Syabakah adalah seorang perempuan yang spesialis dalam hal kehati-hatian (wara’). Ia dari Bashrah -kini wilayah Irak- seperi Maryam dan Rabiah.
Di rumah sang sufi, terdapat sel-sel bawah tanah (sara dib) bagi murid-murid perempuannya, di mana mereka belajar seluk-beluk mujahadah dan pelbagai praktik spiritual.
“Jiwa manusia disucikan oleh tindak-tindak ibadah (riyadlah). Dan manakala ia telah disucikan, ia menemukan kedamaian dalam ibadah, sebagaimana sebelumnya ia terbebani olehnya.”
Abu Sa’id ibnu al-Arabi juga menyebutkan pernyataan serupa dalam Kitab ath-Thabaqat.
Secuil Catatan:
Ahli Keislaman asal Swedia, Tor Andrae (1885-1947)dalam bukunya In the Garden of Myrtles: Studies in Early Islamic Mysticism, “Selama masa paling awal Islam, zahid-zahid tertentu membuat sebuah sel atau kamar bawah tanah di dalam atau di bawah rumah-rumah mereka, di mana secara periodik mereka mempraktikkan kehidupan kepertapaan semu.”
Meskipun Louis Massignon, ahli Islam dari Prancis (1883-1962) tak menyebutkan istilah Persia dengan Sardab (ruang bawah tanah, gudang) dalam Essay, dia mewicarakan mathmurah (Persia, shikaft, gudang bawah tanah).
Mula-mula digunakan oleh zahid-zahid Kristen Nestorian, gudang-gudang bawah tanah juga digunakan oleh sufi-sufi awal di Khurasan.