Syekh Abdullah bin Al-Mubarak lahir di Khurasan pada tahun 118 Hijriyah. Beliau terkenal dengan kebaikannya yang tak pernah usai. Syekh Abdullah bin Al-Mubarak adalah seorang yang zuhud, wira’i, adil, dan bijaksana. Bangun malam untuk beribadah, banyak menunaikan ibadah haji, gemar berperang, dan pemberani.
Di bawah ini adalah kisah Syekh Abdullah bin Al-Mubarak ketika bertemu dengan seorang pemuda yang gemar mabuk-mabukan. Pada suatu hari Syekh Abdullah bin Al-Mubarak keluar rumah untuk melakukan perjalanan, di tengah perjalanan ia bertemu dengan seorang pemuda yang sedang mabuk-mabukan. Pemuda itu masih mempunyai garis keturunan dengan Rasulullah Saw.
Si pemuda berkata: “Wahai orang Hindi! (Abdullah bin Al- Mubarak dipanggil orang Hindi, karena berasal dari India) engkau berjalan di jalanmu, (jalan kebaikan) sedangkan aku adalah keturunan Rasulullah SAW. perilaku ku seperti yang kamu lihat saat ini (mabuk-mabukan).
Syekh Abdullah bin Al-Mubarak menjawab: “Aku mengamalkan apa yang diamalkan oleh kakekmu, apa yang diperintah aku lakukan, dan apa yang dilarang aku tinggalkan. Sedangkan kamu tidak mengamalkan apa yang diamalkan oleh kakekmu”.
Ketika menjelang malam Syekh Abdullah bin Al-Mubarak bermimpi bertemu Rasulullah, dalam mimpinya ia melihat Rasulullah sedang sedih dan marah kepada-nya. Syekh Abdullah bin Al-Mubarak berkata, apa salah dan dosaku wahai Rasulullah? Rasulullah menjawab: “Engkau menanggung dosa atas sebagian keturunanku, sedangkan semua orang tahu bahwa ia adalah keturunanku.” Kemudian Syekh Abdullah bin Al-Mubarak terbangun dari mimpinya, ia menyesal dan ingin bertemu dengan pemuda itu, untuk meminta maaf kepada-nya.
Kejadian yang sama dialami oleh si pemuda, bahwa pada malam harinya ia bermimpi berteu Rasulullah Saw. Dan Rasulullah memberi tahu kepadanya bahwa Rasulullah telah mendatangi Syekh Abdullah bin Al-Mubarak dalam mimpinya, Dan Rasulullah berkata: “Sepantasnya engkau berjalan di jalanku seperti apa yang telah dikatakan oleh Abdullah bin Al-Mubarak kepadamu”. pemuda itu terbangun dari tidurnya dengan rasa menyesal. Dan ingin menemui Syekh Abdullah bin Al-Mubarak untuk meminta maaf.
Syekh Abdullah bin Al-Mubarak dan si pemuda mempunyai kehendak yang sama, yaitu, ingin bertemu, dan tujuan mereka sama hanya untuk meminta maaf. Kemudian mereka bertemu di tengah jalan dan saling menceritakan mimpi mereka, dan mereka saling memaafkan. Si pemuda akhirnya bertaubat di tangan Syekh Abdullah bin Al-Mubarak, dan berhenti dari kebiasaanya meminum-minuman keras. Syekh Abdullah bin Al-Mubarak juga bertaubat setelah kejadian itu.
(Di sarikan darikan kitab Tadzkiratul Auliya’ Juz, 1 Hlm. 233 Karya: Syekh Fariduddin Attar )