Nasruddin Hoja ingin sekali sesekali bergaya dalam berpakaian. Untuk itu, Nasruddin terus menabung dengan rajin sampai kemudian dia bisa membeli kain.
Dengan suka cita, Nasruddin membawa kain barunya ke penjahit untuk dibuatkan baju yang keren. Segeralah badan Nasruddin diukur oleh penjahit ini.
“Datang seminggu lagi ya Hoja, insya Allah baju Sampeyan sudah jadi,” si penjahit berkomitmen waktu.
“Baik,” kata Nasruddin.
Seminggu yang sangat lama buat Nasruddin, dia terus membayangkan hasil jahitan bajunya.
Akhirnya, setelah tepat seminggu Nasruddin pergi ke penjahit. Sampai di tempat jahit, Nasruddin diberitahu oleh penjahitnya, “Maaf Hoja, ada sedikit terlambat. Insya Allah, besok selesai.”
“Baiklah,” kata Nasruddin.
Keesokan harinya, Nasruddin datang lagi. “Maaf.. Belum selesai, sedikit lagi, insya Allah, besok selesai.”
Nasruddin menjawab dengan jengkel, “Sampai kapan bajuku selesai? Apa musti Sampeyan tidak ngomong insya Allah?”
(Diadaptasi dari The Pleasantries of the Incredible Mulla Nasrudin karya Idries Shah, edisi 2015)