Jika kamu tidak beriman kepadaku, biarkanlah aku (menyampaikan pesan-pesan Tuhanku).”
Dan selanjutnya Nabi Musa berkata kepada mereka, “Jika kamu tetap tidak mau beriman kepadaku walau aku sudah menyampaikan bukti-bukti tentang kerasulanku dan keesaan Allah, maka biarkanlah aku memimpin Bani Israil dan jangan mengganggu aku untuk menyampaikan pesan-pesan Tuhanku kepada mereka.”
Selanjutnya dalam ayat ini Musa berkata kepada Fir'aun dan kaumnya, bahwa dia akan minta perlindungan dari Tuhannya dan Tuhan mereka, Tuhan yang menciptakannya dan yang menciptakan mereka, berlindung dari tindakan jahat yang akan mereka timpakan kepadanya baik berupa perkataan atau perbuatan. Kalau mereka tidak mau menerima apa yang dia serukan kepada mereka, Musa mengharapkan agar mereka itu membiarkannya menimpa kaumnya tanpa membalas sikap mereka itu. Persoalan antara Musa dan Fir'aun bersama kaumnya berlarut-larut, sekalipun kepada mereka telah diberikan bukti-bukti yang nyata, tetapi mereka tetap saja membangkang. Musa berdoa dan mengadu kepada Allah bahwa mereka itu tetap saja mempersekutukan-Nya dan mendustakan rasul-Nya. Firman Allah: Dan Musa berkata, "Ya Tuhan kami, Engkau telah memberikan kepada Fir'aun dan para pemuka kaumnya perhiasan dan harta kekayaan dalam kehidupan dunia. Ya Tuhan kami, (akibatnya) mereka menyesatkan (manusia) dari jalan-Mu. Ya Tuhan, binasakanlah harta mereka, dan kuncilah hati mereka, sehingga mereka tidak beriman sampai mereka melihat azab yang pedih." (Yunus/10: 88)
Kemudian, dia (Musa) berdoa kepada Tuhannya (seraya berkata,) “Sesungguhnya mereka ini adalah kaum pendurhaka.”
Karena telah nyata kekafiran dan ke engganan mereka untuk ber iman kepada Allah dan kepada Nabi Musa, lalu dia berdoa kepada Tuhannya, “Sesungguhnya, mereka ini, yakni Fir‘aun dan kaumnya, adalah kaum yang berdosa dan pendurhaka kepada Tuhannya. Oleh sebab itu, segerakanlah azab kepada mereka.”
Selanjutnya dalam ayat ini Musa berkata kepada Fir'aun dan kaumnya, bahwa dia akan minta perlindungan dari Tuhannya dan Tuhan mereka, Tuhan yang menciptakannya dan yang menciptakan mereka, berlindung dari tindakan jahat yang akan mereka timpakan kepadanya baik berupa perkataan atau perbuatan. Kalau mereka tidak mau menerima apa yang dia serukan kepada mereka, Musa mengharapkan agar mereka itu membiarkannya menimpa kaumnya tanpa membalas sikap mereka itu. Persoalan antara Musa dan Fir'aun bersama kaumnya berlarut-larut, sekalipun kepada mereka telah diberikan bukti-bukti yang nyata, tetapi mereka tetap saja membangkang. Musa berdoa dan mengadu kepada Allah bahwa mereka itu tetap saja mempersekutukan-Nya dan mendustakan rasul-Nya. Firman Allah: Dan Musa berkata, "Ya Tuhan kami, Engkau telah memberikan kepada Fir'aun dan para pemuka kaumnya perhiasan dan harta kekayaan dalam kehidupan dunia. Ya Tuhan kami, (akibatnya) mereka menyesatkan (manusia) dari jalan-Mu. Ya Tuhan, binasakanlah harta mereka, dan kuncilah hati mereka, sehingga mereka tidak beriman sampai mereka melihat azab yang pedih." (Yunus/10: 88)
(Allah berfirman,) “Oleh karena itu, berjalanlah dengan hamba-hamba-Ku pada malam hari. Sesungguhnya kamu akan dikejar.
