Humor Gus Dur: Gus Dur versus Naga Hijau

Cium tangan memang bukan hal aneh di kalangan NU. Di kalangan santri, Gus Dur cukup mempunyai daya tarik untuk dicium tangannya. Di samping seorang Gus, dia juga dianggap “wali”. Gus Dur selalu menghindar bahkan buru-buru menutupi tangannya agar jangan sampai disentuh siapa pun. Cantrik yang biasa menemani Gus Dur ke mana-mana dibuat sibuk dengan ulah para santri yang tidak mau tahu dengan keadaan Gus Dur.

“Padahal,” kata cantrik Gus Dur yang setia itu, “tangan Gus Dur itu sedang sakit bengkak sehingga ditutupi perban,” ungkapnya dengan nada prihatin.

Akhirnya, dengan bersusah payah Gus Dur berhasil menghindar dari sentuhan tangan para santri yang mencoba mencium tangannya.

Setelah acara sambutan selesai, Gus Dur dalam acara lain yang dilakukan mendadak dengan para santri, menjelaskan mengapa dirinya menghindar ketika ingin disalami.

“Jadi, begini duduk soalnya SaudaraSaudara,” kata Gus Dur di depan para santri yang mengerubunginya. “Saya ini sebenarnya entah dengan siapa pun kalau bersalaman hendak mencium tangan saya, saya berusaha menarik dan menghindari itu,” katanya tegas.

“Mengapa?” lanjut Gus Dur seperti tengah memberikan suatu pertanyaan. “Saya ini merasa, kalau tangan saya dicium, sama saja saya dengan kiai-kiai yang lain, nanti dikira tidak demokratis. Lho wong, saya menginginkan anak-anak saya ini mbok jangan terlalu seperti itu,” ungkapnya kepada para santri yang hadir dalam perbincangan informal itu.

Baca juga:  Humor Gus Dur: Kata Kiai Hasyim Muzadi NU Kecut

“Nah, yang kedua, mengapa saya selalu menghindar kalau ada yang hendak mencium tangan saya, itu semata-mata karena tangan saya ini sedang sakit,” kata Gus Dur sambil memperlihatkan tangannya yang dibalut perban putih itu.

“Ini lihat tangan saya dibalut sedemikian rupa,” lanjutnya.

Kemudian Gus Dur mulai bercerita asal muasal mengapa tangannya diperban itu.

“Ceritanya begini,” sambung Gus Dur mengawali ceritanya. “Sewaktu ada kerusuhan di Tasikmalaya saya kan sempat mengeluarkan pernyataan di koran-koran akan adanya konspirasi “Naga Hijau” yang mencoba memecah belah umat NU dari dalam. Nah, sebagai Ketua PBNU, tentu saja saya merasa bahwa ada pihak-pihak yang tengah mengadu domba seperti itu. Agar jangan sampai berkelanjutan, lebih baik saya serang dulu apa yang saya sebut sebagai sarang Naga Hijau itu,” kata Gus Dur sambil sesekali mengusap-usap tangannya yang diperban itu.

“Yah, karena saya bukan pawang ular, akibatnya ya jadi seperti ini,” ungkap Gus Dur sambil memperlihatkan sekali lagi tangannya yang bengkak itu.

“Ketika tangan saya baru masuk ke sarang Naga Hijau itu dengan tiba-tiba saya merasa ada yang mematuk tangan saya. Kontan saja, saya menjerit kesakitan. Akibatnya, seperti Anda-Anda sekalian tahu semua, tangan saya begini ini, ya karena itu tadi. Dipatuk Naga Hijau,” kata Gus Dur mengakhiri ceritanya.

Baca juga:  Humor Gus Dur: Jumlah Istri Permadi

Kontan saja para santri yang mendengarkan cerita ini dibikin ger-geran. (Sumber: TawaShow di Pesantren oleh Akhmad Fikri AF)

Katalog Buku Alif.ID
Apa Reaksi Anda?
Bangga
0
Ingin Tahu
0
Senang
0
Terhibur
0
Terinspirasi
0
Terkejut
1
Lihat Komentar (0)

Komentari

Scroll To Top