Sekali-kali tidak! Tidak ada tempat berlindung.
11-13. Pertanyaan manusia pada akhir ayat yang lalu, diberikan jawab-annya pada ayat-ayat ini. Sekali-kali tidak! Tidak ada tempat berlindung kecuali pada Allah semata! Hanya kepada Tuhanmu sajalah yang selama ini berbuat baik kepadamu wahai manusia, tidak kepada siapa pun selain-Nya, tempat kembali pada hari itu. Allah yang akan memutuskan seadil-adilnya atas segala urusan manusia. Pada hari itu diberitakan secara jelas dan tegas kepada manusia apa yang telah dikerjakannya dan apa yang dilalaikannya.11-13. Pertanyaan manusia pada akhir ayat yang lalu, diberikan jawab-annya pada ayat-ayat ini. Sekali-kali tidak! Tidak ada tempat berlindung kecuali pada Allah semata! Hanya kepada Tuhanmu sajalah yang selama ini berbuat baik kepadamu wahai manusia, tidak kepada siapa pun selain-Nya, tempat kembali pada hari itu. Allah yang akan memutuskan seadil-adilnya atas segala urusan manusia. Pada hari itu diberitakan secara jelas dan tegas kepada manusia apa yang telah dikerjakannya dan apa yang dilalaikannya.
Dalam ayat ini ditegaskan bahwa sekali-kali tidak ada tempat berlindung. Tidak ada satu perlindungan pun yang mungkin menyelamatkan mereka dari siksaan Allah. Tidak ada benteng maupun bukit atau senjata yang dapat digunakan. Demikian dalam ayat lain Allah menegaskan: Patuhilah seruan Tuhanmu sebelum datang dari Allah suatu hari yang tidak dapat ditolak (atas perintah dari Allah). Pada hari itu kamu tidak memperoleh tempat berlindung dan tidak (pula) dapat mengingkari (dosa-dosamu). (asy-Syura/42: 47)
(Hanya) kepada Tuhanmu tempat kembali pada hari itu.
11-13. Pertanyaan manusia pada akhir ayat yang lalu, diberikan jawab-annya pada ayat-ayat ini. Sekali-kali tidak! Tidak ada tempat berlindung kecuali pada Allah semata! Hanya kepada Tuhanmu sajalah yang selama ini berbuat baik kepadamu wahai manusia, tidak kepada siapa pun selain-Nya, tempat kembali pada hari itu. Allah yang akan memutuskan seadil-adilnya atas segala urusan manusia. Pada hari itu diberitakan secara jelas dan tegas kepada manusia apa yang telah dikerjakannya dan apa yang dilalaikannya.11-13. Pertanyaan manusia pada akhir ayat yang lalu, diberikan jawab-annya pada ayat-ayat ini. Sekali-kali tidak! Tidak ada tempat berlindung kecuali pada Allah semata! Hanya kepada Tuhanmu sajalah yang selama ini berbuat baik kepadamu wahai manusia, tidak kepada siapa pun selain-Nya, tempat kembali pada hari itu. Allah yang akan memutuskan seadil-adilnya atas segala urusan manusia. Pada hari itu diberitakan secara jelas dan tegas kepada manusia apa yang telah dikerjakannya dan apa yang dilalaikannya.
Kemudian dalam ayat ini diterangkan keadaan yang sebenarnya dan ke mana manusia hendak dikumpulkan. Hanya kepada Allah tempat manusia kembali. Di tempat penuh kesengsaraan atau di tempat penuh nikmat penuh kebahagiaan. Semuanya tergantung kepada kehendak Allah. Dia Penguasa Tunggal di hari itu. Semua manusia kembali kepada Allah tanpa kecuali. Ke sanalah tujuan perjalanan hidup yang terakhir. Allah berfirman: Dan sesungguhnya kepada Tuhanmulah kesudahannya (segala sesuatu). (an-Najm/53: 42)
Tentu, (bahkan) Kami mampu menyusun (kembali) jari-jemarinya dengan sempurna.
