat, namun lupa bahwa Allah Ar-Rahman dan Ar-Rahim. Menentang perbedaan dan memaksakan persamaan, lupa bahwa Allah menciptakan manusia berbangsa-bangsa dan bersuku-suku. Kalau dengan kekerasan bagaimana bisa saling mengenal?

Michael Hart dalam karyanya yang berjudul The 100 menempatkan Nabi Muhammad SAW. di urutan pertama 100 orang paling berpengaruh di dunia. Rasulullah sebagai tokoh yang memiliki pengaruh paling besar dan kuat sepanjang sejarah manusia. Pengaruhnya yang takkan pernah padam sampai akhir zaman. Dengan kedamaian, Islam mendunia hingga sampai di bumi nusantara.

Kelembutan Islam tak hanya disampaikan secara teoritis belaka. Banyak kisah yang mampu melelehkan hati manusia. Bagaimana Islam melunakkan hati seorang Umar yang sekeras batu? Khalifah Umar bin Khattab terkenal perawakannya yang tinggi, besar, kuat, dan suka bergulat sehingga ditakuti oleh seluruh kaum Quraisy. Kala itu ia sangat membenci Muhammad penyebar Islam dan berniat membunuhnya. Saat di perjalanan, ia diberitahu bahwa adiknya, Fatimah telah masuk Islam. Ia mendatangi kediaman adik dan suaminya itu. Sebelum memasuki rumah, terdengar sayup-sayup lantunan ayat suci Al-Qur’an. Ia pun memukul adiknya hingga berdarah. Umar ingin melihat apa yang telah adik dan iparnya baca. Fatimah menyerahkan lembaran surat Thaha. Saat itu juga Umar langsung menemui Rasululah di bukit Sofa dan secara terang-terangan menyatakan diri masuk Islam. Tak perlu baku hantam untuk membuat singa padang pasir ini mengucap syahadat.

Baca juga:  Tafsir Surat Asy-Syu’ara' ayat 219: Bukti Bersihnya Nasab Nabi Saw

Tahukah kisah pengemis buta Yahudi yang selalu menghina Rasulullah? Tidak seperti pemimpin lain, Rasulullah tak marah dan menghukum perbuatannya itu. Sebaliknya, setiap hari beliau mendatangi, menanyakan kabar, dan menyuapinya. Beliau membiarkan pengemis itu mencela dirinya. Pengemis Yahudi tidak pernah tahu orang yang ia anggap sahabat itu adalah Muhammad, utusan Allah.

Saat Rasul meninggal, pengemis itu sangat merindukan manusia terbaik yang pernah ia temui tersebut. Abu Bakar pun melakukan kebiasaan seperti Rasulullah yaitu menyuapi pengemis buta di pasar sesuai yang dikatakan Aisyah. Mendengar pengemis itu menghina Rasul, Abu Bakar geram dan menyuapinya dengan kasar. Pengemis Yahudi itu merasa orang dihadapannya merupakan orang yang berbeda, bukan orang biasanya.

Lewat lisan Abu Bakar, pengemis buta Yahudi mengetahui bahwa orang yang ia panggil sahabat selama ini, orang yang peduli lebih dari saudaranya sendiri, orang paling baik yang pernah ia temui, orang yang sangat pantas menjadi Rasul adalah Rasulullah Muhammad SAW. sendiri. Ia menangis dan detik itu juga ia memeluk Islam. Tak perlu kekerasan, paksaan, dan teriakan agar manusia takjub dengan indahnya Islam.

Kedamaian juga dicontohkan oleh Sultan Mehmed II, Sang Penakluk Konstantinopel. Konstantinopel yang pada masanya terkenal akan kecantikannya laksana surga. Salah satu kota paling penting di dunia. Dinding yang tak pernah runtuh berabad-abad lamanya. Di tahun 1453, sultan muda bernama Muhammad Al-Fatih menjadi jawaban dari bisyarah Rasulullah bahwa Konstantinopel akan ditaklukan oleh sebaik-baik pemimpin dan sebaik-baik pasukan.

Baca juga:  2 Ulama Ini Buta Aksara, Tapi Sifat Keulamaannya Pilih Tanding

Saat Raja Konstantin takluk, Muhammad Al-Fatih memasuki Hagia Sophia. Dilihatnya para pendeta, rakyat sipil, wanita, dan anak-anak menangis ketakutan. Al-Fatih tak menumpas habis, justru membebaskan dan menjamin keamanan mereka. Penduduk juga diperbolehkan memeluk keyakinannya. Tentu hal ini mengejutkan, karena tidak pernah ada musuh Konstantinopel yang memperlakukan mereka sebaik Al-Fatih.

Halus dalam berdakwah merupakan salah satu ciri Sunan Kalijaga, tokoh Walisongo. Penyebar Islam di tanah Jawa ini dengan sangat luwes memasukkan ajaran Islam ke dalam tradisi masyarakat Jawa. Mengembara dan berdamai dengan budaya lokal. Tak hanya berdakwah di atas mimbar, tetapi juga membaur dengan masyarakat sekitar. Lewat wayang kulit dan tetembangan, dakwahnya berhasil diterima oleh penduduk. Ciptaannya yang populer adalah Lir-Ilir. Dia juga penggagas baju takwa, Sekatenan, dan Grebeg Maulud. Banyak adipati di Jawa memeluk Islam melalui Sunan Kalijaga. Beliau berhasil membumikan Islam di tanah Jawa. Terbukti mayoritas penduduk Jawa menganut agama Islam sampai sekarang.

Jika seorang sales menawarkan produk kepada konsumen dengan paksaan dan kasar, tentu orang akan lari bahkan mencelanya. Berbeda dengan seorang sales yang memasang tampang ramah, terbuka, dan sabar, orang akan berdatangan dan menaruh kepercayaan kepadanya. Indonesia terkenal akan keramahtamahannya sehingga membuat betah turis mancanegara. Apakah semudah itu kita dipecah belah, melunturkan rasa kemanusiaan antarsesama, dan memudarkan sikap ramah-tamah yang tertanam kuat dalam negeri tercinta sejak lama? Apa kabar gotong-royong warga kampung tanpa membedakan status agama? Dengan meluasnya ajaran Islam ditambah ciri khas penduduk yang ramah seharusnya menjadikan Indonesia sebagai negara pelopor perdamaian. Bersih dari radikalisme, terorisme, dan separatisme.

Baca juga:  Pesantren: Pendidikan dan Relevansinya terhadap Zaman

Baik Allah, Rasulullah, dan ulama mengajarkan cinta kasih. Lalu darimana paham dan tindakan kekerasan yang menyebut nama Islam? Yang jauh dari hakikat Islam sesungguhnya. Menganggap diri sudah berada di jalan paling benar. Menyakiti sesama manusia karena perbedaan. Menolak keberagaman dan mewajibkan penyeragaman dengan jalan radikal. Bukankah nabi berperang hanya untuk pertahanan diri? Sama seperti kungfu, karate dan pencak silat. Seni bela diri digunakan saat berada di posisi terancam dan darurat. Itulah mengapa dari 99 nama-Nya Allah lebih memilih sifat-Nya yang pengasih dan penyayang dalam bacaan basmalah. Allah tidak memilih Al-Malik, Al-Aziz atau Al-Azhim.

Katalog Buku Alif.ID
Apa Reaksi Anda?
Bangga
0
Ingin Tahu
0
Senang
0
Terhibur
0
Terinspirasi
0
Terkejut
0
Lihat Komentar (0)

Komentari

Scroll To Top