Saya sudah lama mendapatkan humor Gus Dur yang satu ini. Tapi lupa, dari mana sumbernya, karena sudah menjadi kebiasaan di forum-forum GUSDURian, para sahabat dan murid Gus Dur saling bertukar joke-jokenya Gus Dur. Jadi dari sosok siapa joke ini keluar, saya lupa.
Suatu ketika Gus Dur mengisi pengajian di daerah Yogyakarta. Sudah menjadi kebiasaan dalam tradisi orang-orang NU, ketika usai pengajian, pulangnya mendapatkan besek atau berkat yang isinya adalah ubo rampe; lauk, nasi, sayur, dan aneka jajan pasar.
Waktu itu, Gus Dur dapat jatah dobel, ada besek yang ukuran besar dan yang ukuran kecil. Maklum saja, yang namanya kiai biasanya disediakan jatah lebih oleh panitia. Apalagi yang ngisi pengajian.
Sudah tidak asing di mata para koleganya, Gus Dur dikenal sebagai sosok yang suka berbagi, kepada siapapun. Ketika pengajian usai, Gus Dur lalu dijemput ajudannya, Zastrow Al-Ngatawi. Di dalam perjalanan Gus Dur bercerita kalau habis pengajian yang larut malam itu kondisinya sangat lapar, namun Gus Dur justru malah membagikan besek yang didapatkannya.
“Trow, ini aku dapat berkat dobel, aku kasih ke kamu satu, ya”.
Gus Dur lalu menyodorkan besek yang paling kecil.
Mungkin batin Gus Dur, ah lumayan masih ada besek yang besar.
“Beneran ini buat saya Gus, bukannya Gus Dur sendiri sedang lapar, biar di makan nanti ketika sampai di penginapan”.
“Ah, gakpopo, panganen wae mengko karo konco-koncomu”. (Ah gakpapa, makan aja nanti sama teman-temanmu).
Ketika sampai di rumah, lalu Zastrow membuka besek tersebut yang ternyata isinya adalah daging semua, tidak ada nasi sama sekali.
“Wah, berarti yang dibawa sama Gus Dur itu nasinya. Lha wong lauknya ada di sini semua.”ujar Zastrow sambil tertawa.
Ternyata Gus Dur salah ngasih besek.