3-4. Atas penegasan tentang kepastian hari Kiamat mestinya manusia percaya, tetapi banyak yang ingkar. Apakah manusia mengira, bahwa Kami tidak akan mengumpulkan kembali tulang-belulangnya yang telah berserakan setelah kematiannya? Jangankan hanya mengumpulkan kembali tulang-belulang, bahkan Kami mampu menyusun kembali jari jemarinya dengan sempurna.5-6. Kepastian Kiamat tidak diragukan lagi, tetapi manusia hendak membuat maksiat terus-menerus. Manusia tidak menyadari sama sekali atas akibat perbuatannya. Justru dengan nada menantang dia bertanya, "Kapankah hari Kiamat yang diancamkan itu?"
Diriwayatkan bahwa ayat ke 3 dan ke 4 ini diturunkan karena ulah dua orang yang bernama 'Adiyy bin Abi Rabi'ah bersama Akhnasy bin Syuraiq. 'Adiyy pernah menjumpai Rasulullah dengan bertanya, "Hai Muhammad, tolong ceritakan kepadaku kapan datang hari Kiamat dan bagaimana keadaan manusia pada waktu itu?" Rasulullah saw menceritakan apa adanya. 'Adiyy menjawab pula, "Demi Allah, andaikata aku melihat dengan mata kepalaku sendiri akan hari itu, aku juga tidak akan membenarkan ucapanmu itu dan aku juga tidak percaya kepadamu dan kepada hari Kiamat itu. Apakah mungkin hai Muhammad, Allah sanggup mengumpulkan kembali tulang-belulang manusia?" Kemudian turunlah ayat ke 4 di atas yang menegaskan kekuasaan Allah sebagai jawaban terhadap pertanyaan 'Adiyy bin Abi Rabi'ah dan orang-orang yang bersikap seperti dia. Untuk menghilangkan keragu-raguan itu, Allah menegaskan sebenarnya Dia berkuasa menyusun (kembali) jari-jemari manusia dengan sempurna. Bahkan Allah sanggup mengumpulkan dan menyusun kembali bagian-bagian tubuh yang hancur sekalipun itu adalah bagian terkecil seperti jari-jemari yang begitu banyak ruas dan bukunya. Andaikata Allah tidak mempunyai ilmu pengetahuan dan kekuasaan yang sempurna, tentu tidak mungkin Allah bisa menyusunnya kembali. Ringkasnya sebagaimana tulang-belulang dan jari-jemari itu tersusun dengan sempurna, maka Allah sanggup mengembalikannya lagi seperti semula.
Akan tetapi, manusia hendak berbuat maksiat terus-menerus.
5-6. Kepastian Kiamat tidak diragukan lagi, tetapi manusia hendak membuat maksiat terus-menerus. Manusia tidak menyadari sama sekali atas akibat perbuatannya. Justru dengan nada menantang dia bertanya, "Kapankah hari Kiamat yang diancamkan itu?"5-6. Kepastian Kiamat tidak diragukan lagi, tetapi manusia hendak membuat maksiat terus-menerus. Manusia tidak menyadari sama sekali atas akibat perbuatannya. Justru dengan nada menantang dia bertanya, "Kapankah hari Kiamat yang diancamkan itu?"