Allah menyambut permohonan Nabi Musa dengan berfirman kepadanya, “Karena itu berjalanlah pada malam hari dengan hamba-hamba-Ku, sesungguhnya kamu, wahai Musa dan pengikut-pengikutmu, akan di ikuti, yakni di kejar oleh Fir’aun dan bala tentaranya,
Allah memerintahkan Musa supaya pergi meninggalkan Mesir pada malam hari dan membawa serta Bani Israil dan orang-orang yang beriman kepadanya dari penduduk asli Mesir, tanpa sepengetahun Fir'aun. Ia diberitahu oleh Allah bahwa Fir'aun dan kaumnya akan mengejarnya, tetapi ia tidak akan tersusul oleh mereka. Allah berfirman: Dan sungguh, telah Kami wahyukan kepada Musa, "Pergilah bersama hamba-hamba-Ku (Bani Israil) pada malam hari, dan pukullah (buatlah) untuk mereka jalan yang kering di laut itu, (engkau) tidak perlu takut akan tersusul dan tidak perlu khawatir (akan tenggelam)." (thaha/20: 77)
(yaitu) di dalam taman-taman dan mata-mata air.
damai, dam indah yang tidak dapat dilukiskan oleh manusia, yaitu;di dalam taman-taman yang sangat indah;dan mata air-mata air yang jernih mengalir,
Sebagai perbandingan antara pahala yang diperoleh orang-orang yang beriman dengan azab yang diterima oleh orang-orang kafir, maka dalam ayat-ayat berikut digambarkan kenikmatan dan kebahagiaan yang diperoleh oleh orang-orang yang beriman. Kenikmatan dan kebahagiaan yang mereka peroleh antara lain ialah: 1. Mereka mendapat tempat kembali yang baik di sisi Tuhan mereka. Di tempat itu mereka aman dari segala macam gangguan baik berupa gangguan keamanan diri mereka maupun dari gangguan keamanan jiwa mereka. Mereka berada dalam perlindungan Allah, tidak ada sesuatu pun yang dapat menggoyahkan perlindungan Allah. Tidak ada kata-kata yang menyakitkan hati, tidak ada sikap orang lain yang dapat mengguncangkan perasaan, semuanya enak didengar, indah dilihat, menyejukkan hati dan menentramkan perasaan, tempatnya yang indah, udaranya yang nyaman, mata air yang jernih memancarkan air yang mengasyikkan orang yang tinggal di dalamnya. 2. Di dalam surga itu, orang-orang yang beriman diberi pakaian yang terbuat dari sutera, baik sutera yang halus lagi lembut, memuaskan hati orang yang memakainya, maupun sutera tebal yang beraneka warna dan menghangatkan badan. 3. Mereka duduk berbincang-bincang, berhadap-hadapan di tempat-tempat duduk yang menyenangkan. Dari wajah-wajah mereka, yang terpancar hanyalah rasa kebahagiaan yang tiada taranya dan rasa kepuasan terhadap pahala yang diberikan Allah kepada mereka. 4. Mereka dianugerahi teman hidup yang mendampingi mereka, berupa jodoh atau pasangan yang serasi dan sesuai dengan keinginan mereka. Jodoh mereka itu tidak ada cacat celanya dan belum pernah hatinya tertambat kepada orang lain. 5. Mereka disuguhi buah-buahan yang beraneka ragam macamnya dan makanan yang enak, tidak habis-habisnya dan tidak pernah membosankan. Demikian kesenangan dan kebahagiaan yang akan diperoleh ahli surga nanti. Sebenarnya kebahagiaan dan kesenangan itu tidak dapat dibayangkan manusia karena tidak ada bandingannya dalam kehidupan ini.
Janganlah kamu menyombongkan diri terhadap Allah karena sesungguhnya aku datang kepadamu dengan membawa bukti yang nyata.
dan janganlah kamu menyombongkan diri terhadap Allah dengan menolak aku sebagai rasul yang di utus-Nya kepadamu dan mengabaikan apa yang di perintahkan-Nya. Sungguh, aku datang dan di utus oleh-Nya kepadamu dengan membawa bukti, berupa mukjizat yang nyata tentang kerasulanku.”
Musa menghimbau kaum Fir'aun agar mereka jangan menyombongkan diri kepada Allah dengan mengingkari ketuhanan-Nya, dengan mengakui bahwa ketuhanan itu ada pada diri mereka, dan jangan mendurhakai-Nya serta menyalahi perintah-Nya. Selanjutnya Musa menegaskan bahwa dia datang kepada mereka dengan membawa bukti yang nyata atas kebenaran apa yang dia serukan itu. Bukti nyata itu antara lain peristiwa yang terjadi antara Musa dan Fir'aun yang dikisahkan di dalam Al-Qur'an. Firman Allah: Dia (Musa) berkata, "Apakah (engkau akan melakukan itu) sekalipun aku tunjukkan kepadamu sesuatu (bukti) yang nyata?"Dia (Fir'aun) berkata, "Tunjukkan sesuatu (bukti yang nyata) itu, jika engkau termasuk orang yang benar!"Maka dia (Musa) melemparkan tongkatnya, tiba-tiba tongkat itu menjadi ular besar yang sebenarnya. Dan dia mengeluarkan tangannya (dari dalam bajunya), tiba-tiba tangan itu menjadi putih (bercahaya) bagi orang-orang yang melihatnya. (asy-Syu'ara'/26: 30-33)
Ḥā Mīm.
