Boy Ardiansyah
Penulis Kolom

Guru Madrasah, Mahasiswa Pascasarjana Institut Pesantren KH Abdul Chalim Pacet Mojokerto.

Pengalaman Ngaji dengan Kiai Marzuki Mustamar Ketua PWNU Jatim

244505966 3972250682886680 2877219270131018920 N

Akhir Desember tahun 2017, KH Abdurrahman Navis, Lc yang saat itu menjabat Direktur Utama ASWAJA NU Center PWNU Jatim meneruskan pesan Kiai  Marzuki Mustamar ke group WhatsApp yang saya ikuti. Kalau tidak salah ingat pesan Kiai Marzuki isinya ‘Assalamualaikum, insyallah mulai Sabtu depan ba’da magrib saya ngaji rutin di musholla PWNU Jatim.

Saya yang setiap Sabtu ba’da ashar mengikuti Kajian Islam Ahlussunnah Wal Jamaah (Kiswah) yang diadakan oleh ASWAJA NU Center PWNU Jatim di musholla dengan otomatis juga berkeinginan mengikuti ngaji Kiai Marzuki ba’da Maghrib.

Tahun itu saya belum pernah mendengar ngaji Kiai Marzuki sama sekali, meskipun sering melihat sekilas-sekilas di baliho pengajian umum di daerah saya dan TV 9. Kala ngaji pertama bersama Kiai Marzuki yang saat itu belum menjabat sebagai ketua PWNU Jatim, diikuti sekitar 15 jamaah, sudah termasuk beberapa crew TV 9.

Kiai Marzuki keluar dari mobil dengan membawa kitab Shahih Bukhari, saya pun menyambut pengasuh pondok pesantren Sabilulrosyad, Gesek Malang, dan mencium tangan beliau.  Tentunya saya tidak melewatkan kesempatan berfoto dengan beliau.

Selain menjelaskan kitab hadist yang paling mashur itu, Kiai Marzuki membawa beberapa lembar kertas yang kemudian saya ketahui adalah hasil Bahsul Masail NU yang saat ini telah dikumpulkan menjadi buku  dengan judul “NU Menjawab Problematika Umat: Keputusan Bahtsul Masail PWNU Jawa Timur” terdiri dari dua jilid.

Baca juga:  Ziarah Makam Adipati Terung

Ingat betul pertama ngaji saya mencatat poin penting nasehat Kiai Marzuki bahwa jangan lupa bersyukur dan harus menjaga NKRI.

“Di Timur tengah hidupnya iman tetapi tidak aman, di Barat hidupnya aman tetapi tidak iman. Kita di Indonesia hidup dengan iman dan aman, mari kita syukuri dan jaga NKRI,” Dawuh Kiai Marzuki dalam ingatan saya.

Ngaji rutin Sabtu malam Kiai Marzuki dengan kitab Shahih Bukhari hanya berlangsung beberapa pertemuan. Kiai Marzuki kemudian berpindah menjelaskan kitab an-Nushush al-Islamiyah fi Radd ala Madzhab al-Wahabiyyah karya Kiai Muhammad Faqih bin Abdul Jabbar, pengasuh Pesantren Maskumambang, Gresik. Kitab ini juga telah di ulas pada sajian khusus alif.id oleh M. Bagus Irawan,  Editor buku “Menolak Wahabi’ yang merupakan terjemah dari kitab Kiai Faqih Maskumambang.

Alhamdulillah saya ngaji dengan Kiai Marzuki sampai khatam kitab an-Nushush al-Islamiyah fi Radd ala Madzhab al-Wahabiyyah. Kemudian Kiai Marzuki berpindah mengaji kitab yang beliau tulis Al Muqtatofat li Ahlil Bidayat sampai khatam. Setelah itu Kiai Marzuki mengaji bersama jamaah PWNU Jatim kitab Mukhtarul Ahadits sampai sebelum Pandemi Covid-19 melanda negeri ini yang mengharuskan ngaji rutin Kiai Marzuki harus diliburkan.

Selama tiga tahun ngaji dengan Kiai Marzuki saya sangat melihat keikhlasan beliau untuk membina akidah umat agar tetap Ahlussunnah Wal Jamaah dan tetap NKRI. Kiai Marzuki bahkan setiap ngaji membawa makanan ala santri untuk dimakan jamaah setelah acara ngaji selesai.

Baca juga:  Pemenang Lomba Menulis Ramadan Berkah (1): Ibadah Puasa di Tengah Corona

Ngaji rutin Kiai Marzuki baru  di mualai kembali pada Rabu, (15/12/2021) sekaligus Tahlil Korban Erupsi Gudung Semeru di aula KH Bisri Syamsuri kantor PWNU Jatim, Surabaya. Pada akhir ngaji Kiai Marzuki juga memimpin doa untuk kelancaran Muktamar ke-34 di Lampung. Setelah ngaji Kiai Marzuki langsung berangkat menuju lampung mengunakan jalur darat.

Pada akhirnya saya berdoa, dan memohon doa kepada pembaca alif.id untuk Kiai Marzuki. Semoga beliau sehat dan senantiasa diberi kekuatan, kesabaran untuk menjaga umat Islam khusunya di Jawa Timur agar tetap Ahlussunnah Wal Jamaah an-Nahdliyah dan tetap NKRI marga mati.

Katalog Buku Alif.ID
Apa Reaksi Anda?
Bangga
0
Ingin Tahu
0
Senang
0
Terhibur
0
Terinspirasi
0
Terkejut
0
Lihat Komentar (0)

Komentari

Scroll To Top