Dalam ayat ini ditegaskan bahwa sebenarnya manusia dengan perkembangan pikirannya menyadari bahwa Allah sanggup berbuat begitu, namun kehendak nafsu mempengaruhi pikirannya. Bahkan manusia itu hendak berbuat maksiat terus-menerus. Sesungguhnya tidak ada manusia yang tidak mengenal kekuasaan Tuhannya, untuk menghidupkan dan menyusun tulang-belulang orang yang sudah mati. Akan tetapi, mereka masih ingin bergelimang dengan berbagai perbuatan maksiat, kemudian menunda-nunda tobat atau menghindarkan diri daripadanya. Sesungguhnya manusia yang seperti ini, menurut Sa'id bin Jubair, suka cepat-cepat memperturutkan kehendak hati dan berbuat apa saja yang diinginkan. Nafsu selalu menggodanya, "Nanti sajalah aku bertobat; nanti sajalah aku mengerjakan kebaikan." Celakanya dia belum sempat tobat dan beramal baik, malaikat maut sudah lebih dahulu mencabut nyawanya. Padahal pada saat itu, ia sedang asyik dalam perbuatan maksiat. Boleh jadi juga maksud ayat ini adalah bahwa seseorang selalu berangan-angan tentang betapa nikmatnya kalau ia mendapat ini dan itu, mendapat mobil dan rumah mewah atau jabatan yang empuk, dan seterusnya, namun lupa mengingat mati, lupa dengan akan datangnya hari kebangkitan, hari saat diperiksa segala pekerjaannya. Kata-kata liyafjura berarti cenderung kepada yang batil, atau suka menyimpang dari kebenaran. Orang seperti ini ingin hidup bebas seperti binatang. Ia tidak mau dihalangi untuk mengerjakan apa saja dengan teguran akal sehat atau larangan agama yang mengekang keinginannya.
Dia bertanya, “Kapankah hari Kiamat itu?”
5-6. Kepastian Kiamat tidak diragukan lagi, tetapi manusia hendak membuat maksiat terus-menerus. Manusia tidak menyadari sama sekali atas akibat perbuatannya. Justru dengan nada menantang dia bertanya, "Kapankah hari Kiamat yang diancamkan itu?"7-10.Atas pertanyaan kaum pendurhaka yang tujuannya untuk mengejek maka ayat ini menegaskan ancamannya kepada mereka. Maka apabila mata terbelalak karena ketakutan, dan bulan pun telah hilang cahayanya, lalu matahari dan bulan dikumpulkan, dan saat itulah Kiamat terjadi. Pada hari itu manusia berkata, "Kemana tempat lari untuk menyelamatkan diri?" Sama sekali tidak ada tempat yang aman.
Selanjutnya, Allah menggambarkan sikap orang keras kepala yang bertanya, "Bilakah hari Kiamat itu?" Pertanyaan ini muncul sebagai tanda terlalu jauhnya jangkauan hari Kiamat itu dalam pikiran si penanya dan menunjukkan ketidakpercayaan akan terjadinya. Hal ini ada hubungannya dengan ayat sebelumnya, yakni: "Kenapa ia terus-menerus ingin mengerjakan kejahatan?" Karena mereka mengingkari adanya hari kebangkitan, sehingga tidak merasa perlu memikirkan segala akibat dari kejahatan yang dilakukan. Dalam ayat lain, Allah berfirman: Jauh! Jauh sekali (dari kebenaran) apa yang diancamkan kepada kamu, (kehidupan itu) tidak lain hanyalah kehidupan kita di dunia ini, (di sanalah) kita mati dan hidup dan tidak akan dibangkitkan (lagi). (al-Mu'minun/23: 36-37) Kalau disimpulkan, ada dua sebab ketidakpercayaan manusia kepada hari Kiamat, yaitu: 1.Karena ragu-ragu dengan kekuasaan Allah. Misalnya pikiran yang berpendapat bahwa bagian tubuh yang sudah hancur, berserakan, dan bercampur aduk dengan tanah, di timur maupun di barat, mungkinkah dapat disusun dan dihidupkan kembali? Bagaimana bisa tubuh manusia yang demikian kembali kepada keadaan semula? Seperti bunyi ayat 3 dan 4: Apakah manusia mengira bahwa Kami tidak akan mengumpulkan (kembali) tulang-belulangnya? (Bahkan) Kami mampu menyusun (kembali) jari-jemarinya dengan sempurna. (al-Qiyamah/75: 3-4) 1.Karena keinginan yang terus-menerus untuk menikmati kesenangan duniawi, dan kedatangan Kiamat (hari berkumpul dan berhisab) tentu saja memutuskan segala bentuk kesenangan itu, seperti disebutkan dalam ayat ke-5: Tetapi manusia hendak membuat maksiat terus-menerus. (al-Qiyamah/75: 5)
Apabila mata terbelalak (ketakutan),
7-10.Atas pertanyaan kaum pendurhaka yang tujuannya untuk mengejek maka ayat ini menegaskan ancamannya kepada mereka. Maka apabila mata terbelalak karena ketakutan, dan bulan pun telah hilang cahayanya, lalu matahari dan bulan dikumpulkan, dan saat itulah Kiamat terjadi. Pada hari itu manusia berkata, "Kemana tempat lari untuk menyelamatkan diri?" Sama sekali tidak ada tempat yang aman.7-10.Atas pertanyaan kaum pendurhaka yang tujuannya untuk mengejek maka ayat ini menegaskan ancamannya kepada mereka. Maka apabila mata terbelalak karena ketakutan, dan bulan pun telah hilang cahayanya, lalu matahari dan bulan dikumpulkan, dan saat itulah Kiamat terjadi. Pada hari itu manusia berkata, "Kemana tempat lari untuk menyelamatkan diri?" Sama sekali tidak ada tempat yang aman.