Hà Mìm
Ayat ini terdiri dari huruf-huruf hijaiah, sebagaimana terdapat pada permulaan beberapa surah Al-Qur'an. Para ahli tafsir berbeda pendapat tentang maksud huruf-huruf itu. Selanjutnya dipersilahkan menelaah masalah ini pada "Al-Qur'an dan Tafsirnya" jilid I yaitu tafsir ayat pertama Surah al-Baqarah."
Demi Kitab (Al-Qur’an) yang jelas.
Allah bersumpah dalam ayat ini dengan kitab suci Al-Qur\'an mengatakan, “Demi Kitab, yaitu Al-Qur’an yang menjelaskan petunjuk-petunjuk Allah untuk manusia agar senantiasa berada pada jalan yang benar.
Allah menerangkan bahwa Dia telah menurunkan Al-Qur'an pada malam yang dikenal dengan malam "Lailatul Qadar" untuk memperingatkan hamba-Nya dan supaya mereka takut kepada siksa-Nya, dan pada malam itu Dia telah memerinci semua hal yang bermanfaat bagi hamba-Nya di dunia dan di akhirat. Dia adalah Tuhan semesta alam yang mengatur langit dan bumi dan yang ada di antara keduanya. Tidak ada yang tersembunyi bagi Allah tentang hal ihwal hamba-Nya, hidup dan mati mereka adalah di tangan-Nya. Dialah Tuhan mereka dan Tuhan nenek moyang mereka, tetapi mereka masih juga ragu setelah kebenaran itu nyata dan jelas. Firman Allah: Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur'an) pada malam qadar. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu?Malam kemuliaan itu lebih baik daripada seribu bulan. (al-Qadr/97: 1-3) Peristiwa turunnya Al-Qur'an itu terjadi pada bulan Ramadan sebagaimana firman Allah: Bulan Ramadan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al-Qur'an, (al-Baqarah/2: 185) Dari hadis Nabi: Dari Watsilah bin al-Asqa' bahwa Rasulullah saw bersabda: shuhuf Ibrahim diurunkan pada malam pertama bulan Ramadan, Taurat diturunkan pada tanggal 6 Ramadan, Zabur pada malam 12 Ramadan, Injil pada malam 18 Ramadan dan Al-Qur'an diturunkan pada malam 24 Ramadan. (Riwayat Ahmad, ath-thabrani, dan al-Baihaqi) Allah menurunkan Al-Qur'an untuk memberitahukan kepada manusia tentang hal-hal yang bermanfaat untuk diamalkan dan hal-hal yang akan mencelakakan mereka, supaya mereka menjauhinya, untuk menjadi hujah bagi Allah atas hamba-Nya.
Sesungguhnya Kami (mulai menurunkannya pada malam yang diberkahi (Lailatulqadar). Sesungguhnya Kamilah pemberi peringatan.
Sesungguhnya Kami menurunkannya pertama kali dari Lauhul-Mahfùz ke langit dunia sekaligus pada malam yang di berkahi. Sungguh, Kamilah yang memberi peringatan.
