Senin malam (02/07/24), sekitar pukul 22:12 WIB saya mendapat pesan singkat dari salah satu kawan saya. Ia mengabarkan bahwa hari Rabu akan berkunjung ke Langgar.co, sebuah labolatorium pemikiran, kajian, dan ruang yang membicarakan isu-isu kebudayaan dan keindonesiaan. Langgar.co ini beralamat di Jalan Cepoko Indah, Cepokojajar, Sitimulyo, Kec. Piyungan, Kabupaten Bantul, Yogyakarta. Sekitar 11 menit dari rumah saya jika naik sepeda motor.
Setelah membaca pesan singkat itu saya membalas dengan pernyataan setuju, karena memang ini baru kali pertama saya berkunjung ke Langgar.co. Sebelumnya saya sering mendengar nama Langgar.co bahkan beberapa tahun lalu saya diminta main oleh Mas Doel Rohman (salah satu pengurus di Langgar.co) namun saat itu saya belum menyempatkan diri berkunjung.
Sesampainya di Langgar.co kami disambut dengan hangat, lalu mendengarkan ceramah kehidupan dari Mas Irfan Afifi pendiri Langgar.co.
Saya tidak bisa merangkum semua yang dikatakan Mas Afifi karena memang petuah yang ia sampaikan “daging semua” (berbobot). Sehingga sulit untuk diingat semua, namun ada beberapa point yang menurut saya penting untuk di catat dan digaris bawahi.
Misalnya, Mas Afifi tadi menjelaskan tentang hubbuddunya atau cinta dunia. Mas Afifi mengatakan bahwa cinta dunia itu dapat merusak segalanya dan sumber masalah dalam kehidupan ini. Apa yang dikatakan Mas Afifi senada dengan hadis nabi yang diriwayatkan oleh Al-Baihaqi: حُبُّ الدُّنْيَا رَأْسُ كُلِّ خَطِيئَةٍ “ (cinta dunia adalah biang semua kesalahan).
Seseorang yang memiliki kesadaran spiritual tinggi tentu akan menghindari cinta dunia, sebab orang yang sudah terjebak dalam mencintai dunia ia akan dibinasakan dan di hinakan oleh dunia itu. Lalu perbincangan ini melebar ke soal tambang namun Mas Afifi tidak bisa menilai apakah ormas NU yang di wakili PBNU itu mereka murni niatnya untuk kemaslahatan umat atau justru sebaliknya yaitu “hubbudd tambang”. Jika yang terjadi adalah karena ikut-ikutan eksploitasi maka sudah barang tentu melenceng dari ajaran agama sendiri.
Kemudian yang saya ingat sempat membahas tentang makna mi’raj menurut Mas Afifi apa yang pernah dialami nabi yaitu peristiwa Isra’ Mi’raj juga bisa di alami oleh orang lain selama orang tersebut memiliki spiritual yang tinggi. Jadi bukan dongeng atau rekayasa peristiwa mi’raj itu orang yang sudah mengalami guncangan batin maka ia mencapai maqom haqq. Maka pesan Mas Afifi kita sebagai manusia harus terus melatih kesadaran spiritual agar naik levelnya menjadi insan bukan basyar.
Menghidupkan kesadaran spiritual artinya jangan hanya berhenti pada pembacaan teks namun lebih dari pada itu yaitu menghidupkannya dalam laku hidup sehari-hari. Maka pengalaman-pengalaman spiritual itulah yang sangat berharga bagi diri kita sendiri.
Terakhir yang saya ingat Mas Afif menyinggung soal cinta, katanya orang yang melakukan pekerjaan apapun atas dasar cinta maka itu bukan menjadi beban dan tidak menjadi paksaan dalam menjalaninya. Orang yang mendasarkan pekerjaan atau hobinya pada cinta maka lama-lama ia akan menjadi ahli atau pakar dalam bidang yang ditekuninya. Kemudian ia memberikan contoh ada seseorang yang suka membuat kursi maka tanpa disuruh atau dibayar ia akan tetap membuat kursi sesuai yang disenanginya.
Cinta yang demikian adalah cinta tanpa pamrih yaitu dilakukan dengan tulus. Jadi pada dasarnya pekerjaan apapun jika dilandasi dengan cinta maka tidak akan menjadi beban. Mungkin hal ini sulit bagi mereka yang menjalankan pekerjaan karena terpaksa dan kepepet kebutuhan hidup.