Dalam ayat-ayat ini, Allah menerangkan tiga hal tanda kedatangan hari Kiamat, yakni: 1.Apabila mata terbelalak (karena ketakutan). Pada waktu itu, mata tidak sanggup menyaksikan sesuatu hal yang sangat dahsyat. Dalam ayat lain tercantum makna yang sama, yakni: Mereka datang tergesa-gesa (memenuhi panggilan) dengan mengangkat kepalanya, sedang mata mereka tidak berkedip-kedip dan hati mereka kosong. (Ibrahim/14: 43) 1.Apabila bulan telah hilang cahayanya untuk selama-lamanya, bukan seperti keadaan waktu gerhana bulan yang hanya berlangsung sebentar saja. 1.Matahari dan bulan dikumpulkan. Artinya matahari dan bulan saling bertemu, keduanya terbit dan terbenam pada tempat yang sama, menyebabkan gelapnya suasana alam semesta ini. Padahal keadaan begitu tidak pernah terjadi, masing-masing berada dalam posisi yang telah ditentukan. Allah berfirman: Tidaklah mungkin bagi matahari mengejar bulan dan malam pun tidak dapat mendahului siang. Masing-masing beredar pada garis edarnya. (Yasin/36: 40) Pada saat itulah manusia yang kafir menyadari betapa janji Allah menjadi kenyataan. Semua orang berusaha hendak menyelamatkan diri. Menurut kajian ilmiah, skenario kiamat ada bermacam-macam, ada yang berupa skenario besar (Grand Scenario), ada pula skenario "lokal" walaupun dampaknya bisa universal dan berpengaruh kepada seluruh alam semesta. Pada Grand Scenario sistem alam semesta mengalami suatu perubahan sistem yang memburuk bahkan bisa secara drastis sehingga alam semesta sebagai sistem menjadi ambruk dan kiamat datang. Skenario jenis kedua bersifat "lokal", artinya hanya terjadi di salah satu galaksi atau tata surya. Besar kemungkinan bahwa kejadian ini berlangsung di galaksi Bima Sakti atau bahkan di tata surya kita, di mana manusia berada. Salah satu skenario yang mungkin adalah mengarahnya lubang hitam (black hole) ke tata surya kita. Bila anggota tata surya kita, termasuk planet bumi, dikenai lubang hitam, yang berarti akan tersedot gravitasi yang sangat kuat, maka semua yang ada di permukaan bumi termasuk manusia akan terangkat kemudian kaki-kakinya akan terlepas dan akhirnya tubuh manusia akan tercerai-berai hingga enam puluh empat bagian. Sedangkan pada saat yang sama, matahari akan tersedot, termasuk energi nuklirnya hingga habis, sedangkan planet seluruh anggota tata surya kita dan matahari juga akan bersama-sama tersedot, hingga akan menyatu karena sedotan gravitasi yang sangat kuat. Jelaslah bahwa cahaya bulan dan tentu saja cahaya sumbernya yaitu matahari akan menghilang. Maka seluruh tata surya kita akan lebur sehingga mengganggu keseimbangan galaksi kita, dan akibat universalnya, keseimbangan Bima Sakti ini akan berdampak pada keseimbangan posisi dan energi alam semesta, sehingga kiamat hanyalah soal waktu.
