#
Berikut ini adalah kitab berjudul “al-Maw’izhah al-Hasanah” karya seorang ulama Sunda asal Kampung Dukuh, Desa Tajur, Kecamatan Citeureup, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, yaitu KH. Usman b. KH. Ismail. Kitab ini ditulis dalam bahasa Sunda aksara Arab (Sunda Pegon) dan berisi kajian psikologi pernikahan dan etika hubungan suami istri sekaligus kunci kebahagiaan membangun rumah tangga.
Sebagaimana tertuang dalam kata pengantarnya, KH. Usman Ismail dalam menulis karyanya ini merujuk kepada beberapa kitab berbahasa Arab dan Melayu, seperti kitab “’Uqûd al-Lujain” karya Syaikh Nawawi Banten (w. 1897), kitab “Durrah al-Nâshihîn”, kitab “Tanbîh al-Ghâfilîn”, kitab “Hadîts Qudsî”, juga kitab “Zillah al-Jâhil” karya Sayyid Usman b. Yahya mufti Batavia (w. 1913).
Pengarang menulis:
مك اي رسالة دغرانن الموعظة الحسنة. هرتوسنا هج فيوروك انو كجدا لوجونا. في بيان معاشرة الزوج والزوجة. مرتيلاكن ريوغ موغفولوغ كروا سرغ بوجونا. سافلهنا كيغيغ متك تنا كتاب عقود اللجين انو بهسا عرب سرغ تنا كتاب درة الناصحين سرغ تنا كتاب جديث قدسي.
(Maka ieu risalah dingaranan “al-Maw’izhah al-Hasanah”. Hartosna hiji piwuruk anu kacida lucuna. “Fî Bayân Mu’âsyarah al-Zauj wa al-Zaujah”. Mertelakeun ruing mungpulung garwa sareng bojona. Sapalihna kenging metik tina kitab “’Uqûd al-Lujain” anu bahasa Arab, sareng tina kitab “Durrah al-Nâshihîn”, sareng tina kitab “Hadîts Qudsî”// Maka ini sebuah risalah dinamakan “al-Mawâ’izh al-Hasanah”. Artinya sebuah ajaran yang sangat bagus. “Fî Bayân Mu’âsyarah al-Zauj wa al-Zaujah”. Menjelaskan hubungan antara suami dan istri. Sebagian kandungan kitab ini dapat mengutip dari kitab “’Uqûd al-Lujain” yang berbahasa Arab, juga dari kitab “Durrah al-Nâshihîn”, juga dari kitab “Hadîts Qudsî”).
Jumlah keseluruhan halaman kitab adalah 16 (enam belas) halaman. Struktur isi kitab ini sendiri terdiri dari sebuah pengantar yang cukup panjang, empat buah pasal, dan khatimah (penutup). Setelah khatimah, penulis menambahkan sebuah hikayat, empat buah masalah, dan sepenggal nukilan dari kitab “Zillah al-Jâhil” karya Sayyid Usman b. Yahya.
Salah satu hal yang menarik dari kitab ini adalah sebuah hikayat seorang perempuan sufi yang masyhur, yaitu Rabi’ah al-‘Adawiyah, yang berjumpa dengan seorang sufi besar dari Basrah, Hasan al-Bashri. KH. Usman Ismail menyampaikan kisah ini dan menuliskannya dalam bentuk syairan (puisi) berbahasa Sunda pada halaman 11 dan 12 kitab, berjumlah 54 (lima puluh empat) bait.
Empat buat bait pertama dari kisah itu sebagai berikut:
كاكونجرا هج استري *ط* دملنا وغكول غابكتي
كاكستي نو مها سوجي *ط* سرت تكدوه سلاكي
واستان ستي رابعة *ط* كا الله بغة محبة
دغكف كان هج وقتوس *ط* أجغان بصري غدهوس
(Kakoncara hiji istri # damelna wungkul ngabakti
Ka Gusti Nu Maha Suci # sarta teu gaduh salaki
Wastana Siti Rabi’ah # ka Allah banget mahabbah
Dongkap kana hiji waktos # Ajengan Bashri ngadeuhos
Terjemahan bahasa Indonesia dari petikan puisi berbahasa Sunda di atas adalah sebagai berikut:
Termasyhurlah seorang perempuan # yang pekerjaannya hanya beribadah
Kepada Allah Yang Maha Suci # ia juga tidak memiliki seorang suami
Namanya adalah Siti Rabi’ah [al-‘Adawiyyah] # kepada Allah ia sangat mahabbah
Lalu datanglah pada suatu waktu # Ajengan [Hasan al-] Bashri bertanya)
Dalam kolofon, didapati keterangan jika karya ini diselesaikan pada tanggal 19 Safar tahun 1376 Hijri (bertepatan dengan 24 September 1956). Kitab dicetak dalam format litografi (cetak batu) oleh percetakan Sayyid Muhammad b. Ali al-Idrus, yang beralamatkan di Jl. Kramat II no. 66, Jakarta. Tertulis di bagian akhir kitab dalam bahasa Sunda Pegon dan bahasa Arab:
ختم بولن صفر كفغ 19 سنة 1376 هجرية. طبع باهتمام السيد محمد بن علي العيدروس
(khatam bulan Safar kaping [tanggal] 19 sanat [tahun] 1376 Hijriyah. Dicetak atas usaha Sayyid Muhammad b. Ali al-Idrus)
Saya mendapatkan naskah ini dari Saudari Rina, seorang pengajar bahasa Jerman di Bandung yang juga mahasiswi pascasarjana Program Ilmu Sastra, konsentrasi Filologi, Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Padjadjaran Bandung. Saya sendiri belum mendapatkan informasi lebih lanjut terkait sosok pengarang kitab, yaitu KH. Usman Ismail Kampung Dukuh, Tajur, Citeureup, Bogor. (RM)
Wallahu A’lam
Bogor, Muharram 1441 Hijri/ September 2019 Masehi