Sedang Membaca
Kisah-Kisah Wali (8): Inilah 11 Kitab Karya Kiai As’ad Syamsul Arifin

Nahdliyin, menamatkan pendidikan fikih-usul fikih di Ma'had Aly Situbondo. Sekarang mengajar di Ma'had Aly Nurul Jadid, Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton, Probolinggo. Menulis Sekadarnya, semampunya.

Kisah-Kisah Wali (8): Inilah 11 Kitab Karya Kiai As’ad Syamsul Arifin

Whatsapp Image 2020 05 27 At 8.59.02 Pm

Hampir semua segmen kehidupan dan medan perjuangan pernah dijalani oleh mendiang Kiai As’ad Syamsul Arifin. Ia adalah seorang kiai yang mengasuh pesantren besar, pemikir yang ide-idenya selalu ditunggu, pernah berdagang nampan di masa mudanya, pejuang kemerdekaan, singa podium yang khutbah-khutbah ditunggu-tunggu jutaan umat dan ia pernah aktif dalam dunia politik, sebagai bukti beliau pernah aktif di Majelis Konstituante dan konon pernah ditawari Jabatan Menteri Agama oleh Soekarno pada era Nasakom namun beliau menolak.

Sebenarnya masih ada satu etape hidup Kiai As’ad yang banyak tidak diketahui publik. Yaitu Kiai As’ad sebagai penulis. Dalam arsip Pesantren Sukorejo, terdapat beberapa karya tulis yang merupakan buah karya dari Kiai As’ad. Hampir ada 11 karya yang beliau lahirkan dalam berbagai bidang, seperti fikih, akidah, tasawuf, tarikh dan beberapa syair-syair Madura.

Jika ditilik dari isi karya-karya Kiai As’ad, tampaknya tulisan beliau lebih kepada tulisan reflektif menyikapi persoalan-persoalan yang muncul pada waktu itu. Dan objek dari tulisan tersebut adalah masyarakat awam di Madura dan sekitar Tapal Kuda. Maka tidak heran, ada beberapa karya yang oleh beliau disusun menggunakan bahasa Madura.

Berikut beberapa karya tulis Kiai As’ad yang sempat didokumentasikan oleh pihak pesantren.

  1. Syair Akidah Asya’ari-Maturidi berbahasa Madura bertajuk “Aqaid Saeket”.
Baca juga:  Mengenal dan Menjaga Warisan Kiai Hasyim Asy’ari

Aqaid Saeket yang bermakna akidah 50 adalah karya Kiai As’ad menjelaskan akidah Asya’ari-Maturidi, meliputi rukun Islam, rukun Iman, konsep Ihsan, Karya ini sampai sekarang menjadi bacaan rutin di Pesantren Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo dan beberapa daerah di Tapal Kuda umumnya menjalang salat Isya’. Konon syair ini adalah karya Kiai As’ad Syamsul Arifin dan ayahandanya, Kiai Syamsul Arifin.

  1. Konsep Ekonomi Islam

Ditulis dengan bahasa arab pegon setebal 31 halaman. Dalam catatannya, kitab ini ditulis pada saat malam pemilihan umum yang pertama (1 Jumadil Awal 1375 atau Desember 1955). Dalam kitab ini beliau banyak mengutip beberapa ayat al-Quran, hadis-hadis nabi seputar asal usul kehidupan, bercocok tanam dan pedoman mencari rezeki. Pendek kata, dalam karya ini Kiai As’ad tampak menghadirkan prinsip-prinsip umum dalam Islam berkaitan dengan masalah ekonomi.

  1. Risalah Salat Jumat.

Kitab setebal 19 halaman ini berisi permasalahan yang berkaitan dengan salat Jumat. Dalam menguatkan pendapatnya, Kiai As’ad banyak mengutip kitab-kitab muktabar dalam mazhab Syafi’iyah, seperti al-Umm, al-Fiqh ala Mazahib al-Arba’ah, dan Nihayah al-Muhtaj.