bulan pun telah hilang cahayanya,
7-10.Atas pertanyaan kaum pendurhaka yang tujuannya untuk mengejek maka ayat ini menegaskan ancamannya kepada mereka. Maka apabila mata terbelalak karena ketakutan, dan bulan pun telah hilang cahayanya, lalu matahari dan bulan dikumpulkan, dan saat itulah Kiamat terjadi. Pada hari itu manusia berkata, "Kemana tempat lari untuk menyelamatkan diri?" Sama sekali tidak ada tempat yang aman.7-10.Atas pertanyaan kaum pendurhaka yang tujuannya untuk mengejek maka ayat ini menegaskan ancamannya kepada mereka. Maka apabila mata terbelalak karena ketakutan, dan bulan pun telah hilang cahayanya, lalu matahari dan bulan dikumpulkan, dan saat itulah Kiamat terjadi. Pada hari itu manusia berkata, "Kemana tempat lari untuk menyelamatkan diri?" Sama sekali tidak ada tempat yang aman.
Dalam ayat-ayat ini, Allah menerangkan tiga hal tanda kedatangan hari Kiamat, yakni: 1.Apabila mata terbelalak (karena ketakutan). Pada waktu itu, mata tidak sanggup menyaksikan sesuatu hal yang sangat dahsyat. Dalam ayat lain tercantum makna yang sama, yakni: Mereka datang tergesa-gesa (memenuhi panggilan) dengan mengangkat kepalanya, sedang mata mereka tidak berkedip-kedip dan hati mereka kosong. (Ibrahim/14: 43) 1.Apabila bulan telah hilang cahayanya untuk selama-lamanya, bukan seperti keadaan waktu gerhana bulan yang hanya berlangsung sebentar saja. 1.Matahari dan bulan dikumpulkan. Artinya matahari dan bulan saling bertemu, keduanya terbit dan terbenam pada tempat yang sama, menyebabkan gelapnya suasana alam semesta ini. Padahal keadaan begitu tidak pernah terjadi, masing-masing berada dalam posisi yang telah ditentukan. Allah berfirman: Tidaklah mungkin bagi matahari mengejar bulan dan malam pun tidak dapat mendahului siang. Masing-masing beredar pada garis edarnya. (Yasin/36: 40) Pada saat itulah manusia yang kafir menyadari betapa janji Allah menjadi kenyataan. Semua orang berusaha hendak menyelamatkan diri. Menurut kajian ilmiah, skenario kiamat ada bermacam-macam, ada yang berupa skenario besar (Grand Scenario), ada pula skenario "lokal" walaupun dampaknya bisa universal dan berpengaruh kepada seluruh alam semesta. Pada Grand Scenario sistem alam semesta mengalami suatu perubahan sistem yang memburuk bahkan bisa secara drastis sehingga alam semesta sebagai sistem menjadi ambruk dan kiamat datang. Skenario jenis kedua bersifat "lokal", artinya hanya terjadi di salah satu galaksi atau tata surya. Besar kemungkinan bahwa kejadian ini berlangsung di galaksi Bima Sakti atau bahkan di tata surya kita, di mana manusia berada. Salah satu skenario yang mungkin adalah mengarahnya lubang hitam (black hole) ke tata surya kita. Bila anggota tata surya kita, termasuk planet bumi, dikenai lubang hitam, yang berarti akan tersedot gravitasi yang sangat kuat, maka semua yang ada di permukaan bumi termasuk manusia akan terangkat kemudian kaki-kakinya akan terlepas dan akhirnya tubuh manusia akan tercerai-berai hingga enam puluh empat bagian. Sedangkan pada saat yang sama, matahari akan tersedot, termasuk energi nuklirnya hingga habis, sedangkan planet seluruh anggota tata surya kita dan matahari juga akan bersama-sama tersedot, hingga akan menyatu karena sedotan gravitasi yang sangat kuat. Jelaslah bahwa cahaya bulan dan tentu saja cahaya sumbernya yaitu matahari akan menghilang. Maka seluruh tata surya kita akan lebur sehingga mengganggu keseimbangan galaksi kita, dan akibat universalnya, keseimbangan Bima Sakti ini akan berdampak pada keseimbangan posisi dan energi alam semesta, sehingga kiamat hanyalah soal waktu.
