Pernahkah kita mendengar ulama-ulama yang takut terhadap isterinya? Tentu banyak. Gus Baha dalam salah satu pengajiannya mengatakan bahwa kiai kalau dimarahin istrinya itu biasa saja. Lah wong nabi saja pernah dilabrak perempuan. Tutur kiai Pantura bernama lengkap Bahauddin Nursalim ini.
Kiai Hasyim Muzadi misalnya, dalam sebuah ceramah pernah mengisahkan guyon tentang laki-laki yang jika di luar rumah berpenampilan gagah. Ia bak seorang pimpinan perang bisa mengatur orang lain. Tapi, begitu pulang ke rumah, sekali dicemberui istri langsung gemetaran.
Betul. Dalam konteks lain, sepanjang sejarah banyak sekali kisah bagaimana ulama dicemburui oleh istrinya karena lebih sering bercengkrama dengan kitab ketimbang dengan keluarganya. Sebut saja kisah Imam Sibawaihi yang kitab-kitabnya dibakar habis oleh istrinya.
Bahkan ada beberapa istri ulama yang secara sarih mengungkapkan kecemburuannya terhadap kitab-kitab yang dimiliki suaminya. Dikisahkan dalam Tarikh Baghdad bahwa az-Zubair Ibnu Bakkar bahwa suatu ketika ia bercengkrama dengan keluarganya. Salah satu keponakannya memujinya bahwa sang paman adalah laki-laki yang sangat baik bagi keluarganya. Salah satu ukurannya, kata keponakannya itu, Zubair tidak melakukan poligami dan juga tidak memiliki budak perempuan. Mendengar pujian dari keponakan suaminya itu, istri Zubair menyahut:
“Demi Allah, kitab-kitab suaminya lebih membuatku cemburu ketimbang ia menambah istri tiga lagi sekalipun”.
Kisah yang mirip juga dituturkan oleh ulama besar Muhammad ibnu Shihab az-Zuhri seperti dilansir dalam “wafayat al-a’yan”. Anis Manshur dalam “Kitab Kulli Ma’ani al-Hubb” juga pernah menceritakan sahabatnya:
Saya memiliki seorang sahabat baik bernama Syaikh Ibrahim al-Ayyasyi. Ia menghabiskan banyak waktunya untuk menulis kitab di kamarnya. Ia memiliki istri yang galak seperti istri seorang filsuf, Socrates. Melihat aktivitas yang dilakukan oleh suaminya yang meskipun jarang keluar dari rumah, tapi hanya sibuk dengan buku-buku, sang istri dari sahabatku ini karena merasa diduakan dengan hal itu, ia membakar buku-buku suaminya.
Anda termasuk orang yang punya pengalaman serupa dengan ulama-ulama di atas?
Puluhan esai menarik karya Muhammad Idris bisa diklik di sini