Semalam saya berbincang dengan beberapa mahasiswa senior tentang komodifikasi agama. Kami membahas beberapa hal mulai dari aspek historis hingga isu-isu terkini tentang penggunaan agama sebagai alat tukar politik.
Yang lupa kami bahas adalah bahwa yang terjadi dalam beberapa hari ini bukan hanya komodifikasi agama, tapi juga pelecehan terhadap Tuhan untuk tujuan-tujuan politik elektoral jangka pendek.
Mulanya Amien Rais mengucapkan sesuatu yang sebenarnya normatif, tapi jadi terasa ganjil karena diucapkan untuk menyenggol kepentingan elektoral Jokowi.
“Sekarang ini, mau dua periode,” kata Amien Rais, “tapi nanti Allah yang memutuskan. Santai sajalah. Pak Jokowi juga saya anjurkan tenang-tenang saja. Kekuasaan tidak ada yang abadi, di dunia ini tidak ada yang abadi.”
Mahfud Md, tokoh timses Prabowo yang kini pendukung berat Jokowi, menimpalinya juga dengan nada normatif tapi sarat dengan serangan balik pada Amien Rais.
“Kalau nanti Pak Jokowi tidak turun, ini berarti ‘kan Pak Amien yang tak dipercaya Allah. Ya ‘kan, kalau ini tidak turun maksud saya omongan Amien ini tak diridhoi Allah,” begitu kata Mahfud.
Di tengah suasana seperti ini, kita dengar Ali Mochtar Ngabalin berkata: “Saya percaya, dalam langkah, sepak terjang, yang beliau lakukan, itu pasti mendapatkan tuntunan dari Allah SWT.”
Seperti itulah posisi Allah dalam politik elektoral kita: jadi bahan berpolemik gaya alay oleh para politisi senior seperti Amien Rais, Mahfud Md dan Ali Mochtar Ngabalin.
Benar-benar ada Allah di antara mereka. Ha ha ha ha