(L. 7 Juli 1923)
Tokoh ini mempunyai pengetahuan yang luas dalam ilmu agama serta mempunyai wawasan berpikir yang jauh ke depan. Ia sangat konsen dengan dunia pendidikan. Masa mudanya dihabiskan untuk menuntut ilmu dan berorganisasi. Pada masa revolusi ia ikut berjuang di Jawa. Karena pada waktu itu ia sedang belajar di Gontor dan Padang. Muchyar dengan segudang pengalamannya pernah aktif dalam kegiatan politik dan sempat menjadi anggota BPH Provinsi Kalimantan Selatan sekitar tahun 60an dan Anggota DPRD Provinsi Kalimantan Selatan tahun 80an.
H. Mucyar Usman, kelahiran Barabai 7 Juli 1923, bersama isterinya Hj. Masitah dan enam orang anaknya Hj. Fardiannah, Fauzannah, Faizah Helwaniah, Fauzniah, Fachriati, dan Firyal, tinggal di Banjarbaru.
Melihat latar belakang pendidikan yang pernah ditempuh Muchyar, tampak sekali bahwa beliau sejak kecil memang telah dicita-citakan oleh kedua orangtuanya untuk menempuh jalur pendidikan agama. Setelah menyelesaikan pendidikan tingkat dasar Vervolgschool, beliau meneruskan ke sekolah yang lebih tinggi yakni masuk Madrasah tingkat Tsanawiyah dan Aliyah di Gontor dan Padang. Sepulang dari Padang, Muchyar terus memperdalam pengetahuannya dan setelah itu masuk Institut Agama Islam Negeri.
Ternyat apa yang diinginkan oleh kedua orangtuanya yakni H. Usman Abubakar dan Hj. Hafsah, bagi masa depan Muchyar hampir terkabulkan semuanya. Karier urang Barabai ini dimulai dengan pimpinan Madrasah Muallimin Barabai, kemudian ikut terlibat sebagai pendiri dan sekaligus pengajar pada IAIN Antasari Banjarmasin, dan terakhir beliau sempat pula mendirikan SMA GUPPI di Banjarbaru.
Tokoh yang mempunyai prinsip berjuang tanpa pamrih ini, sempat menjadi Anggota TNI Resimen 28 Divisi V Pati (Jawa Tengah) pada zaman revolusi. Itulah pula yang menjadikan keseharian beliau selalu disiplin dan terus berjuang dari waktu ke waktu. Sekarang ini ia dipercaya menjadi ketua Majelis Ulama Indonesia Kota Banjarbaru dan sebelumnya Muchyar juga aktif sebagai salah seorang wakil Ketua majelis Ulama Indonesia Provinsi Kalimantan Selatan dan ikut mengembangkan Lembaga Pengembangan Tilawatil Quran.
Tokoh Pendiri Hulu Sungai Tengah yang satu ini juga aktif sebagai pengasuh pada Sekolah Pendidikan Islam Terpadu Qardhan Hasana Banjarbaru.
Sumber Naskah: Tim Penulis LP2M UIN Antasari Banjarmasin dan MUI Provinsi Kalimantan Selatan.