Nahdliyin, menamatkan pendidikan fikih-usul fikih di Ma'had Aly Situbondo. Sekarang mengajar di Ma'had Aly Nurul Jadid, Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton, Probolinggo. Menulis Sekadarnya, semampunya.

Mush’ab bin Umair: Duta Besar Pertama dalam Islam

Husein fahasbu

Mus’ab bin Umair bin Hasyim bin Abdi Manaf, termasuk keturunan Bani Najjar. Istrinya bernama Hamnah bintu Jahsyi, yang merupakan saudari kandung Zainab, istri nabi. Sepeninggal Mus’ab, Hamnah kemudian dinikahi Thalhah bin Ubaidillah.

Mus’ab bin Umair, duta besar pertama dalam Islam. Dari usaha dan jerih payahnya, banyak orang masuk Islam, termasuk para sahabat-sahabat besar masuk Islam di tangan Mus’ab. Ia berkeliling kemana-mana: naik gunung turun lembah untuk mendakwahkan Islam. Bisa disebut ia adalah duta pertama dalam Islam.

Mus’ab termasuk sahabat pertama dalam Islam (al-Sabiqunal al-Awwalun). Ia Masuk Islam ketika nabi masih di Mekkah, tepatnya pada peristiwa Baitul Arqam dan ia berhasil menyembunyikan keislamannya. Tetapi kemudian salah seorang bernama Usman bin Thalhah membocorkan keislaman Mus’ab. Ketika kaum muslimin pertama kali hijrah ke Habasyah, ia ikut hijrah.

Setelah menyatakan keislamannya pada peristiwa Baitul Arqam. Ia diutus oleh nabi untuk mengajarkan agama. Ceritanya, ada rombongan dari Madinah yang diketuai As’ad bin Zararah mendatangi nabi. Setelah mereka menyatakan komitmen pada nabi mereka meminta agar nabi mendelegasikan salah seorang yang akan mengajarkan al-Qur’an. Diutuslah Mus’ab bin Umair.

Dari itu kemudian banyak orang masuk islam melalui perantara Mus’ab. Ketika salah seorang keluarganya tahu status keislamannya, ia kabur dan ikut hijrah ke Habasyah. Dari Habasyah kembali ke Mekkah dan kemudian hijrah kembali ke Madinah.

Baca juga:  5 Fakta Keseharian Kyai Dawam Anwar

Ketika rasul baru membangun tatanan kehidupan sosial di Madinah, salah satu metode yang ditempuh nabi adalah mempersaudarakan antara kaum Muhajirin dan Anshar. Mus’ab ini dipersaudarakan dengan Sa’ad bin Abi Waqqas. Sebagaimana ia juga dipersaudarakan dengan Abu Ayyub al-Anshari.

Di madinah ia membantu perjuangan dan dakwah Islam. Mengikuti perang badar dan perang Uhud. Di perang Badar ia diminta untuk memegang salah satu bendera dan panji kehormatan nabi. Disebut bendera yang dipegang oleh Mus’ab adalah salah bendera kebesaran kaum Muhajirin. Sementara dalam perang Uhud ia kemudian menemui ajalnya dengan kesyahidan.

Ada cerita memilukan tatkala peristiwa perang Uhud yang menjadi sebab kewafatannya. Seperti disebut dalam perang ini Mush’ab adalah orang yang membawa bendera kebesaran nabi. Ketika perang berlangsung dan kaum muslimin sedang ditekan mundur oleh musuh, tiba-tiba ia didatangi oleh Ibnu Qamiah yang sedang menunggangi kuda. Tangan kanan Mush’ab disabet pedang dan akhirnya terputus. Ia kemudian membacakan ayat al-Qur’an dan memegang bendera dengan tangan kirinya.

Selang berapa lama, tangan kirinya juga putus karena sabetan pedang pedang yang sama. Kemudian ia memegang bendera dengan dada yang diapit dua lengan atas. Dan terakhir, Ia mengangkat panji dengan bantuan tombak sebagai bungkusnya dan akhirnya ia wafat sebagai syahid.

Baca juga:  Menghidupkan Gus Dur dan Cerita dari Depok

Ia dikenal sebagai pemuda Mekkah yang ganteng dan dikaruniai banyak kenikmatan, dicintai kedua orang tua dan kerabat-kerabatnnya sendiri tetapi. Ibunya adalah orang kaya, ketika masuk Islam ia kemudian hidup zuhud dan jauh dari nikmat kehidupan. Ia diberi gelar Mus’ab al-Khair. Diceritakan, saking zuhud dan sederhanya, ia hanya memiliki sepotong kain yang tak mampu menutupi seluruh anggota tubuhnya. Jika ditarik ke bagian kepala, kakinya terbuka. Jika ditarik ke kaki kepalanya terbuka.

Para sahabat nabi memang begitu. Mereka siap menukar kebahagiaan dengan kesangsaraan dengan menukar kepentingan dunia dengan kepentingan akhirat. Mus’ab bin Umair adalah salah satu sahabat itu.[]

 

 

Katalog Buku Alif.ID
Apa Reaksi Anda?
Bangga
0
Ingin Tahu
0
Senang
0
Terhibur
0
Terinspirasi
0
Terkejut
0
Lihat Komentar (0)

Komentari

Scroll To Top