serta matahari dan bulan dikumpulkan,
7-10.Atas pertanyaan kaum pendurhaka yang tujuannya untuk mengejek maka ayat ini menegaskan ancamannya kepada mereka. Maka apabila mata terbelalak karena ketakutan, dan bulan pun telah hilang cahayanya, lalu matahari dan bulan dikumpulkan, dan saat itulah Kiamat terjadi. Pada hari itu manusia berkata, "Kemana tempat lari untuk menyelamatkan diri?" Sama sekali tidak ada tempat yang aman.7-10.Atas pertanyaan kaum pendurhaka yang tujuannya untuk mengejek maka ayat ini menegaskan ancamannya kepada mereka. Maka apabila mata terbelalak karena ketakutan, dan bulan pun telah hilang cahayanya, lalu matahari dan bulan dikumpulkan, dan saat itulah Kiamat terjadi. Pada hari itu manusia berkata, "Kemana tempat lari untuk menyelamatkan diri?" Sama sekali tidak ada tempat yang aman.
Dalam ayat-ayat ini, Allah menerangkan tiga hal tanda kedatangan hari Kiamat, yakni: 1.Apabila mata terbelalak (karena ketakutan). Pada waktu itu, mata tidak sanggup menyaksikan sesuatu hal yang sangat dahsyat. Dalam ayat lain tercantum makna yang sama, yakni: Mereka datang tergesa-gesa (memenuhi panggilan) dengan mengangkat kepalanya, sedang mata mereka tidak berkedip-kedip dan hati mereka kosong. (Ibrahim/14: 43) 1.Apabila bulan telah hilang cahayanya untuk selama-lamanya, bukan seperti keadaan waktu gerhana bulan yang hanya berlangsung sebentar saja. 1.Matahari dan bulan dikumpulkan. Artinya matahari dan bulan saling bertemu, keduanya terbit dan terbenam pada tempat yang sama, menyebabkan gelapnya suasana alam semesta ini. Padahal keadaan begitu tidak pernah terjadi, masing-masing berada dalam posisi yang telah ditentukan. Allah berfirman: Tidaklah mungkin bagi matahari mengejar bulan dan malam pun tidak dapat mendahului siang. Masing-masing beredar pada garis edarnya. (Yasin/36: 40) Pada saat itulah manusia yang kafir menyadari betapa janji Allah menjadi kenyataan. Semua orang berusaha hendak menyelamatkan diri. Menurut kajian ilmiah, skenario kiamat ada bermacam-macam, ada yang berupa skenario besar (Grand Scenario), ada pula skenario "lokal" walaupun dampaknya bisa universal dan berpengaruh kepada seluruh alam semesta. Pada Grand Scenario sistem alam semesta mengalami suatu perubahan sistem yang memburuk bahkan bisa secara drastis sehingga alam semesta sebagai sistem menjadi ambruk dan kiamat datang. Skenario jenis kedua bersifat "lokal", artinya hanya terjadi di salah satu galaksi atau tata surya. Besar kemungkinan bahwa kejadian ini berlangsung di galaksi Bima Sakti atau bahkan di tata surya kita, di mana manusia berada. Salah satu skenario yang mungkin adalah mengarahnya lubang hitam (black hole) ke tata surya kita. Bila anggota tata surya kita, termasuk planet bumi, dikenai lubang hitam, yang berarti akan tersedot gravitasi yang sangat kuat, maka semua yang ada di permukaan bumi termasuk manusia akan terangkat kemudian kaki-kakinya akan terlepas dan akhirnya tubuh manusia akan tercerai-berai hingga enam puluh empat bagian. Sedangkan pada saat yang sama, matahari akan tersedot, termasuk energi nuklirnya hingga habis, sedangkan planet seluruh anggota tata surya kita dan matahari juga akan bersama-sama tersedot, hingga akan menyatu karena sedotan gravitasi yang sangat kuat. Jelaslah bahwa cahaya bulan dan tentu saja cahaya sumbernya yaitu matahari akan menghilang. Maka seluruh tata surya kita akan lebur sehingga mengganggu keseimbangan galaksi kita, dan akibat universalnya, keseimbangan Bima Sakti ini akan berdampak pada keseimbangan posisi dan energi alam semesta, sehingga kiamat hanyalah soal waktu.
