Dalam piramida masyarakat Arab Jahiliyah zaman dulu, budak menempati kelas paling rendah di antara kelas-kelas lain. Karena di posisi itu, ia tak memiliki hak apapun baik politik, sosial, ekonomi dan budaya. Ditambah jika seorang budak sekaligus masuk Islam, yang masih sangat minoritas. Maka karuan saja, hidupnya penuh derita dan siksa. Itulah yang dirasakan oleh keluarga Yasir.
Keluarga Yasir terdiri atas Yasir sebagai kepala rumah tangga, Sumayyah sebagai ibu rumah tangga dan Ammar sebagai anak kandung keduanya. Mereka adalah budak dari Bani Mughirah. Keluarga kecil ini memutuskan bergabung dengan Nabi Muhammad dan harus rela mendapat siksaan yang amat pedih, terutama dari Abu Jahal.
Di suatu terik matahari yang menyengat, ketiganya dijemur di tengah bebatuan tandus, ditindih dengan batu dan dicambuk dengan cemeti. Fisik mereka cedera dan otomatis tidak kuat berdiri sempurna. Mereka terus disika sedemikian pedih hingga mereka mau menuruti kehendak Abu Jahal, yakni agar keluar dari komunitas Nabi Muhammad.
Bagaimana sikap mereka? Tak ada satupun siksaan yang berhasil membujuk mereka. Tekad sudah bulat, surga sudah di depan mata. Keluarga budak ini tak bergeming. Mereka menolak tunduk pada Abu Jahal. Siksaan terus dilipatkan gandakan.
Kabar menyedihkan itu tersiar ke seantero Mekkah, termasuk kepada nabi. Nabi yang juga belum punya kekuatan politik tak bisa apa-apa. Beliau hanya ikut bersedih dengan suara parau beliau mendoakan keluarga Yasir ketika lewat sembari melihat mereka disiksa, “Sabarlah keluarga Yasir, sesungguhnya janji untuk kalian adalah Surga”.
Ibnu Hajar dalam al-Ishabah fi Tamyiz al-Shahabah menulis bahwa siksaan pada keluarga Yasir akhirnya menelan korban jiwa. Sumayyah, istri Yasir ditusuk dengan belati pada bagian organ kemaluannya hingga ia meninggal. Dan kematian Sumayyah ini menjadi martir pertama dalam sejarah Islam. Jadi, orang syahid pertama dalam lembaran perjuangan agama adalah perempuan.
Mujahid, salah seorang ulama terkemuka menyebut bahwa ada tujuh orang pertama yang menampakkan keislamannya di Mekkah. Pertama Rasulullah, Abu Bakar, Bilal ibn Abi Rabah, Khabbab, Shuhaib, Ammar dan Sumayyah.
Dari ketuju orang tersebut, hanya rasulullah dan Abu Bakar yang tak mendapatkan siksaan, karena mendapatkan perlindungan dari kerabat dan beberapa pembesar Quraish. Sementara sisanya mendapatkan siksa pedih.[]