  1. Isra’ Mikraj.

Karya ini lebih kepada refleksi Kiai As’ad terhadap peristiwa Isra’ Mikraj nabi Muhammad Saw. Dalam catatan, kitab ini ditulis 27 Syawal 1391 atau bertepatan dengan 17 Desember 1971. Sampai saat ini, ketika perayaan Isra’ Mikraj di Pesantren Sukorejo, karya Kiai As’ad ini selalu dibaca secara bersama dipandu oleh beberapa santri yang ditunjuk oleh panitia.

  1. Tsalast Risa’il
Baca juga:  Fenomena Suhita: Kebangkitan Sastra Pesantren?

Kitab ini terdiri dari tiga pembahasan. Pertama, masalah hakikat Asya’irah, kedua tentang Qidaniyah atau Ahmadiyah, ketiga, membahas masalah akidah, syariah dan akhlak dalam pandangan Ahlussunah Waljamaah. Dalam kata pengantarnya, materi dalam kitab ini diadaptasi dari beberapa kitab di antaranya, Mafahim Yajibu al-Tusahhah karya Sayyid Muhammad al-Maliki, Rijal al-Fikr wa al-Dakwah fi al-Islam karya Abu Hasan Ali al-Nadwi, Tarikh Madzahib al-Islamiyah fi al-Siyasah wa al-Aqaid karya Abu Zahro, Hidayah al-Mahdin karya Syaikh Yusuf Akhi al-Sya’labi, Kasyaf al-Syubhah an Jama’ah al-Tablighiyah karya Ahmad Abdul Qadir al-Maulawi.

  1. Hadzihi Risalah lidzikri bai’ah wa silsilah al-Qadariyah wa al-Naqsyabandiyah.

Buku setebal 28 Halaman ini berisi silsilah tarekat Qadiriyah dan Naqsyabandiyah dalam bahasa Madura. Dalam keterangannya, Kiai As’ad memperoleh ijazah tarekat Qadiriyah dan Naqsyabandiyah ini dari dua mursyid sekaligus. Pertama Syaikh Ahmad Khotib Sambas dan kedua Kiai Jazuli Tattango Pamekasan Madura.

  1. Tarikh Perjuangan Islam Indonesia.

Kitab ini berisi sejarah atau tarikh penyebaran Islam di Indonesia. Terdiri dari 43 halaman, tulisan arab berbahasa Indonesia.

  1. Risalah Tauhid

Kitab berbahasa Madura ini terdiri dari 42 halaman. Jika melihat isi dari keseluruhan kitab ini, maka kitab ini seperti sebagai bekal bagi alumni Pesantren Sukorejo ketika terjun di masyarakat.

  1. Al-Aurad al-Yaumiyah.
Baca juga:  Cara Gus Dur Membuat Humor: "Belanja" dari Gus Mus

Karya ini lebih kepada dokumentasi wirid-wirid Kiai As’ad sehari-hari. Ukurannya juga praktis, buku saku bisa dibawa kemana-mana. Terdiri dari 65 halaman.

  1. Al-Risalah al-Maimunah fi al-Ahkam al-Intikhabat al-Ammah

Sesuai dengan judulnya, karya ini adalah pandangan Islam terhadap politik. Diformat dengan tanya jawab, buku ini seperti diproyeksikan untuk menyikapi pemilu. Dan bagaimana pedoman memilih dalam pemilu.

  1. Wudhuh al-Dalail

Kitab yang terakhir ini lebih kepada karya terjemah Kiai As’ad atas kitab yang bertajuk Tanbih al-Ghafil wa Irsyad al-Mustafid al-Aqil karya Sayyid Abdullah ibn Sadiq ibn Dahlan.

Itulah sekilas karya-karya yang ditulis oleh Kiai As’ad Syamsul Arifin. Menarik karena Kiai As’ad termasuk kiai dengan mobilitas yang tinggi, mengurusi NU, pesantren, umat dan bahkan masalah kenegaraan tetapi ia masih sempat menulis. Tentu ini bukan pekerjaan yang mudah. (Sumber: Kharisma Kiai As’ad di Mata Umat karya Syamsul A. Hasan)

Katalog Buku Alif.ID
Apa Reaksi Anda?
Bangga
1
Ingin Tahu
0
Senang
1
Terhibur
0
Terinspirasi
1
Terkejut
1
Lihat Komentar (0)

Komentari

Scroll To Top