Pertanyaan anak kecil tentang Tuhan selalu menarik. Bahkan kita tidak bisa menduga pertanyaan-pertanyaan yang muncul dari mereka. Suatu hari ada anak kecil (namanya Kaka) yang sangat kritis pikirannya. Suatu ketika si Kaka ini mempunyai keinginan untuk menguji dan mencari kebenaran adanya Tuhan dengan mencari tempat tinggalnya. Mulailah anak itu berkelana mencari tempat tinggal Tuhannya.
Langkah pertama, anak itu berkeliling ke rumah ibadah sambil mengamati pemuka agama yang sedang berdoa, duduk di posisi paling depan. Sang pemuka agama itu berdoa dengan mengangkat kedua tangan dan posisi kepala menghadap ke atas.
“Kok menghadapnya ke atas yah, apa Tuhan ada di atas? terus kalau di atas di mana yah, di lantai atas rumah? di atas gendeng? atau di langit?” gumam hati sang anak dengan penuh tanda tanya.
Lalu, pulanglah anak itu ke rumah dengan penuh kebingungan.
“Mah, pah (panggilan kesayangan Kaka ke orang tuanya), Tuhan itu tinggalnya di mana sih, dan rumahnya itu ada di mana? tadi aku barusan berkunjung ke tempat ibadah lalu memperhatikan para tokoh agama, ketika berdoa mereka menghadapnya ke atas melulu?”
“Iya nak, Tuhan itu tempatnya di atas.” si papah tanpa basa-basi langsung menghentikan pembicaraan dan menjawabnya.
“Iya dek, Tuhan itu tempatnya di atas, jauh di atas langit sana.” imbuh mamah.
“Oh gitu ya mah, pah. Adek udah ngerti sekarang.”Kaka pun mengamini aja jawaban orang tuanya.
Keesokan harinya, anak itu pergi ke sekolah dengan penuh girang, karena pertanyaan selama ini yang mengganjal di benak pikiran telah terjawab.
Di ruang kelas, saat belajar mengajar, Bu guru memulai pelajarannya dengan memberi pertanyaan tentang cita-cita kepada peserta didiknya.
Anak-anak, Bu guru mau bertanya kepada kalian semua, apa sih cita-cita kalian?”
Coba, mulai dari Akhmad, apa cita-cita kamu?” tunjuk Bu guru.
Saya ingin jadi polisi bu, biar bisa melindungi orang-orang yang dijahati dan menangkap penjahatnya.”
Bagus sekali kamu Akhmad.”puji Bu guru.
Kalau kamu, Steven?”tanya Bu guru kepada siswa lain.
Saya pengen jadi guru bu, seperti ibu, biar bisa membuat orang lain menjadi pintar dan berilmu.”jawab Steven.
***
Selanjutnya, tanpa diperintah, tiba-tiba Kaka dengan pedenya mengacungkan jari dan menyampaikan cita-citanya kepada Bu guru.
Bu guru!! gantian kaka! kalau cita-cita saya ingin menjadi astronot biar bisa terbang tinggi menembus langit, supaya bisa bertemu langsung sama Tuhan.”
Hahaha.”suara tawa dari semua peserta didik tak terkecuali Ibu gurunya.