Bulan Haji atau bulan Dzulhijjah tak lama lagi akan tiba, meskipun masih kurang sebulan. Berbagai upaya dalam rangka meningkatkan pelayanan kepada jama’ah Haji di Indonesia terus dipersiapkan dengan matang. Bukan hanya itu saja, pendalaman materi perihal manasik haji telah dipersiapkan secara matang oleh KBIH (Kelompok Bimbingan Ibadah Haji) pada masing – masing daerah.
Bahkan para ulama tempo dulu pun turut berkontribusi aktif memberikan pemahaman seputar manasik haji melalui karya tulisnya, seperti yang dilakukan oleh KH. R. Abbas Hasan Tugung – Sempu, Banyuwangi. Santri Syaikhona Kholil Bangkalan yang berdarah ningrat Pakualaman dan kemudian berdakwah di Banyuwangi tersebut selain menulis kitab “Syi’ir Nasehat”, beliau juga menulis sebuah kitab risalah kecil yang berjudul “Manasik Haji Wa Ziyarota Madinah”.
Dalam muqoddimah kitab ini, Kiai Abbas Hasan memang sengaja menulis kitab tersebut sebagai bekal bagi siapa saja yang hendak menunaikan ibadah haji. Kitab yang dicetak di Percetakan Salim Nabhan tersebut pembahasannya memuat tentang do’a safar, miqat haji, rukun serta syarat haji, larangan selama berihram, do’a ketika melihat pemandangan sekitar kota Mekkah, do’a melihat Ka’bah, do’a ketika memulai thawaf, do’a selesai shalat dibelakang maqam Ibrahim, do’a meminum air zamzam, do’a ketika sa’i antara bukit shafa dan bukit marwah, do’a ketika wuquf di Padang Arafah, do’a ketika melempar jumrah, do’a ketika berziarah ke tempat kelahiran Nabi Muhammad, dan do’a ketika berziarah ke pemakaman Ma’la.
Bab selanjutnya membahas perihal ziarah ke makam Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam, yang dalam hal ini Kiai Abbas Hasan menukil beberapa hadits tentang keutamaan berziarah ke makam Rasulullah. Pada bab ini beliau menganjurkan kepada setiap orang agar mandi, memakai pakaian terbaik, serta memakai wewangian sebelum sowan kepada Hadratur Rasul shalallahu alaihi wa sallam. Setelah berziarah ke makam Rasulullah, beliau menganjurkan agar melanjutkan ziarah kepada para sahabat serta ahlul bait nabi yang dimakamkan di pemakaman Baqi’. Kemudian pembahasan berikutnya dilanjut dengan berziarah ke Masjid Quba’ dan syuhada’ Uhud.
Kitab ini penulisannya dimulai hari Senin tanggal 1 Syawal 1369 H atau bertepatan pada tanggal 17 Juli 1950 M dan selesai ditulis pada hari Ahad tanggal 7 Syawal 1369 H yang bertepatan dengan 23 Juli 1950 M. Sebagai bab penutup Kiai Abbas Hasan menjelaskan secara ringkas macam – macam metode berhaji, kemudian kesunnahan mengumandangkan azan sebelum jama’ah haji berangkat dari tanah air. Dan sebagai pemungkas, kitab ini ditutup dengan ijazah do’a ketika Nabiyullah Khidir berjumpa dengan Nabiyullah Ilyas yang mana do’a ini diriwayatkan dari guru beliau Syaikhona Kholil Bangkalan yang lahir pada tahun 1252 H dan wafat pada tahun 1343 H. Wallahu a’lam.