Tata cara mursyid mentalqin atau mengajarkan/memahamkan/membimbing murid-murid yang akan masuk ke dalam Tarekat Khalwatiyah adalah sebagai berikut:
- Mursyid membaca ta’awudz sambil menggenggam ibu jari murid
- Mursyid memerintahkan murid memejamkan kedua mata
- Mursyid berkata “Dengarkan ucapanku: لا اله الا الله” sementara murid diam sampai mursyid menyelesaikan ucapannnya, lalu murid menirukannya tiga kali sementara mursyid diam dan mendengarkan
- Mursyid membaca al-Fatihah satu kali untuk mendo’akan keadaan hati murid
- Mursyid membaca al-Fatihah satu kali dihadiahkan untuk Nabi Muhammad SAW..
- Mursyid membaca al-Fatihah satu kali dihadiahkan kepada syaikh ahli silsilah Tarekat Khalwatiyah
- Mursyid memerintahkan murid untuk bertaubat, memperbanyak zikir secara terus-menerus
- Mursyid memerintahkan murid untuk melakukan zikir fida’ (Zikir Fida’ adalah zikir dangan kalimat tahlil dengan hitungan 70 ribu kali dengan tujuan untuk menebus diri sendiri atau orang lain dari siksa api neraka) untuk dirinya sendiri sejumlah 70 ribu kali, kemudian membaca do’a:
اللهم ان هذه السبعين ألفا نويت بها فداء نفسي من النار
Ya Allah zikir fida’ 70 ribu ini, aku niatkan untuk menebusku dari api neraka
- Membaca Ayat Kursi tiga kali
- Membaca Ayat Q.S. al-Baqarah: 285–286 3 kali :
آمَنَ الرَّسُولُ بِمَا أُنزِلَ إِلَيْهِ مِن رَّبِّهِ وَالْمُؤْمِنُونَ كُلٌّ آمَنَ بِاللهِ وَمَلآئِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ لاَ نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِّن رُّسُلِهِ وَقَالُواْ سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا غُفْرَانَكَ رَبَّنَا وَإِلَيْكَ الْمَصِيرُ ﴿٢٨٥﴾ لاَ يُكَلِّفُ اللهُ نَفْساً إِلاَّ وُسْعَهَا لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا اكْتَسَبَتْ رَبَّنَا لاَ تُؤَاخِذْنَا إِن نَّسِينَا أَوْ أَخْطَأْنَا رَبَّنَا وَلاَ تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْراً كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِينَ مِن قَبْلِنَا رَبَّنَا وَلاَ تُحَمِّلْنَا مَا لاَ طَاقَةَ لَنَا بِهِ وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا أَنتَ مَوْلاَنَا فَانصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ ﴿٢٨٦﴾
- Membaca ayat 26 – 27 Surat Ali Imran 3 kali :
قُلِ اللَّهُمَّ مَالِكَ الْمُلْكِ تُؤْتِي الْمُلْكَ مَن تَشَاء وَتَنزِعُ الْمُلْكَ مِمَّن تَشَاء وَتُعِزُّ مَن تَشَاء وَتُذِلُّ مَن تَشَاء بِيَدِكَ الْخَيْرُ إِنَّكَ عَلَىَ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ ﴿٢٦﴾ تُولِجُ اللَّيْلَ فِي الْنَّهَارِ وَتُولِجُ النَّهَارَ فِي اللَّيْلِ وَتُخْرِجُ الْحَيَّ مِنَ الْمَيِّتِ وَتُخْرِجُ الَمَيَّتَ مِنَ الْحَيِّ وَتَرْزُقُ مَن تَشَاء بِغَيْرِ حِسَابٍ ﴿٢٧﴾
- Membaca Surat An-Nâs 3 kali
قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ ﴿١﴾ مَلِكِ النَّاسِ ﴿٢﴾ إِلَهِ النَّاسِ ﴿٣﴾ مِن شَرِّ الْوَسْوَاسِ الْخَنَّاسِ ﴿٤﴾ الَّذِي يُوَسْوِسُ فِي صُدُورِ النَّاسِ ﴿٥﴾ مِنَ الْجِنَّةِ وَ النَّاسِ ﴿٦﴾
(Adhwâ’ ‘ala al-Tarekat al-Rahmaniyah al-Khalwatiyah, halaman: 66-69)
- Membaca wirid tambahan yaitu:
- membaca kitab shalawat Dalâil al-Khairât karangan Syaikh Muhammad Jazuli(w. 870 H.)
- membaca doa-doa dan zikir seperti yang diterangkan dalam kitab sunnah, seperti kitab al-Adzkâr karangan imam Nawawi, dan membaca hizib lain seperti hizib bahr karangan Syaikh Abu Hasan al-Syadzili, hizib Falah karangan Syaikh Abdul Hafidz al-Hanaqi, atau hizib-hizib karangan Syaikh Musthofa al Bakri
Dasar-dasar dan Ajaran Tarekat Khalwatiyah
Pada dasarnya Tarekat Khalwatiyah adalah dinisbahkan pada suatu golongan yang menyendiri oleh karena itu dasar berzikir yang dipakai dengan menggunakan kalimat thayyibah yang sesuai dengan sifat khalwah, yaitu Duduk bersila kemudian membaca kalimat لا اله dari bahu sisi sebelah kanan sambil menafikan apa saja selain Allah SWT. dan memukulkan kalimat الا الله ke dalam hati yang berada di bawah payudara sebelah kiri, beserta menetapi keadaan tersebut beberapa saat setelah itu berzikir dengan lafadz Jalalah (الله) dilanjutkan dengan membaca zikir asmâ’ 10 secara berurutan yaitu:
هُوَ، حَقٌّ، حَيٌّ، قَهَّارٌ، وَهَّابٌ، فَتَّاحٌ، وَاحِدٌ، اَحَدٌ، صَمَدٌ، قَيُّوْمٌ
Dengan ketentuan :
- Seorang murid tidak melewati asmâ’ yang kedua sebelum Allah SWT. membuka hati seorang murid pada asmâ’ yang pertama, begitu juga seterusnya pada 10 asmâ’ tersebut
- Hendaklah seorang murid membaca al-Fatihah 100 kali setiap akan melakukan zikir
- Membaca:
اَللهم صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ عَبْدِكَ وَنَبِيِّكَ وَحَبِيْبِكَ وَرَسُوْلِكَ النَّبِيِّ الْأُمِّيِّ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ × 100
Apabila seorang murid telah berhasil memenuhi derajat intiha’ (pamungkas) dari 10 asmâ’ tersebut maka dia termasuk orang yang maftuh (terbuka hatinya), oleh karena itu dia harus menambah bacaan Surat al-Kautsar 100 kali dan kalimat لا اله الا الله حق المبين
sebanyak 100 kali setelah bacaan al-Fatihah 100 kali dan shalawat:
اَللهم صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ عَبْدِكَ وَنَبِيِّكَ وَحَبِيْبِكَ وَرَسُوْلِكَ النَّبِيِّ الْأُمِّيِّ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ × 100
Terkadang para salik duduk melingkar di aula pondok untuk membaca zikir هو, dalam melakukan zikir, para salik mendahulukan sisi kanan lalu memasukkan ke tenggorokan, ke sisi kiri kemudian ke belakang. Hal ini dilakukan baik secara individu maupun berkelompok, sebagaimana yang dilakukan oleh pemimpin tarekat KubRawiyah (pengikut syaikh Najmuddin kubrâ), (Adhwâ’ ‘ala al-Tarekat al-Rahmaniyah al-Khalwatiyah, halaman: 314)
Dalilnya mana ya??? 🤔🤔🤔