Seluruh manusia yang hidup di muka bumi ini pasti memiliki rencana yang harus digapainya sesuai dengan tujuan hidupnya. Manusia akan tambah bersemangat apabila sudah memiliki tujuan dalam hidupnya yang harus dicapai, bahkan akan lebih giat dari sebelumnya apabila tujuan itu bisa mempengaruhi hidupnya. Usaha yang dilakukan tentunya tidak main-main. Akan ada usaha dan doa yang lebih keras dari sebelumnya.
Sebagai manusia seutuhnya, perempuan juga harus memiliki tujuan dalam hidup. Tujuan yang harus digapai dengan segala bentuk usaha dan bahkan mungkin pengorbanan. Seluruh perempuan juga mempunyai mimpi dan angan yang harus digapai dalam hidupnya. Untuk membahagiakan orang sekitar atau hanya membuat dirinya merasa puas. Intinya selama tujuan itu adalah hal positif maka lakukanlah dan kejarlah.
Biasanya perempuan yang bersikeras akan sampai pada tujuannya akan merasakan ambisi. Ambisi merupakan sebuah nafsu atau keinginan untuk menjadi sesuatu atau bisa melakukan suatu hal yang diimpikan dan dicita-citakan. Ambisi ini merupakan hal yang penting yang menjadi alat pendorong bagi seseorang khususnya perempuan untuk mencapai hal besar dalam hidupnya. Karena tanpa adanya ambisi, tidak ada hal hebat dan luar biasa yang dilakukan seseorang, sekalipun ada risiko dan juga konsekuensi yang harus dilakoninya.
Tetapi tentu ada sisi negatif dalam ambisi. Keinginan kuat yang harus diraih dan sampai pada titik tujuan ini kadang menghalalkan segala cara yang dapat merugikan dirinya sendiri bahkan orang sekitar. Ambisi harus diarahkan pada sisi positif karena akan bermanfaat, baik bagi diri sendiri maupun bagi orang banyak.
Ada sebuah kutipan menarik dari Sheryl Sandberg, COO Facebook, yang mengatakan, “Dalam lingkungan profesional, masih banyak yang merasa tidak nyaman ketika seorang perempuan menunjukkan ambisi. Mereka merasa bahwa perempuan harus lebih rendah hati, lebih kalem,” kita perlu menanyakan diri kita sendiri, mengapa hal ini masih terjadi?
Perempuan yang berambisi sering dicap atau dilabeli dengan ambisius. Orang lain khusunya pria merasa terancam apabila perempuan menunjukan sikap maskulinnya seperti kekuasaan, keberanian dan ambisi. Padahal ambisi bukanlah sesuatu yang perlu ditakuti atau dihindari, tetapi sesuatu yang harus dirayakan dan didorong. Perempuan yang berambisi mampu memberikan kontribusi besar bagi masyarakat dan dunia.
Sebuah studi dari Harvard Business School pada 2018 mengungkapkan bahwa perempuan yang menunjukkan ambisi atau keinginan kuat untuk mencapai posisi tinggi di tempat kerja, cenderung dipandang negatif dibandingkan pria yang memiliki ambisi yang sama. Ini menunjukkan adanya prasangka gender yang masih kuat di masyarakat kita.
Misalnya perempuan yang rajin di tempat kerja berambisi untuk menjadi karyawan yang baik, lalu perempuan itu menempun pendidikan magister ditambah ia juga mengikuti kursus atau pelatihan lainnya yang dirasa akan meningkatkan value pada dirinya. Itu adalah salah satu ambisi perempuan yang sebenarnya baik. Yang seharusnya diberi support untuk bisa meningkatkan value dan kemampuan pada dirinya sendiri.
Tapi kenyataanya terkadang pria takut dan malah merasa minder dengan ambisi yang dimiliki oleh perempuan seperti itu. Dikhawatirkan perempuan yang seperti itu akan dominan di segala hal dalam sebuah hubungan sehingga terkesan pria terlalu menurut dengan seluruh kebijakan-kebijakan yang dibuat oleh perempuan. Padahal nyatanya ada pula banyak perempuan yang meningkatkan valuenya dengan ambisi namun mudah untuk diajak berdiskusi bersama.
Beda hal dengan sikap ambisius ini juga artinya seseorang bisa melakukan suatu hal dengan penuh ambisi. Sehingga pengertiannya tentu berbeda dengan ambisi. Meski demikian, ambisius ini kerap disalahartikan bagi lingkungan sosial orang tersebut karena seringkali merugikan orang lain sehingga orang yang ambisius dibenci.
Hal itu terjadi karena orang yang ambisius biasanya akan bekerja keras dan memiliki semangat juang dan semangat kerja yang tinggi untuk meraih atau mencapai tujuan hidupnya dengan cepat, sehingga kadang mereka mengabaikan bagaimana kondisi sekitarnya.
Contoh lainnya adalah ada perempuan yang rajin dan sangat pintar serta selalu menjawab pertanyaan-pertanyaan dari dosen. Perempuan ini memiliki tujuan agar bisa mendapatkan beasiswa akademik, tapi orang-orang disekitarnya merasa terancam karena perempuan itu dianggap ambisius. Perempuan ini dianggap tidak mau bersosialisasi.
Padahal sikap yang ia cerminkan adalah sikap perempuan yang memiliki ambisi, karena apa yang dia lakukan untuk mendapatkan cita-citanya adalah benar dengan rajin belajar dan menjawab pertanyaa dosen. Bukan artinya ia caper atau mencari perhatian di kelas.
Stigma-stigma seperti inilah yang membuat perempuan ditakuti ketika memiliki rasa ambisius. Baik di dunia kerja, pendidikan atau bidang lainnya. Rasa keberanian yang ditampilkan menjadi salah satu usaha untuk dapat meraih mimpinya, sama seperti pria. Perempuan juga berhak meraih mimpi dengan segala bentuk usaha yang benar.
Untuk semua perempuan di luar sana, jangan pernah merasa harus meredam ambisi. Ambisi adalah bukti kekuatan dan keberanian. Jangan biarkan siapa pun meremehkan atau membuat merasa kurang karena perempuan yang memiliki impian dan tujuan yang besar pastinya juga mengupayakan yang terbaik.
Perempuan tentunya dapat mengejar impian dan tujuan hidup yang diinginkan. Ambisi perempuan bukanlah sesuatu yang harus ditakuti orang-orang khusunya pria. Tetapi sesuatu yang harus dirayakan dan didorong untuk hasil yang optimal dan kebermanfaatan yang lebih luas.