Allah menerangkan bahwa Dia telah menurunkan Al-Qur'an pada malam yang dikenal dengan malam "Lailatul Qadar" untuk memperingatkan hamba-Nya dan supaya mereka takut kepada siksa-Nya, dan pada malam itu Dia telah memerinci semua hal yang bermanfaat bagi hamba-Nya di dunia dan di akhirat. Dia adalah Tuhan semesta alam yang mengatur langit dan bumi dan yang ada di antara keduanya. Tidak ada yang tersembunyi bagi Allah tentang hal ihwal hamba-Nya, hidup dan mati mereka adalah di tangan-Nya. Dialah Tuhan mereka dan Tuhan nenek moyang mereka, tetapi mereka masih juga ragu setelah kebenaran itu nyata dan jelas. Firman Allah: Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur'an) pada malam qadar. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu?Malam kemuliaan itu lebih baik daripada seribu bulan. (al-Qadr/97: 1-3) Peristiwa turunnya Al-Qur'an itu terjadi pada bulan Ramadan sebagaimana firman Allah: Bulan Ramadan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al-Qur'an, (al-Baqarah/2: 185) Dari hadis Nabi: Dari Watsilah bin al-Asqa' bahwa Rasulullah saw bersabda: shuhuf Ibrahim diurunkan pada malam pertama bulan Ramadan, Taurat diturunkan pada tanggal 6 Ramadan, Zabur pada malam 12 Ramadan, Injil pada malam 18 Ramadan dan Al-Qur'an diturunkan pada malam 24 Ramadan. (Riwayat Ahmad, ath-thabrani, dan al-Baihaqi) Allah menurunkan Al-Qur'an untuk memberitahukan kepada manusia tentang hal-hal yang bermanfaat untuk diamalkan dan hal-hal yang akan mencelakakan mereka, supaya mereka menjauhinya, untuk menjadi hujah bagi Allah atas hamba-Nya.
Pada (malam itu) dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah.
Pada malam itu dijelaskan oleh Allah segala urusan yang penuh hikmah, yaitu segala perkara yang berhubungan dengan kehidupan makhluk di bumi, seperti hidup, mati, rezeki, nasib baik, nasib buruk, dan sebagainya,;
Allah menerangkan bahwa pada malam "Lailatul Qadar", dijelaskan segala perkara yang berhubungan dengan kehidupan makhluk, hidup, mati, rezeki, nasib baik, nasib buruk dan sebagainya. Semuanya itu merupakan ketentuan dari Allah yang penuh hikmah sesuai dengan kebijaksanaan-Nya. Ayat 5 ini ditutup dengan satu ketegasan bahwa Allah telah mengutus Rasul-Nya kepada manusia dari golongan mereka sendiri, membersihkan jiwa mereka, mengajarkan kepada mereka al-kitab, al-hikmah; agar menjadi hujah bagi Allah atas hamba-Nya dan menjadi alasan untuk menghukum mereka apabila mereka berbuat dosa, menentang rasul yang diutus kepada mereka, menolak petunjuk yang dibawa oleh rasul itu dari Allah dan tidak ada alasan bagi mereka untuk membantah dan tidak menerima siksaan Allah, sebagaimana firman-Nya: Tetapi Kami tidak akan menyiksa sebelum Kami mengutus seorang rasul. (al-Isra'/17: 15) Dan firman-Nya: Rasul-rasul itu adalah sebagai pembawa berita gembira dan pemberi peringatan, agar tidak ada alasan bagi manusia untuk membantah Allah setelah rasul-rasul itu diutus. (an-Nisa'/4: 165)
(Hal itu merupakan) urusan (yang besar) dari sisi Kami. Sesungguhnya Kamilah yang mengutus (para rasul)
yaitu urusan yang datang dari sisi Kami. Sungguh, Kamilah yang mengutus rasul-rasul kepada umat-umat terdahulu dan termasuk engkau, ya Muhammad, yang diutus kepada kaummu,
Allah menerangkan bahwa pada malam "Lailatul Qadar", dijelaskan segala perkara yang berhubungan dengan kehidupan makhluk, hidup, mati, rezeki, nasib baik, nasib buruk dan sebagainya. Semuanya itu merupakan ketentuan dari Allah yang penuh hikmah sesuai dengan kebijaksanaan-Nya. Ayat 5 ini ditutup dengan satu ketegasan bahwa Allah telah mengutus Rasul-Nya kepada manusia dari golongan mereka sendiri, membersihkan jiwa mereka, mengajarkan kepada mereka al-kitab, al-hikmah; agar menjadi hujah bagi Allah atas hamba-Nya dan menjadi alasan untuk menghukum mereka apabila mereka berbuat dosa, menentang rasul yang diutus kepada mereka, menolak petunjuk yang dibawa oleh rasul itu dari Allah dan tidak ada alasan bagi mereka untuk membantah dan tidak menerima siksaan Allah, sebagaimana firman-Nya: Tetapi Kami tidak akan menyiksa sebelum Kami mengutus seorang rasul. (al-Isra'/17: 15) Dan firman-Nya: Rasul-rasul itu adalah sebagai pembawa berita gembira dan pemberi peringatan, agar tidak ada alasan bagi manusia untuk membantah Allah setelah rasul-rasul itu diutus. (an-Nisa'/4: 165)