pada hari itu manusia berkata, “Ke mana tempat lari?”
7-10.Atas pertanyaan kaum pendurhaka yang tujuannya untuk mengejek maka ayat ini menegaskan ancamannya kepada mereka. Maka apabila mata terbelalak karena ketakutan, dan bulan pun telah hilang cahayanya, lalu matahari dan bulan dikumpulkan, dan saat itulah Kiamat terjadi. Pada hari itu manusia berkata, "Kemana tempat lari untuk menyelamatkan diri?" Sama sekali tidak ada tempat yang aman.11-13. Pertanyaan manusia pada akhir ayat yang lalu, diberikan jawab-annya pada ayat-ayat ini. Sekali-kali tidak! Tidak ada tempat berlindung kecuali pada Allah semata! Hanya kepada Tuhanmu sajalah yang selama ini berbuat baik kepadamu wahai manusia, tidak kepada siapa pun selain-Nya, tempat kembali pada hari itu. Allah yang akan memutuskan seadil-adilnya atas segala urusan manusia. Pada hari itu diberitakan secara jelas dan tegas kepada manusia apa yang telah dikerjakannya dan apa yang dilalaikannya.
Allah menegaskan bahwa pada hari Kiamat itu manusia berkata, "Ke manakah tempat lari?" Masing-masing orang berusaha mencari jalan untuk menyelamatkan diri. Sebagian mengartikan ayat ini dengan "Ke manakah tempat lari menghindari api neraka?" Tentulah manusia yang dimaksudkan adalah orang-orang kafir, karena pada saat itu orang-orang mukmin tidak ada yang menyangsikan kedatangan hari Kiamat itu seperti disebutkan dalam beberapa hadis Nabi. Apakah orang-orang kafir itu dapat menyelamatkan diri? Tidak!
Aku bersumpah demi hari Kiamat.
1-2. Akhir surah al-Muddasir menguraikan tentang Kiamat serta betapa mengerikannya peristiwa itu, namun kaum pendurhaka mendustakannya. Segala argumen sudah dipaparkan, kalau mereka tetap tidak beriman, maka ayat ini menunjukkan Allah, tidak akan meladeni mereka lagi. Aku bersumpah dengan kepastian hari Kiamat karena semuanya sudah jelas, dan Aku juga bersumpah dengan jiwa yang selalu menyesali dirinya sendiri. Sungguh manusia pasti akan dibangkitkan.1-2. Akhir surah al-Muddasir menguraikan tentang Kiamat serta betapa mengerikannya peristiwa itu, namun kaum pendurhaka mendustakannya. Segala argumen sudah dipaparkan, kalau mereka tetap tidak beriman, maka ayat ini menunjukkan Allah, tidak akan meladeni mereka lagi. Aku bersumpah dengan kepastian hari Kiamat karena semuanya sudah jelas, dan Aku juga bersumpah dengan jiwa yang selalu menyesali dirinya sendiri. Sungguh manusia pasti akan dibangkitkan.
Dalam ayat ini, Allah bersumpah dengan hari Kiamat. Maksudnya ialah Allah menyatakan dengan tegas bahwa hari Kiamat itu pasti datang. Oleh karena itu, manusia hendaknya bersiap-siap menghadapinya dengan beriman dan mengerjakan amal saleh, karena hari Kiamat merupakan hari pembalasan amal.