Sedang Membaca
Menyongsong Maulid Nabi: Hikmah Nabi Muhammad Dilahirkan dalam Keadaan Yatim
Ahmad Yaafi
Penulis Kolom

Penikmat kajian Islam, Mahasantri Ma'had Aly Situbondo. Alamat: Ambulu Jember. Bisa disapa: IG @ahy_kr

Menyongsong Maulid Nabi: Hikmah Nabi Muhammad Dilahirkan dalam Keadaan Yatim

Diba

Tinggal menghitung hari kita akan masuk pada bulan Rabiul Awal, bulan dimana manusia yang sempurna al insan al kamil Nabi Muhammad Saw dilahirkan, pada bulan inilah semarak pembacaan maulid Nabi Saw digelar di berbagai tempat, baik di masjid, rumah, tanah lapang dan lain lain. Tujuannya tak lain dan tak bukan sebagai bentuk kecintaan dan pengaggungan terhadap beliau Nabi Muhammad Saw.

Sudah jamak diketahui dikalangan umat islam, bahwa Nabi Muhammad Saw dilahirkan dalam keadaan yatim. ketika usia dua bulan dikandungan, beliau ditinggal wafat ayahnya yang bernama Abdullah bin Abdul Muthalib.

Ayah Nabi Saw wafat di kota Madinah Al-Munawarah setelah mengunjungi beberapa pamannya dari Bani ‘Adiy, hal ini sebagaimana dijelaskan dalam kitab Maulid Al Barzanji karya Sayyid Ja’far Al Barzanji sebagai berikut

ولما تم من حمله شهران على مشهور الأقوال المروية. توفي بالمدينة المنورة أبوه عبدالله. وكان قد اجتاز بأخواله بني عدي من الطائفة النجارية. ومكث فيهم شهرا سقيما يعانون سقمه وشكواه.

Artinya: “Ketika genap beliau dikandung dua bulan menurut pendapat yang diriwayatkan dan termasyhur, ayahnya, Abdullah wafat di Madinah Al-Munawarah, ia ketika itu telah singgah pada paman-pamannya dari Bani ‘Adiy yang termasuk kelompok Najjar, ia tinggal ditempat mereka selama satu bulan karena sakit parah. “

Baca juga:  Ibn al-Atsir: Belajar Memanusiabiasakan Tokoh Sejarah

Bahkan tak berselang lama ibunda beliau Siti Aminah dan kakek beliau Abdul Muthalib menyusul ke alam baka.

Meski beliau Nabi Muhammad Saw dilahirkan dalam keadaan yatim, menurut Syaikh Dr Ramadhan al-Buthi dalam buku karyanya yakni Fikih Sirah, hal ini bukanlah sebuah kebetulan saja, namun ada hikmah di balik itu semua.

Salah satu hikmah di balik Nabi Muhammad Saw dilahirkan dalam keadaan yatim, Syaikh Dr Ramadhan al Buthi menyebutkan agar tak ada seorang pun yang menemukan celah untuk menghembuskan keraguan kedalam hati umat manusia, bahwa Muhammad menimba pengetahuan tentang dakwah yang ia sebarkan dari ayah atau kakeknya. Keraguan semacam ini sangat mungkin dihembuskan, mengingat kebanyakan seorang kakek atau ayah akan mewariskan apa saja kepada anak cucunya.

Namun keraguan terhadap kenabian Rasulullah saw tertutup rapat dengan beliau dilahirkan dalam keadaan yatim, semasa kecil Nabi Muhammad Saw  tumbuh tanpa mengenyam pengasuhan ayah, ibu, dan kakeknya. Bahkan pada masa masa awal setelah dilahirkan Allah berkehendak untuk menempatkan Nabi Saw di dusun Bani Sa’ad yang jauh dari sanak keluarga. Ketika sang kakek meninggal dunia, nabi saw diasuh oleh pamannya Abu Thalib selama 3 tahun, namun uniknya Abu Thalib enggan memeluk islam hingga ia wafat.

Baca juga:  Kota Islam yang Terlupakan (14): Merv-Turkmenistan, Kota yang Tak Pernah Bangkit Lagi

Hal ini juga dapat menjadi penyempurna kebenaran risalah nabi saw, dengan begitu, tak seorang pun dapat menuduh bahwa Abu Thalib lah yang mengajarkan kandungan agama islam kepada Nabi Muhammad Saw.

Demikian, hikmah dilahirkannya Nabi Muhhammad Saw dalam keadaan yatim, semoga bermanfaat. Wallahu alam.

 

 

 

 

Katalog Buku Alif.ID
Apa Reaksi Anda?
Bangga
1
Ingin Tahu
1
Senang
1
Terhibur
1
Terinspirasi
1
Terkejut
1
Lihat Komentar (0)

Komentari

Scroll To Top